Chapter 29

5.6K 296 1
                                    

Hii!! Elsa comeback!

Jangan lupa vote dan comment:) Semoga kalian sukak dengan kelanjutan cerita ini:)

Happy readingggg

🌼🌼🌼

"Ayo Mom. Dad sudah menunggu daritadi," Abey menarik-narik kecil baju Lena yang tengah mematut diri di depan cermin.

"Sebentar, sweety. Kau keluar temani Dad, nanti Mom menyusul."

Abey mengangguk patuh.

"Oke, sekarang aku butuh lipstik," bola mata Lena bergerak kesana-kemari mencari keberadaan benda mungil kesayangan sejuta kaum hawa itu.

"Nah," pekik Lena setelah menemukan benda itu.

Dengan piawai Lena mulai memulaskan benda kecil itu ke bibir sexy nya.

"Enough," ucapnya setelah lipstik itu dengan sempurna mewarnai bibirnya.

Lena kembali mematut dirinya di cermin beberapa saat sebelum ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

"Ayo kita berangkat sekarang," ucap Lena.

"Kau lama sekali Mom," sahut Abey.

Lena menoleh mendengar protesan Abey.

Gadis kecil itu nampak sedang kesal. Tangan mungilnya ia silangkan di depan dada. Sementara bibirnya nampak dibuat mengerucut, menggemaskan.

Tanpa Lena sadari, Ken sedari tadi memperhatikan wanita itu. Namun, ia memilih bungkam dan hanya menatap Lena lekat-lekat.

Ken tak kalah kesalnya dengan Abey, hal itu dapat terlihat jelas dari wajah tampannya. Laki-laki itu berdiri tegak menyandarkan tubuhnya pada pintu apartemen Lena dengan tangan menyilang di depan dada, persis seperti Abey.

"Maafkan Mom, oke? Ayo kita berangkat."

"Sebentar Mom. Abey ingin pipis," ucap Abey seraya berlari kecil ke arah kamar mandi.

"Tidak usah lari, sweety," ucap Lena memperingatkan.

"Iya Mom!" jawab Abey.

Lena menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Abey. Gadis kecil itu selalu saja berlari, membuatnya khawatir dan takut kalau-kalau gadis itu terjatuh.

Lena sedikit tersentak ketika sepasang tangan kokoh melingkari pinggangnya.  Dengan gugup ia menolehkan kepalanya, hendak memastikan pemilik tangan itu. Ken, laki-laki itu memeluk Lena dari belakang.

"A-apa yang kau lakukan?"

"Apakah semua wanita selalu membutuhkan waktu yang lama hanya untuk berganti pakaian?"

Ken, ia bertanya dengan setengah berbisik tepat di depan telinga Lena, membuat Lena harus bersusah payah menelan salivanya. Hembusan nafas laki-laki itu terasa sangat jelas, menerpa kulit pipi Lena.

Lena semakin gugup dibuatnya. Apalagi dengan posisi Ken yang memeluknya dari belakang dengan sebelah pipinya yang menempel pada pipi Lena.

"E-em ya," jawab Lena seadanya.

"Kau sangat cantik, Lena. Sungguh," bisik Ken.

Kali ini suara Ken terdengar sangat lembut di telinga Lena, membuat jantung Lena kembali berpacu, berdisko kecil di dalam sana.

"Te... Terimakasih."

"Lepaskan, Ken. Bagaimana jika Abey melihat kita," ucap Lena.

Wanita itu tengah berusaha melepaskan pelukan Ken.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang