Adira bertemu Azrana, Arindha, Shopia, Bulan, Mawar dan Alynna dikantin. Mereka sedang membeli air kemasan gelas lima dus untuk diberikan pada Salvatra, terkecuali Bulan, Mawar dan Alynna tidak ikut membeli minuman. Mereka tidak ada urusan dengan Salvatra. Mawar ingin ikut tetapi dilarang oleh Bulan dan Alynna. Mawar bukan siapa-siapa diantara Salvatra. Adira pun bergabung dengan Azrana, Arindha dan Shopia.
Penjaga warung membawa dus air ke lapangan dengan diikuti ketujuh gadis itu. Bulan, Mawar dan Alynna berjalan dibelakang Adira, Azrana, Arindha dan Shopia. Mereka sedikit kesal dengan Shopia yang rela menghabiskan uang jajannya untuk Salvatra terutama Aryan. Setelah diberi tahu Azrana kalau Aryan menyukainya juga, Shopia ingin maju lebih dulu mendekati Aryan.
Mata anggota Salvatra begitu berbinar melihat air datang mendekat pada mereka dengan gadis-gadis dibelakang tukang air itu.
"Eh ternyata Mawar cantik juga." Ucap Reno dengan terus memperhatikan Mawar berjalan diantara Bulan dan Alynna.
"Kenapa? Mau gue kenalin?" Tanya Yoga mencoba menjadi makcomblang.
Reno menoleh dan menatap Yoga ragu. Pandangannya ia alihkan pada Ferre. Ia lebih percaya Ferre daripada Yoga.
"Eh Re, Mawar anak kelas lo juga kan?" Ferre menoleh dan mengangguk.
"Satu geng sama Arindha, tapi rada lemot, plinplan. Selalu jadi korban toyoran Bulan sama Alynna."
"Kenapa enggak Bulan atau Alynna aja Ren, mereka juga cantik." Aryan memberi usul.
Reno menatap ketiga gadis itu. Pandangannya seakan-akan ia sedang menganalisa ketiga gadis itu.
"Ah kalo Bulan, jutek banget. Kayaknya galak juga kayak Azrana." Simpulnya tentang Bulan. "Alynna..." Reno bergedik ngeri membayangkan mulut tajam Alynna yang selalu debat dengan Elang. "Enggak ah, mulutnya pedes sampai ke ulu hati. Buat Elang aja."
"Idih najis, gue aja ogah." Tolak Elang.
"Mawar aja udah deh. Kenalin dong Re." Pintanya pada Ferre.
Belum Ferre menjawab, Adira, Azrana, Arindha dan Shopia sudah datang menghampiri mereka, sedangkan Bulan, Mawar dan Alynna sudah berjalan pergi menjauh. Tidak ikut ke lapangan.
Kibum, Reno dan Elang menatap ketiga gadis itu. Setelah ketiga gadis itu tidak terlihat, tak disangka pandangan mereka saling bertemu. Mereka yang berdiri saling bersebelahan saling menunjuk satu sama lain. Kibum menunjuk keduanya yang memang berdiri diantaranya. Mereka tertawa bersama membuat yang lain menoleh pada mereka.
"Kenapa lo bertiga? Ketawa enggak ngajak." Sebal Yoga.
"Enggak perlu lah lo tahu." Sengit Kibum. "Bagi airnya."
Semua anggota Salvatra masing-masing sudah mendapat air. Setidaknya rasa haus sudah hilang. Aryan yang sedang berhadapan dengan Shopia hanya dapat diam tanpa berani menatap mata gadis itu.
"Lo capek, Yan?" Perhatian Shopia.
"I---ya." Singkatnya dengan gugup.
"Nanti kalau udah selesai ngejalanin hukumannya, makan ya."
"I---ya."
"Mau makan bareng enggak?" Aryan diam. Jantungnya berdetak sangat kencang. Bagaimana bisa Shopia mengajaknya makan bersama, sungguh hal yang paling diinginkan Aryan sejak dulu ia menyukai Shopia. "Diem tandanya mau." Aryan hanya dapat menganggukkan kepalanya.
"Hari ini gue sengaja enggak bawa motor, nanti makannya diluar pake motor lo aja ya. Kita boncengan." Lagi-lagi Aryan hanya dapat menahan rasa bahagiannya. Ia seperti seorang pengecut yang tak pernah bisa menunjukkan rasa tertariknya pada gadis dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
Teen FictionAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...