Chapter 12

7.8K 392 2
                                    

"Ken, apa permainanya belum selesai? Lihatlah sudah malam, Abey harus tidur," ucap Lena pada Ken yang masih asyik bermain game online sejak tadi.

"Sebentar lagi."

"Abey, kau harus tidur nak, mainnya dilanjutkan besuk, oke?"

"Tanggung Mom, sebental lagi."

"Abey, ini sudah malam."

"Iya Mom. Tapi Daddy belum selesai."

"Ken!! Hentikan permainan bodoh itu, atau kau pergi dari apartemen ini sekarang juga!!!"

"Ya!! Kenapa kau marah-marah seperti itu!" jawab Ken kesal.

"Ken!!!!!!"

"Oke, fine! Sudah selesai! Ayo Abey, kita harus tidur, agar Mommy tidak mengamuk."

"Jangan lupa gosok gigi, cuci tangan dan kaki Abey!" suruh Lena pada Ken.

"Berani-beraninya kau menyuruh bosmu seenak dirimu seperti itu!" ucap Ken berkacak pinggang tidak terima.

"Baiklah. Ayo Abey. Ikut Mommy. Daddy-mu tidak mau mengurusmu," ucap Lena bangkit dari duduknya dan menggamit lengan Abey.

"Tidak perlu. Biar Abey bersamaku saja," ungkap Ken cepat, dengan merebut lengan Abey yang dipegang Lena.

Mau tidak mau Ken menuruti perkataan Lena. Ia tidak mau dianggap tidak bertanggung jawab pada Abey. Dan ia tidak mau dipisahkan dari Abey.

***

"Siapa dia?"

"Siapa anak kecil itu?"

"Kenapa aku tak mengetahui apa-apa?"

Seseorang itu mulai mengambil ponsel dan mendial nomor orang kepercayaannya.

"Hallo, cepat cari informasi selengkap-lengkapnya tentang Abigail Magdalena Dalton."

"....."

"Ya, ku harap besuk pagi aku sudah mendapatkan informasi itu."

"......"

"Dan ingat! Jangan beri tahu siapapun."

"...."

Tuttt tuttt

"Tunggu aku, Lena. Aku akan memperbaiki semuanya. Walaupun memang kita tidak pernah memulai apapun sebelumnya, entah mengapa melihatmu bersama orang lain membuatku ingin menghabisi orang itu."

Begitulah seruan batin seseorang yang sejak beberapa hari lalu memantau Lena dari jarak yang sengaja diciptakan agar perempuan itu tidak menyadari kehadirannya.

Dan sekarang ia tengah memantau di luar apartemen milik Lena, dari dalam sebuah mobil sport silver yang ia tumpangi.

***

Pagi itu, Ken, Abey dan Lena tengah sarapan bersama di meja makan seperti biasanya. Setelah selesai, Lena bersiap mengganti kaos dan celana pendeknya dengan setelan kemeja dan rok span yang biasa ia gunakan untuk kerja.

Saat sedang berjalan menuju kamarnya, tiba-tiba ponsel Lena yang berada di atas sofa berbunyi. Melihat nomor yang tidak dikenal tertera di ponselnya membuat Lena mengernyitkan dahinya. Mau tidak mau Lena mengangkat panggilan tersebut, takut jika ada sesuatu yang penting.

"Hallo?"

"Lena?"

"Maaf, siapa?"

"Ini aku, Mike."

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang