Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CAST NATHAN
***
"Ayo, tenang Lena. Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang," ucap Lena menenangkan dirinya sendiri.
"Baiklah, sepertinya aku butuh bantuan seseorang."
Lena kemudian merogoh ponsel dari dalam celananya dan mulai mendial nomor seseorang disana.
"Hallo." Ucap seseorang disana.
***
Ken yang sedang bermain game online dengan ponselnya mengerutkan kening saat terlihat ada panggilan masuk.
Melihat nama yang tertera pada layar ponselnya, Ken segera mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo," ucap Ken.
"..."
"Oke, tunggu di sana. Dan jangan kemana-mana sebelum aku datang."
"..."
Tutt ... Tuttt ...
Ken mengakhiri panggilan tersebut dan bergegas berlari keluar dari ruangan Abey. Sebelum pergi, Ken mengecup kening Abey sejenak lalu membenarkan selimut yang menyelimuti tubuh kecil Abey.
Ken sedikit berlari dengan wajah penuh kecemasan dan kekhawatiran. Ia takut terjadi sesuatu dengan orang yang menelfonnya tadi.
***
Lena nampak tengah bersembunyi dibalik pot besar berisi tanaman yang ada di depan pintu masuk lobby rumah sakit. Ia berjongkok dengan memejamkan matanya. Ia ketakutan. Badannya gemetar, tangannya dingin, dan peluh membanjiri wajah cantiknya.
Deg
Jantung Lena berhenti berdetak saat merasakan tepukan kecil pada pundaknya. Ia hanya diam memejamkan matanya dan merapalkan beberapa doa dalam hati.
Tuhan. Semoga bukan dia, semoga bukan...
"Hei!" ucap seseorang.
Belum selesai Lena berdoa, suara itu membuat matanya yang terpejam mulai membuka sedikit demi sedikit.
Lena mengenali suara itu, namun ia harus memastikan bahwa dia bukanlah orang yang sangat tidak ingin ditemuinya itu.
Lena mulai menyipitkan matanya. Ia melirik ke arah samping menuju sumber suara tersebut.
Lena membulatkan matanya saat sudah memastikan orang tersebut adalah orang yang ia tunggu sedari tadi.