Chapter 34

5.1K 251 5
                                    

"Senang bertemu denganmu, Magdalena," sapa seorang laki-laki tampan seraya mengulurkan tangannya.

"A-aku juga Nath," jawab Lena gugup. Dengan ragu ia menerima uluran tangan Nathan. Menjabat tangan hangat itu.

Nathan tersenyum saat Lena menerima uluran jabat tangannya. Dan ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia tak berniat untuk segera melepas tautan tangan itu.

Ya, hanya jabat tangan biasa. Namun hal itu sudah sangat berhasil membuat jantung Nathan berdegup dua kali bahkan tiga kali lebih kencang dari biasanya.

Berbeda dengan Nathan. Lena sedang berusaha melepaskan jabat tangan itu sedari tadi. Ia mendengus kesal, nampaknya Nathan memang sengaja tidak ingin menyudahi acara jabat tangan itu dengan cepat.

Sedangkan Ken, laki-laki itu hanya tersenyum tipis melihat adegan itu. Ia memang sengaja memberi sedikit waktu bagi Nathan, agar bisa merasakan kelembutan tangan Lena sebelum laki-laki itu benar-benar kehilangan kelembutan tangan itu. Ya, Ken akan mengusahakannya.

"E-em Nath, bisakah kau melepaskan tanganku?" tanya Lena polos.

Nathan tersenyum mendengar pertanyaan polos Lena, "Tentu, anything for you, Magdalena," jawab Nathan.

Laki-laki itu mulai melepaskan tangannya dari tangan Lena. Meskipun dengan berat hati ia melakukannya, namun ia akan melakukan hal itu, jika memang Lena yang meminta.

Lena tersenyum kikuk. Ia sungguh merasa canggung berada di antara dua laki-laki tampang itu. Atmosfer udara di sana sangatlah tidak mengenakkan bagi Lena.

"Senang bertemu denganmu, Jonathan Mateo," sapa Ken pada Nathan.

"Me too, Kenward Nikolai," balas Nathan sopan.

"Ah, rupanya lukamu sudah sembuh," ucap Ken.

Lena mendelik ke arah Ken. Laki-laki ini memang sengaja ingin mencari masalah di sini.

Nathan menyeringai, "Ya, tentu. Hanya luka kecil. Bukan masalah besar bagiku."

"Ah, aku akan dengan senang hati membantumu, memberi luka lebih yang dapat menimbulkan efek besar bagimu," balas Ken.

"Aku akan dengan senang hati menunggu, Mr. Nikolai."

"Magdalena apa kau sudah memikirkan pertanyaanku waktu itu?" tanya Nathan.

Lena membelalakkan matanya. Kemudian rasa gugup menghampirinya. Sial. Laki-laki ini masih saja ingat.

"Em... Aku...."

"Wow! Ku harap kalian tidak berencana membuat kerusuhan dan menghancurkan kantor mewahku ini, tuan-tuan," suara bariton itu berhasil menghentikan ucapan Lena.

Lena menghela nafas lega. Ia belum siap dengan jawaban dari pertanyaan Nathan. Bahkan ia belum memikirkannya secara matang. Dan ia akan sangat berterimakasih pada pemilik suara itu.

Wait, aku seperti mengenal suara itu, batin Lena.

Kelima orang itu mengalihkan pandangan mereka ke arah suara bariton itu. Suara yang sarat akan ketegasan dan penuh dengan penekanan di sana. Suara yang penuh dengan ancaman.

Ya lima orang, Ken, Nathan, Lena, dan tak lupa Nick --orang kepercayaan Ken-- serta seorang perempuan yang sudah bisa dipastikan merupakan sekretaris Nathan, karena sedari tadi perempuan itu senantiasa berdiri di samping Nathan.

"Dad!!" pekik Lena girang. Wanita itu tersenyum lebar menghampiri pemilik suara itu, menghambur ke dalam pelukan laki-laki paruh baya itu.

"Putriku," jawab Laki-laki paruh baya itu. Ia mengelus pelan puncak kepala Lena, dengan sesekali menciumnya.

"Hal itu tidak akan terjadi, Mr. Dalton," ucap Ken seraya tersenyum ke arah Dalton.

Ya, Dalton. Laki-laki paruh baya itu kembali menyelamatkan nyawa Lena dari pertanyaan mematikan Nathan.

"Tenangkan dirimu, Dad. Itu tidak akan terjadi," ucap Nathan tak mau kalah. Laki-laki itu melemparkan senyuman manis ke arah Dalton.

Lena membelalakkan matanya, menatap Nathan kesal. Dasar laki-laki tidak tau malu. Setelah kau mencampakkan putrinya, kau masih mempunyai keberanian untuk memanggilnya dengan sebutan itu.

Ken menggelengkan kepala mendengar Nathan memanggil laki-laki paruh baya itu dengan sebutan Dad. Cih, benar-benar penjilat.

"Apa kabarmu, Nath? Sudah lama Dad tak bertemu denganmu, semenjak empat tahun yang lalu," ujar Dalton santai.

Ken tersenyum lebar penug kemenangan. Mati kau Nath. Rasakan itu. Dalton memang Ayah terbaik.

Nathan tersenyum kecut mendapat ucapan menohok dari Dalton. Laki-laki paruh baya itu memang bermulut pedas.

"Maafkan aku Dad. Aku berjanji akan memperbaiki semuanya," ucap Nathan tulus menatap lekat mata tajam Dalton.

Dalton tersenyum hangat, "Buktikan boy. Aku akan memberikan kesempatan kedua bagimu," ujarnya.

Ken membelalakkan matanya ke arah Dalton. Oh My God! Apa laki-laki tua itu sedang bercanda? Apa maksutnya? Laki-laki tua ini benar-benar menyebalkan. Beruntung putrinya itu sangat cantik, kalah tidak..., Oh sial!!

Nathan tersenyum penuh kemenangan mendengar jawaban Dalton. Ia melirik Ken sesaat. Laki-laki itu nampak gusar sekarang.

"Apa maksutmu Dad?" tanya Lena setengah berbisik.

"Tenanglah, Lena. Aku tau yang terbaik untukmu," ucap Dalton berusaha menenangkan putrinya itu.

Lena menghela nafas pelan. Berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Baiklah, mari segera kita mulai meeting ini. Aku tidak punya banyak waktu hari ini" ucap Dalton memecah keheningan.

Ken dan Nathan mengangguk. Mereka mulai melangkah memasuki ruang rapat perusahaan Dalton, mengekori Dalton yang telah terlebih dahulu masuk ke ruang rapat tersebut.

BONUS PICT

(Jonathan Mateo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jonathan Mateo)

***
TBC

Hai guys!! Mau nanya nih, gimana pendapat kalian tentang story pertamaku ini?

Bagus enggak? Nyambung enggak? Ancur banget enggak? Maklumin ya, masih amatiran😢

Dan juga kalian ngerasa enggak sih kalo cerita ini terlalu lama. Sampek chapter 31 aja belum ada konflik sama sekali 😣 Setuju enggak sih? Apa ini cuma perasaanku aja kali ya?

Maaf deh kalo emang belum ada konflik yang bisa bikin hati kalian jungkir balik. Tapi kalian tenang aja, puas-puasin dulu buat baca setiap chapter yang membahagiakan, karena nanti bakalan aku bikin BOOM! Hehe😝 tunggu aja ya☺

Oh iya jangan lupa untuk terus vote dan comment ceritaku ini ya💕 Terimakasih.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang