Satu minggu menjelang pernikahan.
Persiapan pernikahan yang telah dilakukan selama satu bulan terakhir bisa dikatakan telah rampung sepenuhnya. Mulai dari makanan, tempat resepsi, dekorasi, souvenir, serta printilan-printilan kecil lainnya, semuanya sudah dipersiapkan dan diatur sedemikian rupa oleh Sena dan Roseline yang terlihat sangat kompak. Kedua wanita paruh baya yang tidak berbeda jauh umurnya itu kini bak sahabat karib yang sering menghabiskan waktu bersama untuk mempersiapkan segala macam keperluan pernikahan putra-putri mereka.
Sena terlihat sangat antusias mengingat ini adalah pernikahan pertama putra tunggalnya, setelah hampir dua puluh tujuh tahun ia menanti momen-momen bersejarah ini, akhirnya ia bisa merasakan bagaimana kerepotan dan keseruan dalam mempersiapkan pernikahan.
Tak jauh berbeda dengan Sena, Roseline pun menyambut rencana pernikahan ini dengan tidak kalah antusiasnya. Meskipun ini bukanlah pernikahan pertama bagi putrinya, namun, Roseline begitu bersemangat dalam mempersiapkan segala keperluan pernikahan, apalagi kini ia mempunyai seorang partner seperti Sena yang memiliki selera yang sama dengannya, sehingga mereka tidak perlu melalui drama percekcokan dalam menentukan pilihan atas segala sesuatunya.
Tidak ada kendala yang berarti selama mempersiapkan segala keperluan pernikahan. Hanya saja yang menjadi permasalahan saat ini justru datang dari sang mempelai pria---Kenward Akano Nikolai---yang justru terlihat semakin sibuk dengan urusan kantornya menjelang hari-H pernikahannya. Laki-laki itu selalu pulang tengah malam dengan wajah kusutnya yang kentara, memudarkan ketampanan yang seharusnya ia jaga sampai hari-H pernikahan. Aura kebahagiaan calon pengantin pun terancam tergantikan dengan aura lesu, akibat otak lebih didominasi dengan bayangan setumpuk kertas dokumen pekerjaan daripada bayangan akan malam pertama. Menyedihkan.
Sena keluar dari mobil Range Rover silvernya setelah seorang laki-laki tegap berjas hitam membukakan pintu untuknya. Nikolai Corp, tulisan itu terpampang nyata di atas pintu masuk utama gedung perkantoran dimana anak semata wayangnya tengah mengubur dirinya bersama setumpuk pekerjaan sialan yang datang tidak tepat waktu. Bagaimana bisa Kenward sesibuk itu sedangkan Freddy Nikolai tengah bersantai di halaman belakang mansion ditemani secangkir kopi hangat mengepulnya?
Sena kembali berdecak sebal saat mengingat hal itu.
"Kau bisa langsung kembali ke mansion, Josh. Aku akan pulang bersama putraku, aku harus menyeret bocah itu pulang saat ini juga bagaimanapun caranya," ucap Sena pada sopirnya yang baru saja selesai menutup pintu mobil.
Laki-laki bernama Josh itu mengangguk sambil tersenyum tipis. "Baik, Nyonya," jawabnya tanpa berani menolak perintah Nyonya Besarnya.
Sena segera membawa langkahnya memasuki gedung kantor milik suaminya itu. Dua orang security yang berjaga menyapanya di depan pintu masuk, beberapa karyawan yang tengah berlalu lalang di lobi pun turut menganggukkan kepala sambil melemparkan senyum ke arahnya. Sena membalas sapaan para karyawan suaminya itu singkat sambil berjalan menuju lift khusus yang hanya boleh dipakai untuk para petinggi perusahaan saja.
Lift berhenti di lantai teratas gedung Nikolai Corp. Sena keluar dari kotak baja itu dan langsung menuju ke satu-satunya ruangan yang ada di sana. Wanita paruh baya dengan rambut tersanggul rapi itu sedikit mengernyitkan dahi kala melintasi meja sekretaris yang kosong tak berpenghuni. Kemana perginya Nick?
Tanpa mau bersusah payah untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, Sena menyelonong masuk ke dalam ruangan dengan tulisan CEO's Room menggantung di atasnya begitu saja. Membuat Nick, yang berdiri tak jauh di balik pintu sedikit berjenggit kaget.
"Mrs. Nikolai," sapa Nick begitu melihat istri Boss-nya memasuki ruangan dengan wajah yang terlihat kurang bersahabat.
"Apa Mommy harus membatalkan pernikahanmu, Ken?" Sena duduk dengan anggun di atas sofa yang tersedia di sana. Mengabaikan sapaan Nick, karena kekesalannya semakin memuncak begitu mendapati Kenward yang tengah serius mendengarkan penjelasan dari salah satu karyawan perusahaannya. "Kalau memang iya, Mommy dengan senang hati akan melakukannya. Mommy rasa, masih banyak laki-laki di luar sana yang mau menikah dengan calon istrimu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
RomantizmRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...