Jangan lupa vote ya!
Tekan tanda bintang di pojok kiri bawah.Terimakasih :)
***
Lena keluar dari dalam kamarnya dengan wajah yang telah kembali segar. Setelah beberapa saat yang lalu ia selesai berkutat di dapur dengan aktivitas memasaknya, Lena segera melesat masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri. Ia tidak betah berlama-lama dengan bau khas dapur yang menempel pada tubuhnya. Entahlah, Lena suka memasak namun kurang menyukai aroma yang tertinggal setelahnya.
Rambut panjangnya ia biarkan tergerai begitu saja hingga menjuntai sepanjang punggungnya. Tampilan Lena terlihat begitu santai dan nyaman dengan kaos rumahan tanpa lengan berwarna krem dipadu dengan celana setengah paha berwarna senada miliknya.
Tanpa make-up yang tebal pada wajahnya dan hanya membubuhkan sedikit pelembab pada bibirnya yang sedari lahir telah berwarna merah itu, nyatanya sudah cukup membuat Lena terlihat begitu cantik dan memesona seperti biasanya. Lena tetap tampak memukau dengan kesederhanannya.
Lena menggelengkan kepalanya kecil saat mendapati tubuh kekar Ken yang tengah tertidur dengan posisi yang tidak beraturan di atas karpet bulu di ruang tamu apartemennya.
Lena melangkahkan kakinya mendekati laki-laki itu. Lena meringis sesaat menyadari bahwa Ken yang notabenenya seorang billionaire muda masa kini, harus tidur di lantai hanya dengan beralaskan karpet bulu yang tidak terlalu tebal miliknya. Lena harus bersiap mendengarkan ocehan laki-laki itu saat ia terbangun nanti, karena bukan tidak mungkin tubuh laki-laki itu akan terasa remuk nantinya.
Lena menggelengkan kepala mengusir rasa kasihannya pada Ken. Lantas Lena menggedikkan bahunya, toh dia sendiri yang memaksa untuk menginap di sini.
Ken tertidur dengan posisi menelungkup di atas karpet. Bantal besar yang seharusnya menjadi alas bagi kepalanya, berpindah tempat menjadi dibawah kedua kaki laki-laki itu. Selimut yang sedianya digunakan untuk menghangatkan tubuhnya, mendadak berubah menjadi alas tidur, selimut itu terbentang begitu saja hingga melapisi seluruh permukaan karpet bulu milik Lena.
Ken tertidur dalam keadaan shirtless, dengan hanya sebuah boxer yang menempel pada tubuh bagian bawahnya.
Sungguh, tidak mencerminkan seorang Ken yang begitu disegani karena aura dinginnya saat di kantor. Tidak pula mencerminkan seorang Ken yang begitu menjunjung tinggi harga dirinya. Ken terlihat seperti orang dari kalangan biasa saja saat ini, tanpa embel-embel billionaire di belakangnya.
Jas, kemeja, celana panjang, dasi, dan kaos tampak bertebaran dimana-mana, menghiasi setiap sudut ruang tamu milik Lena. Sofa yang sejatinya dibeli Lena untuk menjamu setiap tamu yang datang, mendadak penuh oleh koper berukuran sedang milik laki-laki itu. Tidak hanya koper, sepatu beserta sepasang kaos kaki tampak tergeletak di atasnya. Seketika, apartemen Lena mendadak berubah menjadi kapal pecah, dan hal itu cukup membuat kepala Lena berdenyut pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
RomanceRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...