13. Bulan Diraleen.

801 70 0
                                    

Pagi-pagi sekali parkiran motor dibuat heboh dengan kedatangan Aryan bersama Shopia. Salvatra yang memang sedang menunggu Aryan diparkiran karena tadi pagi Aryan berkata tidak ikut berangkat bersama tanpa memberikan alasan. Tapi ternyata alasan Aryan tidak dapat berangkat bersama karena harus menjemput Shopia.

Shopia memberi helmnya pada Aryan dan berpamit pergi kekelas lebih dulu. Aryan menghampiri teman-temannya yang lain sedang duduk dipendopo. Aryan datang dengan terus menggaruk lehernya yang tak gatal. Aryan dirangkul bahkan terlihat seperti mengunci lehernya oleh Yoga dan Reno. Keduanya begitu senang dengan tindakan lebih Aryan yang kini sudah maju selangkah lebih.

"ALBINO BENTAR LAGI ENGGAK JOMBLO!!" Teriakan Yoga membuat mereka semakin heboh.

"Gimana, Yan, gimana? Rasanya boncengin cewek yang lo suka?" Tanya Elang.

"Deg-degan njir." Jawabnya dengan memegang dadanya.

Ferre memegang dada Aryan, terasa sekali jantungnya berdetak lebih kencang. "Kenceng banget." Ujar Ferre kembali membuat mereka tertawa. Hanya Arseno yang menunjukkan senyum kecil di bibirnya.

"Dia meluk lo enggak?" Tanya Reno tanpa melepas rangkulannya.

Aryan menggeleng disahut kecewa teman-temannya. "Cuma pegang pinggang." Ucapnya pelan.

"Megangnya enggak menjalar kan, Yan?" Kepala Yoga mendapat toyoran dari Kibum yang terus tertawa mendengar teman-temannya begitu gencar menggoda Aryan.

"Gue tadi kenalan sama nyokapnya." Cerita Aryan. Aryan diajak duduk, jadilah mereka semua duduk berkumpul dengan mata mengarah Aryan yang terlihat begitu bahagia. "Nyokapnya welcome sama gue." Semuanya mengangguk dengan senyum senang. Jika dilihat seperti ini mereka bukanlah anggota geng Salvatra yang terkenal dengan brutalnya. Melainkan mereka terlihat seperti ibu-ibu yang sedang merumpi harga cabe naik dipasaran.

"Gue sarapan juga sama keluarganya. Nyokapnya nyuruh gue sering-sering kerumahnya. Udah ah malu gua." Akhir Aryan dengan meninggalkan teman-temannya yang terlihat kecewa.

Mereka berlari mengejar Aryan yang sudah berlari menjauh dari mereka. Jadilah mereka bertujuh lari-larian disepanjang koridor. Murid lain yang melihat mereka hanya dapat terkekeh. Terkadang anggota inti Salvatra terlihat menakutkan, brutal dan sangat garang tetapi terkadang mereka terlihat begitu manis dan menghangatkan. Seperti saat ini murid-murid yang melihat mereka begitu iri dengan kekompakan mereka yang terlihat saling menyayangi satu sama lain.

---SALVATRA---

"Lo yang masuk dong, Lan, gue takut."

"Lo ajalah, kan lo yang butuh. Gue sih cuma nemenin."

"Yaah, Lan. Lo tau kan gue takut banget sama Kibum sama Elang. Lo aja deh yang ambil."

"Ih lo tuh ngeselin banget sih!" Sebal Bulan.

Mawar diminta untuk mengambil sapu milik kelasnya yang dipinjam anak kelas 12 IPS 5, yang tak lain kelas Kibum, Elang, Reno, Aryan dan Yoga. Tapi Mawar tak berani sendiri, ia pun meminta Bulan menemaninya. Awalnya Mawar meminta Alynna untuk menemaninya tetapi Alynna dan Azrana sedang membantu guru dikelasnya. Ingin meminta bantuan Ferre tapi Ferre tidak bisa juga karena sedang dipanggil guru ke kantor. Arindha? Gadis itu sedang menjelaskan materi pada teman-temannya yang lain. Hanya Bulan yang menganggur. Butuh bujukan yang sangat ampuh sampai Bulan mau menemaninya.

Kalau ada guru didalam kelas mungkin Bulan dan Mawar tidak akan takut mengambil sapu milik kelasnya, tapi saat ini guru tidak ada membuat mereka begitu takut. Sebenarnya Bulan bukan takut tetapi ia tidak ingin bertemu Salvatra.

Tok...tok...tok

Semua mata memandang keduanya yang berdiri diujung pintu kelas. Mawar terus memegang baju seragam Bulan untuk menghilangkan rasa takutnya.

GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang