Chapter 50

4.9K 252 6
                                    

Jangan lupa vote!!

***

Apakah benar-benar sudah berakhir? Bahkan untuk suatu hal yang belum pernah dimulai.

***

Los Angeles International Airport. Ken menginjakkan kakinya di salah satu bandara internasional yang berada di California itu setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 8 jam yang sangat membosankan.

Ya ... Hari ini, Ken akan menyelesaikan segala urusannya yang menyangkut dengan si wanita ular versi Nick, Jessie.

Ken menghembuskan napas pelan lantaran rasa sepi yang sedari tadi menyelimutinya. Ken pergi seorang diri tanpa ada seorang pun yang menemaninya, termasuk Nick.

Sahabatnya itu benar-benar tidak mau ikut campur mengenai urusan Ken yang satu ini. Nick begitu enggan membantu Ken, meskipun Ken telah mengiming-iminginya dengan sebuah paket liburan gratis ke New Zealand lengkap dengan segala akomodasinya, ditambah dengan kelipatan gaji yang akan berlaku mulai bulan depan. Namun, tetap saja Nick menolak segala kemurahan hati Ken dengan sikap sok jual mahalnya.

Flashback On

Ken menghempaskan tubuhnya kasar ke atas sofa apartemennya. Membuat Nick yang tengah memakan dengan lahap sepiring spageti bolognise miliknya mendadak menghentikan kunyahan di mulutnya. Ia menoleh dengan dahi mengernyit ke arah Ken yang terkapar di atas sofa dengan penampilan yang terlihat ... Kacau?

Ken memijat pelipisnya, "Sediakan tiket penerbangan California malam ini juga Nick," ucap Ken pada Nick tanpa menatap laki-laki itu.

"Siapa yang akan ke California? Bukankah kau tidak ada jadwal pertemuan di luar negeri hingga dua hari ke depan?" tanya Nick dengan mulut penuh spageti.

Ken menghela napas. Ia harus bersabar jika berhadapan dengan Nick. Nick terlalu banyak tanya. Ken akan dengan senang hati meladeni setiap pertanyaan Nick, jika saja tidak dalam keadaan mendesak seperti saat ini. "Aku harus menyelesaikan sedikit masalah."

Nick tertawa menggelegar, meskipun mulut laki-laki itu masih penuh dengan spageti. "Jessie? Wanita ular itu? Kau akan menemuinya?" tebak Nick setelah menghentikan tawanya.

Nick kembali mengunyah spageti di mulutnya. Lalu menelannya dengan cepat.

Ken berdehem mengiyakan.

"Malam ini?"

Ken mengangguk. Lalu ia merebahkan dirinya di sofa. Meletakkan kepalanya yang serasa berat pada bantal sofa.

Nick mengangguk. Lalu ia segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja makan. Kemudian tangannya bergerak lincah di atas layar ponsel. Hanya butuh waktu beberapa menit bagi Nick, sebelum laki-laki itu kembali meletakkan ponselnya ke atas meja.

"Sudah. Aku sudah memesankan satu tiket untukmu," kata Nick sebelum kembali memasukkan sesendok spageti ke dalam mulutnya.

Ken mengerutkan kening, "Satu?"

Nick berdehem.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang