Chapter 52

5.2K 257 15
                                    

Vote yuk vote!
Jangan lupa ya

***

"Selamat pagi, Magdalena-ku."

Suara decitan pintu diiringi suara sapaan itu segera memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti ruang kerja Ken. Ken yang tengah berbaring di atas sofa dengan paha Lena sebagai bantalan seketika mengernyitkan dahinya. Suara itu amat familiar di telinganya. Suara yang jika biasanya terdengar biasa saja, namun kali ini terasa begitu memuakkan ketika diucapkan dengan intonasi sedemikian lembutnya oleh si pemilik suara.

Ken memutar posisinya yang sedari tadi menenggelamkan wajahnya pada perut Lena, hingga kini menghadap depan. Ia melirik ke arah pintu dan mendapati Nick berdiri di sana, dengan kedua tangan yang bersedekap, Nick menatap lekat pada Lena seraya tersenyum manis. Amat manis hingga membuat Ken merasa muak dan mual seketika karena hal itu.

Lena mengalihkan pandangannya dari layar ponsel menatap Nick di depan pintu, lantas ia tersenyum lembut ke arah Nick. "Selamat pagi, Nick," ucap Lena membalas salam Nick.

Nick tersenyum malu ketika Lena membalas sapaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nick tersenyum malu ketika Lena membalas sapaannya. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu menundukkan wajahnya, menyembunyikan rona pipinya yang mungkin kini telah bersemu kemerahan. Pesona seorang Magdalena Dalton teramat sulit untuk ditepis olehnya. Cantik, lembut, hangat, dewasa, dan ... Menggemaskan.

Sementara itu, Ken membelalakkan matanya seketika saat melihat Nick tersenyum malu setelah Lena membalas sapaannya. Ken segera bangkit dari posisinya. Ia duduk menghadap Lena yang kini tengah tersenyum lembut ke arah Nick. Ken berdecak kesal, "Baby, jangan tersenyum seperti itu."

Lena mengernyit, menoleh ke arah Ken. Menatap bingung laki-laki yang kini tengah duduk menghadapnya dengan raut wajah ... Kesal? Tunggu. Memang kesalahan apa yang telah ku perbuat?

"Jangan tersenyum padanya seperti itu, Baby. Lihatlah ...," Ken menghentikan ucapannya. Lalu ia menoleh ke arah Nick yang masih setia dengan sikap malu-malu buaya nya, diikuti oleh Lena yang juga mengalihkan pandangannya pada Nick. "Dia malu, Baby. Nick ... Dia tersenyum malu ... Astaga ... Dia terpesona padamu ...," lanjut Ken geram. Geram melihat tingkat sahabatnya yang sungguh sangat memuakkan itu.

Lena mengernyitkan dahinya. Tanpa menjawab ocehan Ken yang terdengar seperti rengekan seorang bayi di telinganya, Lena lebih memilih untuk kembali menekuri ponselnya. Ada hal yang lebih penting baginya, ia harus segera membalas pesan Dalton yang sedari tadi menanyakan tentang keberadaannya saat ini.

Nick tersenyum penuh kemenangan saat melihat Lena mengacuhkan Ken. Lantas ia menyeringai menatap Ken yang kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Seperti seorang singa yang bersiap untuk menerkam mangsanya.

Nick mencibir, lalu ia berjalan dan menghempaskan dirinya di sofa lain yang berdekatan dengan sofa yang tengah diduduki oleh Ken dan Lena. Nick duduk dengan menyilangkan kaki kanannya pada kaki kirinya. Sebelah tangannya menempel pada pinggiran sofa, sedangkan  sebelah tangan lainnya mengusap pelan dagu dan rahangnya yang sedikit berambut.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang