29. Babak Belur.

728 61 15
                                    


Aryan membuka matanya perlahan, matanya merasa terkena sinar matahari. Ia melihat sekeliling. Posisinya masih sama seperti kemarin petang. Aryan tertawa pelan ketika bayangan kemarin terlintas dibenaknya. Aryan bangun dari tidurnya dan melihat semua wajah lebam Kibum, Elang, Reno, Arseno, Yoga dan Ferre.


"BANGUN WOY BANGUN!"


Aryan membangunkan semuanya dengan menepuk perut mereka satu persatu. Alhasil mereka semua kesakitan dan terbatuk-batuk. Aryan kembali tertawa melihat mata teman-temannya terbuka.


"Bangun woy udah pagi!"


Mereka bersamaan bangun dan duduk sama seperti yang dilakukan Aryan. Elang menoyor kepala Aryan dan Aryan hanya membalas dengan tawa.


"Ketawa mulu lo!" Kesal Arseno.


"Muka lo semua kocak."


"Ayolah cabut."


Mereka berdiri dan merapikan baju seragam yang masih menempel ditubuh mereka. Mereka keluar dari gudang yang terlihat sudah begitu terang. Mereka pergi meninggalkan gudang menuju rumah Kibum yang dipastikan sepi. Mereka akan mengobati luka lebam diwajah mereka.



---SALVATRA---



Tak sampai satu jam mereka sampai dirumah Kibum. Pak Apoy, penjaga rumah Kibum dibuat tercengang melihat berbagai wajah lebam disekitar wajah Kibum, Elang, Yoga, Reno, Arseno, Aryan dan Ferre. Mereka memasukkan motor mereka masing-masing kedalam garasi. Pak Apoy yang sudah begitu mengenali dan hafal dengan semua teman-teman Kibum hanya dapat menggeleng kepala. Tanpa berniat berkomentar. Mereka masuk kedalam rumah Kibum yang memang sepi, hanya ada beberapa asisten rumah tangga dan Mamahnya Kibum didalam kamarnya.


"Ren, ambil P3K di dapur terus lo bawa ke kamar gue. Gue mau ke Mamah dulu." Ucap Kibum. Reno mengangguk lalu berjalan ke dapur, sedangkan yang lainnya pergi kekamar Kibum.


Kibum berjalan kekamar Mamahnya dengan kekuatan hatinya.


"Mah ..."


"Bumi."


Kibum duduk disebelah Mamahnya dengan menggenggam tangan Mamahnya.


"Mamah udah makan?" Tanya Kibum setelah melihat makanan Mamahnya masih utuh diatas meja.


"Mamah enggak lapar, Bum."


"Makan ya, Mah. Biar Mamah tetep sehat."


"Mamah enggak lapar."


"Aku suapin deh, sama kayak dulu Mamah suapin aku." Ucap Kibum lalu mengambil piring nasi Mamahnya. "Buka mulutnya, Mah." Kibum mulai menyuapi Mamahnya dengan sabar.

GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang