Jam 07.15
Kelas 12 IPS 5 guru belum juga menampakkan dirinya. Seperti tak ada niat untuk mengajar kelas yang terkenal dengan perkumpulan anak nakal. Tentu perkumpulan anak nakal, didalam kelas 12 IPS 5 hampir semua anak laki-laki anggota Salvatra dan sang ketua geng Salvatra pun ada didalamnya. Kelas 12 IPS 5 tidak mempunyai wali kelas. Semua guru angkat tangan untuk menjadi wali kelas mereka. Bahkan beberapa guru jarang sekali masuk kelas untuk menerangkan materi, karena akan percuma tak akan ada yang mendengarnya. Dari 30 murid, hanya hitungan jari yang mau mendengarkan guru. Guru-guru hanya memberi mereka tugas melalui ketua kelas. Untuk penjelasan disampaikan pada ranking 1, agar ia yang menjelaskan pada teman-teman kelasnya.
Kibum, Yoga, Reno, Aryan dan Elang sedang bermain gaple dengan Aryan sebagai wasit. Ia tidak ingin main karena nanti ia akan dicurangi keempat temannya.
Pintu kelas terbuka membuat mata mereka tertuju pada pintu. Bukan guru yang masuk melainkan ketua kelas yang masuk.
"Kibum." Panggil Raffa. "Kata Pak Kohan, anak-anak Salvatra yang kemarin bolos kumpul di lapangan." Suara Raffa terdengar begitu takut pada Kibum. Ia tak pernah menginginkan berurusan hal gila dengan ketua Salvatra itu.
Kibum mengangguk. "Thanks infonya, Raff."
"Iya, gue cuma nyampein yang dibilang Pak Kohan, beneran deh gue enggak tau Pak Kohan tau darimana."
"Santai aja." Jawab Yoga.
"Kita tau lo enggak berkhianat sama kita, Raff." Ujar Elang.
"Bilang digrup, Yan."
Mereka keluar kelas sesuai permintaan Pak Kohan yang disampaikan melalui Raffa.
Kibum, Yoga, Reno, Elang dan Aryan keluar kelas bersamaan beberapa anak Salvatra keluar dari kelas masing-masing. Tak ada raut wajah takut saat mereka tahu mereka akan dihukum dan dijemur dilapangan sampai seharian. Mereka melewatinya tidak seorang diri melainkan bersama-sama. Mereka selalu ingin membuktikan kalau mereka sangat solidaritas.
Arseno dan Ferre datang ke lapangan bersama. Keduanya bergabung dengan Kibum, Yoga, Reno, Elang dan Aryan. Walaupun Ferre anggota inti Salvatra, catatan bolosnya hanya hitungan jari. Dalam satu tahun hanya 3kali bolosnya. Seperti saat ini mereka sudah kelas 12, catatan bolos Ferre baru sekali ia lakukan, dan kemarin lah hal itu terjadi.
"Lo kenapa buka kancing deh, Bum? Mau ngegoda Pak Kohan?" Ucapan Aryan mendapatkan toyoran dikepalanya dari Kibum.
"Bukan goblok. Tapi sebelum dia nyuruh kita buka baju, gue buka aja duluan."
"Gue juga deh." Ikutan Yoga.
Akhirnya tanpa disuruh Kibum hanya dengan melihat Kibum dan Yoga melepas baju, mereka ikutan membuka baju dan mengumpulkannya dibawah tiang bendera. Terkecuali Elang, hanya dirinya yang memakai baju. Karena tato yang ada dilengannya lah membuatnya harus tetap menggunakan bajunya.
Pak Kohan datang dengan sebongkah bambu yang selalu ia bawa ditangannya. Matanya menyorot kebencian pada Kibum. Guru tak pernah bosan memanggil nama Bumi seakan-akan ia begitu menyukai nama Bumi. Pak Kohan berdiri didepan dengan menatap satu persatu anggota Salvatra yang sudah memenuhi lapangan. Saat ini lapangan sudah terlihat seperti adanya upacara bendera.
"KALIAN TIDAK ADA KAPOK-KAPOKNYA BOLOS DI JAM PELAJARAN!!"
"UNTUK KELAS 12! APA KALIAN TIDAK INGIN LULUS? HARUSNYA PERBAIKI NILAI DAN SIKAP AGAR PIHAK SEKOLAH DAPAT MEMBANTU KELULUSAN KALIAN BUKAN MEMBUAT ULAH TERUS MENERUS SETIAP HARINYA!!!"
"Iya Pak. Kita bolos juga ada alasannya bukan sembarangan bolos aja." Jawab Kibum tak ada takutnya.
"Mau alasan apa lagi kamu?" tunjukkan dengan bambu didepan wajah Kibum.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
Novela JuvenilAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...