BAGI VOTE BOLEH KALI YA HEHE
Beri aku suntikan semangat dengan menekan tanda bintang di pojok kiri bawah layar ponsel kalian:)
Terimakasih❤❤❤
Lena berdiri di depan kaca yang teramat besar, yang menghadap ke jalanan kota Manchaster dari kamar apartemennya. Jalanan Manchaster begitu lengang saat ini. Hanya ada beberapa kendaraan pribadi yang melintas sesekali.
Dengan mensedekapkan tangannya, pikiran Lena mulai melanglang buana, membawa dirinya merenungi perjalanan hidupnya yang terasa sedikit berat beberapa saat yang lalu. Membawa pikirannya kembali tertuju pada satu sosok yang telah mampu menorehkan luka yang begitu dalam padanya, lantas memberikan kebahagiaan yang tak terkira seperti saat ini.
Kenward Nikolai.
Sosok yang beberapa saat yang lalu sempat meninggalkannya. Meninggalkannya seorang diri tanpa kejelasan. Sosok yang membuat hari-harinya menjadi begitu berat untuk ia jalani seorang diri, begitu berat sebab ia harus berpura-pura bersikap baik-baik saja, meskipun pada kenyataannya adalah sebaliknya.
Namun, itu dulu. Kini hari-hari dilalui Lena dengan penuh suka cita.
Segala permasalahan pribadi antara dirinya dan Ken telah selesai. Permasalahan yang sejatinya hanya bermuara pada sifat kurang pendirian yang dimiliki oleh Ken, yang berimbas pada Lena. Membuat Lena yang pada dasarnya bukanlah tipe orang yang meledak-ledak lebih memilih untuk mundur dan memasrahkan segalanya, membiarkan semuanya berjalan sesuai dengan alur yang telah ditentukan oleh-Nya, hingga sang waktulah yang pada akhirnya menjawab segalanya.
Katakanlah Lena begitu pengecut. Karena wanita itu lebih memilih untuk mundur, menjauh, dan menghilang daripada terus maju berjuang untuk meminta kejelasan. Namun sekali lagi, Lena bukanlah apa-apa. Ia cukup sadar diri mengenai statusnya. Status yang membuatnya tidak memiliki hak apapun bahkan hanya untuk sekedar bertanya mengenai kejelasan dirinya yang menyangkut urusan pribadi laki-laki itu.
Masa itu hanyalah masa lalu. Biarkan masa itu tetap dikenang olehnya. Toh, kini Ken telah kembali padanya. Meskipun waktu dua bulan bukanlah waktu yang singkat bagi seorang Lena merasakan kesakitan yang berasal dari dirinya sendiri---setidaknya itulah pemikiran Lena---namun wanita itu telah memilih jalannya. Wanita itu memilih untuk memaafkan dan memberikan kesempatan kedua untuk laki-laki itu.
Semua terasa begitu menyenangkan bagi Lena. Hidupnya kembali cerah dan berwarna seperti sedia kala. Awan mendung yang sempat menyelimutinya perlahan telah menghilang, berganti dengan sinar matahari yang terasa begitu menghangatkan.
Semuanya terasa begitu indah dan mudah. Lena sempat berpikir jika kehidupan asmaranya akan sama seperti telenovela yang tayang di televisi setiap harinya, dimana sang mantan yang akan kembali mengusik jika pasangannya telah mulai menapaki kebahagiaannya bersama orang lain. Namun ternyata hal itu tidak terjadi pada kisahnya, atau mungkin belum?
Lena mendesah pelan. Ia tidak tau, ia hanya bisa berharap jika hal itu tidak akan pernah terjadi dalam kisahnya.
Lena terkikik geli. Ia mendadak mengingat sesuatu. Bukankah hal itu sudah terjadi padanya? Bukankah Nathan juga seperti itu?
Lena menghela napas pelan lantas memejamkan matanya. Lirih ia berharap dalam hati semoga Jessie tidak seperti Nathan. Semoga wanita itu tidak kembali mengusik Ken sama seperti ketika Nathan yang kembali mengusik dirinya beberapa bulan yang lalu, walaupun pada akhirnya laki-laki itu telah merelakan dirinya untuk Ken saat ini.
Lena sedikit tersentak, membuka matanya ketika sebuah tangan melingkari pinggang rampingnya. Memeluk dirinya dari belakang. Membawa dirinya kembali ke dunia nyata meninggalkan lamunan dan segala pengharapannya akan sosok Jessie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
RomanceRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...