Ayo tarik napas dulu hehe
#els***
"Kau sepertinya sangat mengenal Mr. Deondray. Kalian tampak sangat akrab. Am i right?" Lena bertanya seraya melingkarkan kedua tangannya ke leher Ken yang tengah merengkuh pinggangnya posesif.
Ken tersenyum. Dengan satu gerakan, laki-laki itu semakin mengikis jarak di antara mereka. Ken semakin mendekatkan dirinya pada Lena, membawa pinggang ramping wanita cantik itu agar semakin merapat ke arahnya.
"Ya dan tidak. Seperti yang kau tau. Dia anak dari rekan bisnis Dad. Dan ya ... Kami telah saling mengenal sejak lama. Namun, tidak seakrab yang kau pikirkan, Baby," jelasnya sambil menempelkan keningnya pada kening Lena.
Lena mengangguk. "Ku rasa kalian mempunyai sebuah masalah yang bersifat pribadi. Karena sepengamatanku, kau seperti ... Tidak terlalu menyukai kehadirannya malam ini." Lena membalas tatapan Ken.
Mata setajam elang milik Kenward sangat indah. Tak kalah indah dengan mata sebiru lautan milik Deondray, pikir Lena. Jika Lena terpesona dengan iris biru yang dimiliki Deondray, maka lain halnya dengan Ken, Lena terpesona bukan hanya karena iris mata cokelat madu Ken yang selalu tampak jernih tetapi juga karena bulu mata lentik yang menaungi netra itu. Sungguh, sebagai seorang wanita, Lena begitu iri dengan Ken.
Bulu mata Ken tidak hanya lentik, tetapi bulu mata itu juga terlihat panjang dan tebal. Dan semakin indah saat netra itu mengerjap, membuat bulu mata cantik itu seakan bergerak melambai dan mengibas dengan begitu gemulai bak seorang penari tradisional. God!! Bagaimana bisa seorang laki-laki seperti Ken memiliki bulu mata selentik itu? Lena mengerang kesal dalam hatinya.
"Aku memang kurang menyukai Deondray ...," Ken berdeham pelan. "Dia kakak sepupu Jessie. Kau tau ... Jessie si wanita ular," lanjutnya dengan suara tercekat. Laki-laki itu tampak tak terlalu menyukai pembicaraan di bagian ini.
Lena membelalakkan matanya. Lalu ia memejamkan matanya sejenak kemudian. Pantas saja mereka tampak ingin saling membunuh. Lena kembali membuka matanya. Lalu wanita itu tersenyum mengejek, "Oh ... Pantas saja ekspresimu seperti tadi. Ternyata kau sedang bertemu dengan mantan kakak iparmu, hem?"
Ken berdecak kesal. Lalu ia mengecup sekilas bibir Lena yang sedari tadi terlihat menggoda. Bibir itu berwarna sedikit merah tua malam ini, namun itu justru terlihat sangat pas dan menarik bagi Ken. Sangat seksi, batinnya.
"Jangan mengejekku, Baby. Atau kau akan tau akibatnya," ucap Ken dengan nada ancamannya pada wanita cantik di hadapannya itu.
"Ahh ... Aku sangat menantikan itu, Kenward," balas Lena dengan nada menantang dan berbisik sensual. Entah kenapa malam ini ia sangat ingin bermain-main dengan laki-laki itu. Apa ini karena efek dari bulu mata lentik yang dimiliki Ken? Lena tersenyum kecil, mungkin ya.
Ken menggeram tertahan. Damn it! umpatnya dalam hati. Hanya karena wanita itu berbisik sensual, sesuatu di bawah sana milik Ken mulai bereaksi. Menggeliat dan mulai memberontak dari sarangnya. Ken memejamkan matanya berusaha mengendalikan yang di bawah sana. Keep calm bro, batinnya.
"Jangan memancingku, Baby. Atau kau harus bertanggungjawab atas ulahmu itu," ucap Ken dengan suara beratnya. Sungguh ia sedang berusaha menahan sesuatu di dalam dirinya yang mulai tersulut dan berkobar.
Lena tersenyum licik. Lantas wanita itu memiringkan wajahnya, mengecup-ngecup pelan setiap bagian dari bibir seksi milik Ken sebelum kemudian mencium dan melumat bibir itu dalam dan intens, membuat laki-laki itu menggeram tertahan dan mengumpat dalam hati. Merutuki sikap berani wanita cantik itu yang sungguh menjadi godaan terbesar dalam hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
Любовные романыRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...