Kibum, Elang, Yoga, Reno, Arseno, Aryan dan Ferre duduk diatas bangku-bangku yang ada di basecamp. Mereka semua begitu kesal dan marah dengan semua tuduhan yang tak baik untuk mereka semua. Musuh Salvatra di sekolah adalah anak OSIS dan murid yang ditolak oleh Salvatra.
"Udah lah, santai aja. Udah ketauan pelakunya. Besok aja marahnya." Ucap Arseno santai.
"Tapi gue enggak abis pikir aja sampe mereka selalu fitnah kita." Kesal Kibum.
"Orang baik aja pasti banyak yang fitnah apalagi kita yang di nilai nakal. Enggak akan ada abisnya tuduhan jelek tentang kita."
"Benar tuh kata Aceng." Ucap Aryan setuju.
"Eh Re...." Ferre menoleh kesamping Elang. "Si Panca itu beneran suka sama Alynna?"
Mereka semua menatap Elang curiga. Reno dan Yoga tersenyum licik membuat Elang risih.
"Gue cuma nanya anjir, enggak ada maksud apa-apa." Tukas Elang.
"Kalo merasa punya saingan jujur aja sih, Lang. Gengsi di gedein." Ledek Reno.
"Makanya Lang, jangan sering-sering debat mulut, jadi pengen bibirnya Alynna kan lo." Ucapan Yoga membuat mereka tertawa kencang. Elang sangat kesal. Ia tidak suka menjadi bahan ledekan Reno dan Yoga.
"Udahlah enggak jadi." Kesalnya.
"Malu tuh." Ledek Aryan.
Reno dan Yoga tertawa melihat wajah Aryan yang berubah menjadi takut saat mendapat tatapan tajam dari Elang.
"Jangan natap gitu, Lang." Ucap Kibum.
"Ah bacot lo semua!" Kesalnya benar-benar kesal.
"Gue sih kata Arindha..." Cerita Ferre. Elang memperlihatkan wajah kesalnya tetapi dapat diketahui bahwa ia penasaran. "Si Panca itu udah nembak Alynna dari kelas 2, tapi enggak pernah di respon sama Alynna. Sedangkan kalo Alynna liat Elang, Alynna langsung ngajak ngomong Elang walaupun dengan nada berantem. Itu yang buat Panca benci banget sama Elang. Padahalkan Elang enggak tau apa-apa." Jelas Ferre.
"Najis." Komentar Elang tiba-tiba.
HA HA HA HA HA
Suara tawa mereka begitu ricuh. Elang yang terlihat tidak berniat mendengarkan tetapi ia lebih dulu berkomentar.
"Lo semua kenapa sih? Kesel gue!"
"Kesel Alynna ada yang suka?" Ledek Reno.
"Tenang, Lang. Cuma lo yang direspon Alynna." Lanjut Yoga.
"Kayaknya Alynna suka sama lo, Lang." Pernyataan Ferre membuat mereka menatap Ferre tanpa arti. "Kalo dikelas Alynna selalu ceritain lo."
"AKHIRNYA BENCI JADI CINTA!!!"
"AGOY MATI LO BANGKE!!!"
"Akuin ajalah, Lang. Kalo udah cinta enggak ada yang bisa salahin." Ikutan Arseno.
"Lo juga coba akuin kalo lo itu cinta sama temen kecil lo itu." Ucap Elang membalas Arseno.
"Kalo gue enggak cinta dia, enggak mungkin gue masih ada disamping dia." Balasan Arseno membuat mereka tersenyum bangga. Arseno selalu bersikap jujur dengan apa yang ada didalam hatinya.
"Kenapa enggak lo tembak aja, lo ubah status lo dari teman jadi pacar?" Tanya Kibum.
"Gue enggak ingin dia jadi pacar gue, tapi gue inginnya nanti dia jadi istri gue."
Prok...prok...prok
Tepukan tangan mereka terdengar begitu bangga dan merasa kalau hanya Arseno yang menjadi laki-laki sejati.
"Gue merasa bukan cowok tulen." Gumam Reno.
"Emang lo bukan cowok kan?" Balas Elang.
"Sial."
"Tuh Goy, jadi cowok tuh kayak Aceng. Enggak kayak lo, semua cewek lo janjiin mau lo nikahin." Ledek Aryan.
"Enggak usah ngeledek lo kutil." Sebal Yoga dengan menoyor kepala Aryan. "Lo ngomong sama Shopia aja belum jelas, udah ngajarin gue."
"Kenapa jadi bahas cewek." Kesal Kibum.
"Kita tau kok, Bum. Kalo cuma lo yang enggak punya gebetan. Tapi enggak usah sirik gitu lah." Ledek Reno.
"Emangnya lo ada gebetan, Ren?"
"Gue mau deketin Mawar." Ucapnya malu-malu.
"Si cewek lugu itu?" Tanya Aryan.
Reno mengangguk. "Lucu." Komentarnya.
"Terlalu lucu, lugu, jatohnya jadi bego."
---SALVATRA---
05Apr2020
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
Fiksi RemajaAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...