Vote vote vote!!!
Good Night♥***
Lena menatap lekat wajah Abey yang tengah tertidur lelap. Putri kecilnya terlihat sangat damai dalam tidurnya. Matanya terpejam lekat. Napasnya bergerak teratur.
Tangan Lena terulur mengusap pelan kepala Abey penuh kasih sayang. Disingkirkannya anak-anak rambut yang terjuntai menutupi wajah cantik putrinya.
Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin Lena mengganti popok dan menimang gadis kecil itu dalam gendongannya. Namun, lihatlah sekarang, putri kecilnya sudah beranjak besar. Putri kecilnya telah bisa mengeluarkan pendapatnya sendiri. Putri kecilnya sudah mulai menanyakan banyak hal padanya. Putri kecilnya sedikit demi sedikit mulai mengetahui kerumitan orang dewasa dan mulai masuk ke dalamnya.
Lena tersenyum sendu menatap Abey. Sekuat apapun dirinya berusaha mengulur waktu, jarum jam tidak akan pernah berhenti untuk berputar. Jarum itu tetap berada pada jalurnya. Masa itu akan segera tiba.
Lena membungkukkan tubuhnya. Diciumnya penuh perasaan kening gadis kecilnya. Diusapnya lembut sebelah pipi gadis itu. Jangan tinggalkan Mom, apapun yang terjadi, batin Lena.
Setelah menyelimuti Abey, Lena bergegas keluar kamar. Ia butuh cokelat hangat agar perasaannya kembali tenang. Ia butuh cairan hangat itu untuk meredakan kecemasannya. Sesaat ... Biarkan Lena melupakan perasaan cemas itu, karena sungguh perasaan itu selalu saja menghampirinya saat menatap gadis kecilnya.
Lena segera menuju ke dapur kecilnya. Diambilnya cangkir marmer berwarna putih di kabinet atas. Lalu ia beralih mengambil se-sachet cokelat hangat instan di kabinet lainnya. Tanpa membutuhkan waktu yang lama, secangkir cokelat hangat telah mengepul di depannya.
Lena menghela napas lega, karena obat yang sangat dibutuhkannya telah siap untuk diminum. Diraihnya secangkir cokelat hangat itu, berniat untuk meminumnya di depan tv. Saat memutar tubuhnya, Lena sedikit terkejut kala melihat Ken yang kini duduk di kursi meja makan dan menatapnya tajam. Sejak kapan laki-laki itu pulang?
"Kau mengagetkanku, Kenward," ucap Lena sambil berjalan mendekati meja makan dengan secangkir cokelat hangat miliknya. Ditariknya sebuah kursi kosong ke belakang lantas ia mendudukkan dirinya di sana, tepat di depan Ken.
Lena mulai meniup kecil cokelat hangat miliknya sebelum menyesapnya sedikit demi sedikit, menghiraukan Ken yang masih setia menatapnya dengan mata tajam nan menyelidik. Lena masih terus menikmati dan begitu larut dalam rasa manis yang ditawarkan oleh cokelat hangat tersebut, tanpa menyadari bahwa keheningan telah menyelimuti mereka beberapa saat lamanya.
Ken menyugar rambutnya ke belakang. Lantas tangannya mulai membuka kancing jas miliknya, melepas jas itu dan melemparnya ke sembarang arah. Dan berhasil! Lena mulai mengalihkan pandangannya dari cokelat hangat miliknya, beralih menatap Ken dengan raut wajah kesal.
"Bisakah kau menghilangkan kebiasaan burukmu itu?! Bahkan kau lebih parah daripada Abey, Kenward," kesal Lena pada Ken. Laki-laki itu belum juga menghilangkan kebiasaan buruknya. Mengacaukan apartemennya.
Ken menatap tajam Lena. "Apa yang sedang kau pikirkan, hem?" tanya Ken tanpa menghiraukan wajah kesal Lena.
"Apa? Aku tidak memikirkan apapun," elak Lena sambil kembali menikmati cokelat hangat miliknya. Membalas tatapan laki-laki itu di saat seperti ini, bukanlah ide yang bagus.
Ken mendesah pelan. Ia tau wanitanya sedang berbohong. Beberapa bulan menghabiskan waktu bersama wanita itu, membuat Ken mulai mengetahui kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan oleh Lena. Wanita itu hanya akan meminum cokelat hangat jika cuaca sedang dingin dan saat sesuatu tengah mengusik pikirannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
RomanceRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...