Chapter 71

3K 182 10
                                    

Terimakasih untuk seratus ribu pembacanya ...
Aku bahagia, sungguh.

***

Malam semakin larut. Kenward dan Nathan baru saja mengantarkan Abey ke mansion Daniel dan Hana. Untuk sementara waktu mereka menitipkan gadis kecil itu dan berdalih mengurus pekerjaan, selagi mereka mencari keberadaan Lena yang keberadaannya tak diketahui saat ini.

Mobil yang mereka tumpangi mulai melaju menjauhi gerbang tinggi nan kokoh yang dibangun menjulang di depan mansion Daniel. Gerbang itu seakan-akan dibuat untuk menyembunyikan dan memberikan perlindungan penuh pada mansion megah Daniel beserta pemiliknya dari segala hal yang dapat membahayakan teritorinya.

Kenward memegang kendali penuh dan Nathan duduk dengan wajah gusar sekaligus pias di sampingnya. Hening merayapi keduanya hingga beberapa saat. Hanya terdengar deruan suara mobil dan bunyi klakson yang beberapa kali ditekan dengan tidak sabaran.

Kenward mengemudi dengan kecepatan tinggi, ia begitu lincah dengan benda berbentuk bundar itu. Salip kanan, salip kiri, dan ...

Cittt!!!

Suara ban mobil berdecit saat kenward mendadak menginjak rem mobilnya. Kenward mengumpat keras saat sebuah mobil di depannya berhenti mendadak, lalu baru beberapa meter ia melaju, laki-laki itu kembali mengeluarkan sumpah serapahnya ketika sebuah mobil tiba-tiba saja menyalip dari sisi kanan lantas berbelok tanpa menyalakan lampu sein.

"Damn it!!" Kenward mengumpat sekali lagi, ia semakin dibuat emosi tatkala jalanan yang biasanya sepi di malam hari, mendadak begitu padat hingga menyebabkan terjadinya kemacetan di beberapa titik.

Kenward benar-benar tak habis pikir. Dalam keadaan seperti ini, alam raya seakan mempersulit segala usahanya. Keadaan benar-benar sedang tidak berpihak padanya.

"Apa kau tidak membaca koran atau berita online pagi ini?" Nathan mulai membuka suara diantara keheningan dan umpatan serta makian kasar yang diucapkan Ken.

Kenward menggeleng. "Aku sedang sangat sibuk akhir-akhir ini. Tidak ada waktu untuk hal itu," jawabnya.

Nathan berdecih. Ia pun sama sibuknya dengan Ken, namun ia tak pernah melewatkan koran di pagi harinya. Baginya akan sangat memalukan jika ia sampai ketinggalan isu-isu terhangat dan polemik terbaru yang tengah melanda negara dimana ia tinggal dengan damai di dalamnya.

Bukankah sangat memalukan jika kita sampai tidak mengetahui bahwa negara yang kita tinggali kini tengah berada di ambang kehancuran? Dan baru akan menyadari hal itu saat negara kita sudah benar-benar hancur? Yang benar saja!Nathan tergelak dalam hati. Padahal, jika negara kita hancur, maka kita akan lebur.

Keikutsertaannya dalam kegiatan mahasiswa semasa belajar di universitas, membuat kedua mata Nathan terbuka lebar akan sisi positif, negatif, serta motif sebenarnya dibalik setiap langkah yang pemerintah ambil. Dari situlah, Nathan menempatkan dirinya menjadi satu dari sekian banyak penduduk sipil yang senantiasa mengikuti perkembangan dunia politik dan juga mengamati setiap gerak-gerik pemerintah.

"Hari ini, terjadi demo besar-besaran di beberapa titik. Pemerintah mengeluarkan kebijakan terbarunya serta merevisi beberapa kebijakan lama, dan tentu saja pihak-pihak yang merasa tidak setuju dan juga merasa dirugikan akan langsung bertindak. Belum lagi, para pengamat politik mulai menyuarakan opini mereka di beberapa media massa beberapa hari terakhir, membuat para aktivis dan mahasiswa tidak bisa tinggal diam begitu saja. Jadilah beberapa kemacetan ini."

Kenward terus fokus menyetir sambil mendengarkan penjelasan Nathan soal kemelut yang tengah melanda negaranya. Sesekali lelaki itu hanya menanggapi penjelasan Nathan yang panjang lebar dengan kata oh, ya, dan respon singkat lainnya.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang