Chapter 81

3.4K 191 4
                                    

"Give me one kiss," ucapnya. One hot kiss.

"Kiss your ass!!" Dalton muncul dari balik pintu dengan rahang tegasnya yang terlihat mengeras.

***

Meski sudah tidak lagi muda, aura yang dipancarkan oleh laki-laki berperawakan tinggi tegap itu terlihat sangat dominan. Ditambah dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana bahannya yang terlihat begitu licin. Sorot mata yang tajam. Tak ada yang mampu memprediksi, apa yang akan dan dapat dilakukan oleh laki-laki paruh baya itu. Termasuk Kenward yang terdiam kaku di tempatnya.

Dalton memang menyebalkan, benar yang dikatakan Nathan, gerutu Kenward dalam hati.

"Aww!!"

Pekikan menggelikan terdengar. Dan sebagaimana laki-laki beristri pada umumnya. Seberapapun aura dominan, ketegasan, sikap arogan, dan sifat tidak menerima penolakan yang dimiliki para pejantan akan selalu kalah dengan cubitan kecil di pinggang atau ciuman panas di atas ranjang dari para betinanya. Tak terkecuali bagi seorang Dalton.

Roseline muncul dari balik tubuh tinggi menjulang sang suami. Dibarengi dengan sebuah cubitan kecil yang mendarat di pinggang laki-laki itu tentunya, hingga membuat seorang Dalton harus memekik tak tahu malu. Lalu yang terjadi selanjutnya hanyalah desisan pasrah saat sang ratu melenggang tanpa merasa berbuat suatu kesalahan sama sekali.

"Maafkan Dalton. Suamiku itu memang terkadang bertingkah kolot jika sudah menyangkut putri semata wayangnya." Roseline mengedipkan sebelah matanya pada Kenward yang masih terdiam di tempatnya semula. Kenward bahkan sama sekali tak berani bergeser barang seinci pun dari tempatnya berdiri. Laki-laki muda itu merasa tengah tertangkap basah memerawani seorang gadis, oleh ayah sang gadis itu sendiri. Semakin menjengkelkan karena hal itu hanya dipicu oleh sebuah kalimat sederhana give me one kiss.

Seriously? Come On! This is UK!

Berciuman bukan hal yang tabu di negara di bawah kepemimpinan Ratu Elizabeth ini. Tidak perlu menunggu dewasa dan tidak perlu berada di tempat tertutup. Berciuman telah dilakukan kebanyakan remaja atau bocah ingusan di luar sana. Di tempat bebas, di tempat terbuka, tanpa penutup, tanpa tedeng aling-aling, dan tanpa tahu malu.

Berciuman seakan sudah menjadi sebuah kebiasaan yang penuh dengan permakluman atau bahkan telah bergeser menjadi sebuah kebudayaan? Dan ia, seorang laki-laki berusia matang. Terdengar sangat menyedihkan jika ia harus bergerak secara sembunyi-sembunyi hanya untuk mendapatkan sebuah ciuman di bibir ... Atau ciuman panas.

Kenward membalas kedipan Rose dengan senyuman menyedihkan. Entahlah, ia hanya berharap semoga calon ibu mertuanya itu tidak sekolot calon ayah mertuanya.

"Aku hanya melindungi putriku dari para pria berengsek, Rose. Dan itu bukanlah sesuatu hal yang berlebihan bagi para kaum ayah sepertiku." Dalton berbicara santai seolah tidak ada Kenward di sana. Seolah tidak ada salah satu dari sekian banyak subyek bertandakan pria berengsek yang tengah berada satu ruangan dengannya saat ini. Kenward menggeram kesal dalam hati.

"Putri kita sudah terlalu dewasa untuk hal itu, Dalton. Bukankah begitu, Kenward?" tanya Roseline yang kemudian diiringi dengan sebuah dehaman penuh wibawa dari sang penguasa koloni.

Kenward hanya mampu menunjukkan wajah was-wasnya tanpa berani menjawab ya meskipun satu kata itu sudah berada di ujung lidahnya. Tapi apalah daya, karena dehaman Dalton lebih terdengar sebagai alarm tanda peringatan di telinganya daripada sekadar batuk kecil untuk mengurai kecanggungan.

"Tidak ada batasan bagi seorang ayah dalam melindungi putrinya, Rose, usia bukanlah apa-apa. Karena bagiku, Lena tetap putri kecilku. Meskipun suatu saat nanti, akan tiba masanya bagi Lena untuk memilih salah satu dari pria berengsek yang ada di dunia ini sebagai suaminya. Oh ... Siapapun pria berengsek beruntung itu, bagiku dia tetap berengsek."

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang