Chapter 78

3.1K 208 10
                                    

Give me your vote & comment

2100+ kata nih♥
Semoga kalian suka ya

***

Kenward mengerutkan dahinya bingung saat di selasar rumah sakit, ia berpapasan dengan Hana yang tengah berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki. Sahabat kekasihnya itu mendumel setengah berteriak tak jelas. Wanita itu terlihat tengah kesal setengah mati hingga tak menyadari keberadaannya dan hal itu cukup membuat Kenward mengurungkan niat untuk menyapa.

Sedangkan tak jauh di belakang wanita hamil itu, Daniel melangkah dengan cepat dengan raut ... Em ... Ken tidak bisa mendeskripsikan dengan baik, karena ... Ya ... Wajah Daniel menampilkan ekspresi yang ... Entahlah, seperti tengah menahan malu, khawatir, pasrah dan gemas. Ya, seperti itu.

"Is she okay?" tanya Ken pada Daniel.

Daniel menghentikan langkahnya. Laki-laki itu lantas meringis lalu terkekeh pelan kemudian. "Wanita dan hormon kehamilannya." Daniel mengusap bagian belakang kepalanya. Menatap istrinya yang berjalan semakin menjauh. "Aku bingung apakah harus merasa bersyukur atau kesal. Wanita hamil itu menggemaskan sekali."

Kenward mengangguk. Meski Ken belum memiliki pengalaman dalam menghadapi wanita hamil, tapi sedikit banyak ia tahu betapa mengerikannya hal itu bagi kaum suami. Kenward mengetahui hal itu dari para rekan bisnisnya, baik yang sudah bertahun-tahun membina rumah tangga, maupun bagi pasangan-pasangan muda yang baru menikah. Dan respon mereka semua sama.

"Banyak-banyak mengalah atau kau tidur kedinginan di sofa. Hanya itu pilihannya."

"Kau harus ...."

Daniel mengangkat sebelah tangannya ke udara, meminta Ken untuk tidak melanjutkan kalimatnya. "Aku tahu ... Aku harus mengalah, karena tidur di sofa sangat tidak enak. Lahir maupun batin. Aku tahu itu, Kenward. Aku yang lebih berpengalaman di sini."

Kenward mengangguk.

"Aku pergi dulu. Tolong jaga Lena. Sebentar lagi Mom Rose datang." Daniel menepuk bahu Kenward dua kali sebelum berlalu pergi. Laki-laki itu terlihat berlari kecil karena ia harus segera mengejar istri tercintanya yang tengah hamil itu sebelum ...

"DANIE!!!!"

Sebelum istrinya semakin kesal padanya, dan ...

"AKU TIDAK MAU TIDUR DENGANMU MALAM INI, DANIE!!!"

Hana, istrinya itu, di ujung selasar terlihat tengah mengawasinya dengan tatapan tajam, kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuh, lalu menghentakkan kakinya, sebelum kemudian berjalan menjauhinya.

Daniel meneguk ludahnya susah payah dan menerima kenyataan pahit jika malam ini ... Daniel menghela napas pasrah, menghadapi kenyataan bahwa malam ini ia hanya akan ditemani selimut dan sofa ruang tamu, tidak akan ada pelukan hangat dari istrinya yang terlihat semakin seksi semenjak hamil.

Oh ... Itu sangat tidak enak dan tidak ada tawar-menawar lagi di sini. Keputusan wanita hamil itu pasti sudah bulat. Daniel mengacak rambutnya. Laki-laki itu ... Dia mati kutu.

***

Perasaan bersalah menghantam hatinya dengan begitu telak. Ada bagian dalam dirinya yang berdenyut ngilu dan dadanya terasa begitu sesak. Bagaimana bisa ia bertindak begitu bodoh? Bagaimana bisa ia berpikiran begitu sempit? Bagaimana bisa ia meragukan ketulusan yang seharusnya tak perlu diragukan lagi? Bagaimana bisa ia menyakiti seseorang seperti dia?

Lena mengerjap lemah dan sebulir air mengalir dari bagian ujung matanya.

Ia ingin sekali menangis keras saat ini juga, namun ia tidak bisa. Ia tidak mau. Ia tidak ingin mengganggu seseorang yang tengah tertidur pulas di sampingnya. Laki-laki itu terlihat begitu nyenyak dalam tidurnya, napasnya terdengar sangat teratur dan ... Lena mengangkat tangannya perlahan lalu mengusap lembut bagian bawah mata seseorang itu yang tampak terlihat lebih menghitam daripada biasanya.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang