Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Abey. Apa kau bisa memakai sepatumu sendiri?" teriakan Lena terdengar menggema di sebuah apartemen di kota Manchaster pagi itu.
"Aku akan mencobanya, Mom," sahut seorang anak kecil yang sudah cantik dengan dress bermotif bunga-bunga kecil selututnya.
Begitulah rutinitas Lena. Seperti pada pagi-pagi sebelumnya, saat ini Lena sedang mempersiapkan segala keperluan putrinya sebelum ia berangkat ke kantor.
Abigail Magdalena Dalton, biasa dipanggil Lena. Wanita cantik berusia dua puluh tiga tahun. Semua kehidupan yang dijalaninya berjalan seperti layaknya drama korea yang selalu ia tonton saat akhir pekan untuk mengisi waktu liburnya dan sampai sekarang ia merasa belum berada di titik ending dari drama kehidupannya. Yeah, kehidupan tidak akan semudah itu untuk dilalui, bukan?
"Abey, apa kau sudah siap, Nak?" tanya Lena berjalan menghampiri putri kecilnya.
"Sebental Mom, ini sangat susah," jawab Abey. Putri kecilnya itu kini terlihat tengah berusaha sekeras mungkin untuk memakai sepatu mungilnya, ia terlihat sedikit kepayahan saat hendak merapikan tali sepatunya. Harap untuk dimaklumi karena bocah itu baru berumur tiga tahun.
Abey adalah putri Lena. Lena memang seorang singleparent di usianya yang masih terbilang muda. Tapi tak apa, toh ia sangat bahagia karena Tuhan menitipkan Abey padanya.
"Sini, Nak, biar Mom bantu," tukas Lena. Ia lantas mengambil alih sepatu kecil dari tangan Abey. Lena berjongkok, berusaha mensejajarkan dirinya dengan Abey.
"Baik Mom. Telimakasih Mom. Aku menyayangimu Mom," jawab Abey seraya mencium kening ibunya yang sedang menunduk memasangkan sepatu di kakinya.
"Aku juga menyayangimu, Sweetheart. Ayo kita sudah hampir terlambat!" ucapnya.
Dengan menggandeng tangan putrinya, Lena keluar dari apartemen miliknya.
Apartemen Lena cukup mewah. Tidak terlalu mewah, hanya cukup. Karena jika dibilang sederhana juga tidak sederhana, dan jika dibilang mewah rasanya sangat berlebihan.