"Oh ... Apa yang harus ku lakukan?" gumam Lena. Wanita itu kini tengah berjalan mondar-mandir di dalam kamar tidurnya. Dengan tangan kanan tertekuk memainkan bibir seksinya, sedangkan tangan kiri menempel di perutnya berguna untuk menopang.
"Membersihkan apartemen, sudah. Memasak, sudah. Mandi, sudah. Membuang sampah, sudah." Ia kembali mengingat-ingat segala aktivitas paginya hari ini. Semua pekerjaan rumah yang biasanya ia lakukan sudah ia selesaikan. Hingga kini ia merasa bingung harus mengerjakan apa lagi untuk mengisi waktu kosongnya.
"Argh!! Apakah seperti ini rasanya menjadi seorang pengangguran," lanjut wanita itu frustasi seraya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya.
Ya Tuhan, aku harus apa? Aku bisa mati bosan jika hanya berdiam diri di apartemen tanpa kegiatan berarti seperti ini.
Lena benar-benar merasa bosan. Ia benar-benar sendiri saat ini. Setidaknya jika Abey sudah pulang, ia pasti akan direpotkan dengan segala kekacauan yang senantiasa bocah kecil itu lakukan. Ya, setidaknya seperti itu. Namun, entah mengapa bocah kecil itu belum kembali juga hingga saat ini. Entahlah, apa yang telah neneknya berikan untuk bocah kecil itu, hingga bocah kecil itu melupakan ibunya.
Lena mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruang kamarnya. Kamar itu telah ditata sedemikian rupa hingga bisa dipastikan hanya kamar Lena lah satu-satunya ruang kamar di gedung apartemennya yang memiliki desain berbeda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Gambaran)
"Kamar ini sangat nyaman," gumamnya. Tanpa Lena sadari kedua sudut bibirnya mulai terangkat.
"Ah ... Nathan ... Laki-laki itu benar-benar ajaib. Dia tahu bagaimana seleraku dan dalam kesejap dia bisa mewujudkannya," gumamnya lagi.
Mengingat Nathan, membuatnya terpikirkan sebuah ide. Dengan sigap Lena bangkit dari tidurnya, mulai mencari-cari benda pipih berwarna rose gold yang entah dimana keberadaannya saat ini.
"Argh!! Dimana aku meletakkanya ya? Ah ... Kau sangat pelupa akhir-akhir ini," gerutu Lena. Ia nampak berjalan menyusuri setiap sudut kamar mencari keberadaan benda pipih itu.
Setelah beberapa saat, Lena menepuk dahinya. "Astaga! Pasti ponselku masih di dapur," ucapnya kemudian. Tanpa banyak fikir, Lena berlari kecil ke arah dapur. Ia lupa bahwa tadi pagi ia mencoba resep kue cokelat terbarunya, dengan berbekal tutorial di youtube, tentu saja.