Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa Vote♥
Playlist: Tulus - Pamit
***
Magdalena menatap sendu ke arah putrinya yang kini tengah terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
Sudah hampir tiga hari ini---Abey---menjalani rawat inap di St Mary's Hospital. Sudah hampir tiga hari ini pula, demam yang diderita Abey tidak kunjung turun. Dokter telah memberikan penanganan yang terbaik untuk Abey, namun gadis kecil itu masih setia memejamkan matanya seraya menggumamkan sebuah nama.
Nama yang hampir satu bulan ini mati-matian tengah Lena lupakan dan enyahkan dari pikirannya. Nama yang telah menggoreskan luka yang nyatanya terlampau dalam mengena di hati Lena.
Lena menggenggam tangan Abey. Menatap wajah penuh keceriaan yang kini berubah pucat itu. Ia terdiam, berdoa dalam hati demi kesembuhan buah hatinya.
"Dad ...." gumam Abey lirih, namun masih bisa ditangkap dengan jelas oleh indera pendengaran Lena.
Lena meneteskan airmatanya. Sebegitu rindu kah kau dengan laki-laki itu? batin Lena perih.
Dia ... Laki-laki yang telah melupakanmu begitu saja. Bahkan saat hari terpenting dihidupmu pun, ia tetap tak mengingatmu.
Lena menangis dalam diam. Meratapi kondisi putrinya. Meratapi nasib buruknya. Meratapi kehancuran hatinya.
Lena hancur. Begitu hancur hingga ia merasa kebingungan harus bagaimana menyikapi ini semua. Lena hancur melihat putrinya terbaring tak berdaya. Lena hancur mengingat laki-laki berengsek yang sialnya ... Tampak sangat dirindukan dan dibutuhkan oleh putrinya saat ini.
Airmata Lena tak berhenti untuk menetes. Membanjiri wajah pucatnya. Membuat penampilan Lena semakin terlihat kacau. Lena kurang tidur hingga matanya menghitam. Lena kurang makan hingga tubuhnya sedikit kurus.
