Ken dengan langkah tergesa menuju arah parkiran dimana mobilnya berada. Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, sehingga membuatnya mempercepat langkahnya.
Setelah berada di dalam mobil, dengan segera Ken memasukkan gas, dan melaju dengan kecepatan penuh. Hingga mobil sport milik Ken terlihat tengah membelah jalanan kota Manchaster sore hari itu.
Setelah sampai di tempat tujuan, Ken segera memarkirkan mobilnya dan bergegas masuk ke salah satu apartemen di Kota Manchaster.
Ken terlihat nampak kesal, karena sedari tadi ia menekan bel, tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam apartemen itu.
Apa mereka sedang keluar? Bukankah Lena sudah pulang sejak jam empat tadi? Tapi kenapa apartemennya sepi seperti ini?gerutu Ken dalam hati.
Ya, sekarang Ken berada di depan pintu apartemen Lena, dengan pakaian acak-acakan seperti orang frustasi dan terduduk di lantai seperti pengemis jalanan.
Ia sedang berusaha menunggu kepulangan sang pemilik apartemen, karena tak mungkin jika ia harus pulang ke mansion dengan membawa beban rindu yang sangat amat berat.
Haha ... Kau aneh Ken, kau bahkan baru meninggalkannya semalam, dan sekarang lihatlah dirimu yang menyedihkan ini, batin Ken menertawai dirinya sendiri.
Disaat Ken tengah meratapi nasibnya. Tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang ia rindukan dan tunggu sejak tadi.
"Daddy!!!" teriak seorang anak kecil, yang tengah berlari ke arahnya.
Ken menoleh, sedetik kemudian ia berdiri dan mengembanglah sebuah senyum di bibirnya.
"Hati-hati, my little girl, jangan berlari nanti kau jatuh. Kemarilah!" ucap Ken seraya merentangkan tangannya meraih tubuh kecil itu.
"Daddy! Aku melindukanmu."
"Daddy juga, sangat."
Disisi lain, Lena yang tengah mencari kunci apartemen nya di dalam tas, seketika terhenyak saat putri kecilnya meneriakkan kata 'daddy'.
Dan di dalam penglihatan Lena saat ini, terlihat seorang Ken, atasannya, tengah memeluk putri kecilnya dengan penuh rasa rindu.
Damn! Kenapa dia ada di sini? batin Lena.
Ya. Jika kalian mengira bahwa Ken merindukan Lena. Kalian salah besar. Sangat salah. Karena Ken merindukan putri kecilnya, Abey, dan bukan Lena.
Entah mengapa, tidak bertemu dengan Abey sehari membuatnya sangat merindukan bocah kecil itu. Dan bocah kecil itulah yang menjadi satu-satunya alasan Ken tergesa-gesa beberapa saat yang lalu.
"Kau darimana saja? Aku sudah menunggumu daritadi di sini. Bukankah kau sudah pulang sejak sore tadi? Kenapa kau baru sampai apartmen sekarang?" tanya Ken beruntun terhadap Lena.
Lena hanya mengerutkan kening mendengar pertanyaan beruntun yang dilempar oleh Ken kepadanya.
Dengan malas ia menjawab, "Bisakah kau mengulang pertanyaanmu yang panjang itu nanti Mr. Ken. Mari masuk, aku sudah sangat lelah untuk berdiri lebih lama."
Ken hanya mengangguk mengekori Lena memasuki apartemennya.
"Abey, ayo turun nak. Lepas sepatumu terlebih dahulu," ujar Lena.
Abey mengangguk lalu turun dari gendongan Ken, dan berusaha melepas sepatunya sendiri.
"Sini, biar Daddy bantu."
"Daddy. Apa malam ini Daddy menginap disini?" tanya Abey.
Lena yang tengah menegak air mineral dingin yang baru ia ambil dari lemari pendingin, tersedak dan menahan diri untuk tidak menyemburkan minuman dalam mulutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/157988648-288-k307861.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
RomansaRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...