32. Warda.

699 61 18
                                    


Tiba-tiba HP Arindha berdering. Mereka pun menatap Arindha yang mulai bicara dengan Ferre.


"Hallo." Ucap Arindha dengan menyalakan loudspeaker.


"Kenapa Arindha?"


"Kamu dimana? Kenapa berisik banget?"


"Aku di warda sama anak-anak. Aku baru sampe, jadinya baru bisa telpon balik."


"Kenapa enggak sekolah? Kamu bolos lagi Ferre."


"Janji ini terakhir bolos, besok aku masuk kok."


"Kenapa berisik banget sih?"


"Iya berisik, disini penuh sama anak Salvatra. Bentar aku cari tempat sepi dulu."


"Re, rokok dimana?" Suara Aryan.


"Di Aceng." Jawab Ferre.


"Lo mau kemana?"


"Gue telpon cewek gue dulu."


"Bilang ke cewek lo, gue kangen Mawar gitu" Suara Reno dengan berteriak.


Mereka menatap Mawar yang terlihat tersenyum senang.


"Mau dibacok Bulan, Alynna sama Azrana lo, Ren." Ledek Kibum.


"Bilangin ke Arindha, gue mau balikan sama Azrana boleh apa enggak?"


"Ngarep banget lo, Goy. Dapetin Azrana aja dulu susah, giliran udah dapet lo tinggalin. Sekarang aja lo nyesel minta balik. Mati aja lo." Papar Elang menyakitkan.


Bulan, Alynna, Azrana, Mawar, Shopia dan Adira menahan tawa mendengar ucapan Elang yang benar adanya.


"Udahlah, ngaur lo semua." Suara Ferre. "Eh Ceng, lo enggak mau kabarin cewek lo." Ucap Ferre pada Aceng disebrang sana.


"Nanti ajalah, palingan sekarang dia lagi nangis gara-gara gue cuekin. Biar ajalah, dia juga udah ada si bangsat." Suara tawa anggota Salvatra begitu kencang.


Adira menyadari kalau yang dimaksud Ferre adalah didirinya, dan yang dimaksud Arseno dengan sebutan bangsat itu Rai.


"Gue telpon cewek gue dulu."


"Jangan lupa yang gue bilang, Re."


"Hallo, Rin." Suara Ferre terdengar sunyi.

GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang