"Lena, bangunlah. Ayo kau harus makan," ucap Ken seraya mengguncang tubuh Lena.
Ya, saat Ken sampai di ruang perawatan Abey, ia melihat Lena nampak tengah tertidur di sebelah Abey. Setelah meletakkan kantong kresek yang ia bawa dari kantin, ia kemudian membangunkan Lena.
"Hemmm," Lena hanya menggeram.
Kemudian nampak Lena merubah posisi, seakan-akan tengah mencari posisi yang lebih nyaman untuk melanjutkan tidurnya.
Ken hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Lena. Ia senang melihat Lena tidur, ia seperti seorang bayi, ia nampak sangat polos.
"Lena. Bangunlah," ucap Ken, kali ini ia menggunakan cara lain, ia mulai menepuk-nepuk pelan pipi Lena.
Dan cara ini berhasil. Lena nampak akan membuka matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan diam sejenak untuk memulihkan kesadarannya.
"Ayo, kemarilah. Makan dulu," ucap Ken dengan menepuk pelan sisi sofa disebelahnya.
Dapat dilihat sekarang bahwa Ken, sudah duduk tenang di sofa, dengan mulut penuh makanan. Ia nampak tengah memakan makanan yang ada di pangkuannya dengan lahap.
"Apa kau membelikanku makanan?"
"Ya, tentu saja."
"Kau membelikanku apa?"
"Itu, kau bisa ambil dan memilih makananmu sendiri." Jawab Ken dengan tangan menunjuk ke arah meja di sampingnya.
Lena melebarkan matanya saat melihat ke arah meja yang ditunjuk Ken. Bagaimana tidak, meja yang sebelumnya kosong kini sudah penuh degan makanan, maaf lebih tepatnya penuh dengan kantong berisi makanan.
Meski tidak dipungkiri, bahwa makanan yang ada di depannya saat ini sangat amat menggoda Lena, dan membuat perut Lena semakin keroncongan dibuatnya.
Pletak
"Aww.. Kenapa kau memukulku?" protes Ken, saat mendapat pukulan kecil di kepalanya.
"Apa kau gila? Apa kau membeli semua makanan yang ada di kantin?"
"Ya," jawab Ken santai dengan terus memasukkan makanan dalam mulutnya.
"Siapa yang akan menghabiskannya Ken?"
"Kau, tentu saja."
"Apa?! Seharusnya kau cukup membelikanku satu porsi dan satu macam makanan saja Ken. Ini berlebihan."
"Aku tidak tau apa makanan yang sedang kau inginkan, apa makanan yang kau sukai, dan apa makanan yang tidak kau sukai. Maka dari itu, ku beli saja semuanya," jelas Ken yang masih asyik mengunyah makanannya.
"Kau benar-benar ...." ucap Lena yang sudah kehabisan kata-kata melihat kelakuan Ken yang sangat menyebalkan.
"Sudahlah makan saja. Aku tau kau sangat lapar. Ayo buka mulutmu, kau harus merasakan ini, ini sangat lezat," ucap Ken dengan mengarahkan sendok berisi makanan yang sedari tadi ia makan ke mulut Lena.
Lena menerima suapan dari Ken. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa yang dikatakan Ken benar. Makanan itu enak. Sangat enak.
"Apakah kau membeli ini dua porsi?" tanya Lena.
"Sayangnya, tidak."
Lena mencebikkan bibirnya. Ia sebal. Sebal karena Ken hanya membeli satu porsi.
"Aku hanya beli satu porsi untuk masing-masing makanan."
"Hem," jawab Lena singkat.
"Ini, ayo kita makan berdua. Ambil sendok di sana."

KAMU SEDANG MEMBACA
Magdalena (END)
RomanceRomance Story 18+ | Copyright ©2018 | Follow Sebelum Membaca ••• Plakk!! Sebuah pukulan diberikan oleh Lena kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan fikiran mesumnya itu, "Tidak usah berpikiran macam-macam. Yang dimaksud Abey, susu formula, bukan...