Chapter 38

4.8K 228 10
                                    

"Apa yang sedang kau fikirkan Lena?"

Lena tersadar dari lamunannya. Ia menolehkan wajahnya ke arah sumber suara itu. Lena tersenyum tipis, "Tidak ada."

"Sejak kapan kau datang? Kenapa kau tidak memencet bel dulu Hana?" lanjut Lena.

Hana memutar kedua bola matanya, "Aku sudah memencet bel apartemenmu berulang kali Lena."

"Benarkah? Aku tidak mendengar apapun."

Hana menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur Lena, "Tentu saja, karena kau sedang melamun."

"Aku tidak melamun Hana." Lena berjalan mendekati tempat tidur, ikut berbaring memposisikan tubuhnya di samping Hana, menatap langit-langit kamar apartemen miliknya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Hana memutar tubuhnya menghadap Lena. Menyamping, bertumpu pada sebelah tangannya.

"Tidak ada. Hanya, emm... masalah kecil," jawab Lena ragu. Masalah kecil yang sukses membuat hatimu kecewa, Lena.

Hana mendelikkan matanya ke arah Lena. "Kau tidak pandai berbohong Lena. Kita sudah berteman lama, kau bisa menceritakan semua masalahmu kepadaku."

Lena memang kerap menyembunyikan segala masalahnya untuk dirinya sendiri. Karena ia tak mau membebani orang lain dan membuat mereka cemas.

Lena tersenyum kecut, "Tidak ada, lupakan. Oh ya, ada perlu apa kau kemari?"

Hana mendesah pelan. Ia tau bagaimana sifat Lena. Wanita itu tidak pernah mau membagi masalahnya dengan orang lain. Wanita itu selalu ingin terlihat kuat dan baik-baik saja di depan semua orang, "Aku ingin bertemu Abey, dimana gadis kecil itu?"

"Dia menginap di rumah Dad. Mom libur beberapa hari," jawab Lena dengan mata terpejam.

"Woahh! Baiklah bagaimana jika hari ini kita berbelanja di mall, menghabiskan uang Daniel?" tanya Hana dengan mata berbinar.

"Ck! Kau ini. Jangan terlalu boros Hana. Kasihan Daniel."

"Huft, uang Daniel tidak akan habis semudah itu Lena. Menraktirmu berbelanja bukan masalah berat untuk keuangan keluarga kami," jelas Hana.

"Tetap saja Hana. Kau harus belajar berhemat."

Hana bangkit dari tidurnya. Ia duduk bersila menghadap Lena yang masih setia memejamkan matanya. "Oh ayolah, aku pasti akan belajar untuk berhemat nanti, tapi tidak untuk hari ini. Ayo, please Lena, temani aku belanja ke mall hari ini saja."

Lena diam tidak berniat meladeni rengekan sahabat sekaligus sepupunya itu.

"Lena...." rengek Hana.

Lena hanya berdehem merespon panggilan Hana.

"Lena... Please," ucap Hana dengan wajah memohon pada Lena.

Huft, sepertinya ide Hana tidak terlalu buruk. Lagipula, aku butuh refreshing untuk saat ini.

Lena beranjak dari tidurnya. Menuruni tempat tidur.

"Kau mau kemana?" tanya Hana bingung.

"Ganti baju lalu ke mall. Apa kau sudah berubah pikiran?"

Hana memekik girang mendengar jawaban Lena. "Cepatlah Lena. Ganti baju lusuhmu itu dan berdandanlah yang cantik. Kita akan bersenang-senang hari ini," ucap Hana girang, dengan setengah berteriak seraya pergi keluar dari kamar Lena.

Lena mengernyitkan dahinya. Baju lusuh? Ia menundukkan kepala mengamati kaos pendek yang melekat di tubuhnya. Sedetik kemudian ia menggaruk-garuk rambutnya yang berantakan, ternyata benar-benar lusuh.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang