Chapter 19

7K 334 1
                                    

KENWARD AKANO NIKOLAI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KENWARD AKANO NIKOLAI

***

Dilorong depan ruang rawat inap VIP sebuah rumah sakit di Kota Manchaster, nampak seorang pria tampan yang tak lain adalah Ken tengah berbicara dengan seseorang melalui ponselnya.

"Nick, carikan info lengkap mengenai pernikahan Lena. Terutama mengenai mantan suaminya."

"..."

"Abigail Magdalena Dalton," sambung Ken.

"..."

"Ya. Dia sekretaris ayahku."

"..."

"Kenapa kau cerewet sekali! Aku hanya ingin kau mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai pernikahan Lena dan mantan suami Lena."

"..."

"Ku tunggu secepatnya!"

Ken menutup panggilan pada ponselnya dengan wajah kesal. 'Ingatkan aku untuk menjahit mulutnya jika bertemu nanti. Dia semakin berani banyak bicara sekarang.' gumam Ken.

Nick adalah orang kepercayaan Ken. Ia teman Ken sejak kecil, karena keahliannya dalam meretas dan mencari informasi yang sangat handal, Ken memutuskan untuk menjadikannya tangan kanan.

***

Sinar matahari mulai menerobos masuk ke dalam ruangan itu. Lena mengerjap-ngerjapakan matanya. Saat kesadarannya telah pulih sepenuhnya, ia melihat Abey yang masih tertidur pulas di atas ranjang rumah sakit, dengan sebelah tangan memeluk boneka beruang dan tangan lainnya memeluk bantal.

"Sepertinya sudah pagi," gumam Lena.

Ia mulai menggeliatkan tubuhnya guna meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal, di tengah-tengah aktivitasnya Lena merasakan sebuah telapak tangan berada tepat di atas kepalanya. Seketika Lena menengadahkan kepalanya untuk melihat pemilik telapak tangan tersebut.

'Ken?' batin Lena setelah melihat sosok pemilik telapak tangan tersebut..

Ya, kini posisi Lena sedang tertidur di atas sofa, dengan kepala berada di paha Ken. Sedangkan lelaki itu tengah tertidur dengan posisi duduk, membiarkan pahanya menjadi bantal bagi Lena, dengan sebelah tangannya yang terulur mengusap kepala Lena, dan kepala menengadah bersandar pada punggung sofa.

'Ternyata kamu juga bisa bersikap manis seperti ini, aku tidak menyangka, pria dingin sepertimu bisa melakukan hal seperti ini.' gumam Lena dengan senyuman tipis.

Tanpa sadar Lena menggigit bibir bawahnya mencegah tawa yang ingin menerobos keluar dari mulutnya, Lena merasa sangat geli melihat sikap manis Ken saat ini yang sangat bertolak belakang dengan sifat dingin dan cueknya ketika berada di kantor.

Lena masih berdiam diri seraya memandangi wajah tampan Ken dari posisinya. Ia masih enggan untuk bangkit dari posisinya karena tidak ingin membuat Ken terbangun.

Magdalena (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang