"Astaga!" pekik Lena sesaat setelah ia membuka pintu ruang perawatan Abey.
Sebelumnya ia berniat untuk pergi ke kantin membeli beberapa makanan untuk sarapan. Karena sejak membuka mata tadi, Lena merasa cacing-cacing perutnya mulai berdisko di dalam sana.
Teriakan Lena terdengar mengagetkan Ken. Khawatir sesuatu terjadi pada Lena, Ken yang tengah duduk di kursi dekat ranjang perawatan Abey bergegas menyusul Lena ke luar ruangan.
"Apa yang kalian lakukan di sini?"
Sayup-sayup Ken mendengar suara ketus Lena yang entah tengah berbicara dengan siapa di luar sana.
"Astaga! Jika aku laki-laki sudah kupastikan wajah seram kalian akan nampak semakin menyeramkan akibat pukulanku." Lanjut Lena.
"Ada apa Lena?" tanya Ken yang muncul di belakang Lena. "Wow!" lanjutnya.
Ken nampak terkejut melihat banyaknya laki-laki berpakaian serba hitam dengan tampang sangar berjaga di depan ruang perawatan Abey.
Rupanya Lena tengah berbicara dengan salah satu laki-laki yang berdiri tegap di samping pintu. Laki-laki itu tidak sendiri, di sana terdapat sekitar 10 orang lainnya, entahlah, bisa jadi lebih, Ken tidak tau pasti.
Mereka semua berpakaian serba hitam, berbadan kekar, wajah datar tanpa ekspresi dengan kacamata hitam yang bertengger pada hidung masing-masing.
"Selamat pagi, Nona. Kami di tugaskan Mr. Dalton untuk menjaga Nona dan Nona Muda," jawab laki-laki itu.
"Astaga! Lihat! Kalian menakuti semua orang di sini," geram Lena pada laki-laki itu, melihat beberapa orang yang tengah melewati depan kamar perawatan Abey dengan wajah penuh ketakutan.
"Maaf Nona. Kami hanya menjalankan perintah Tuan."
"Arrgh ...." erang Lena frustasi.
"Lena, siapa mereka?" tanya Ken.
"Orang suruhan Dad."
Ken terkekeh geli, "Mr. Dalton memang tak tanggung-tanggung dalam menjaga putrinya."
Lena memutar bola matanya mendengar ucapan Ken. Ia merasa ayahnya itu sangat berlebihan dalam hal seperti ini.
"Bisa tolong aku untuk mengusir mereka?" ucap Lena dengan wajah memohon pada Ken.
Ken menggedikkan bahunya, "Aku tidak mau ikut campur. Jika aku salah melangkah, aku bisa dicoret dari list calon menantu ayahmu itu. Dan aku tidak mau ambil resiko."
"Astaga! Aku sedang tidak bercanda Ken."
"Apa kau pikir aku sedang bercanda? Tidak, Lena. Aku benar-benar takut," jawab Ken dengan ekspresi takut di wajahnya.
"Awas kau!" tunjuk Lena pada Ken.
Ken hanya terkikik geli mendapat ancaman dari Lena. Di tengah kefrustasian wanita itu menghadapi bodyguard suruhan ayahnya, ia masih sempat memberikan ancaman pada Ken.
"Pergilah! Ajak teman-temanmu itu pergi dari sini. Katakan pada Dad, hari ini Abey diperbolehkan pulang. Jadi, kalian tidak perlu berjaga di sini lagi," ucap Lena seraya mengibaskan tangan ke arah laki-laki tadi.
"Maaf Nona. Kami akan mengawal anda hingga anda sampai di apartemen. Itu tugas kami."
"Arrghh, terserah! Katakan pada Dad untuk membelikan kalian baju baru, agar tidak terlalu menyeramkan seperti ini."
Tanpa menunggu jawaban laki-laki itu, Lena kembali masuk ke ruangan dengan menghentak-hentakkan kakinya.
"Minggir!" ucap Lena pada Ken yang berada di tengah pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/157988648-288-k307861.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
RomanceRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...