Jam 8 pagi rumah Elang sudah dipenuhi dengan pelayat yang akan mengirimkan do'a dan mengantar Elang nanti ke pemakaman. Alynna terus menangis disamping tubuh Elang yang sudah ditutupi kain. Saat mengetahui Elang meninggal, Mamah Elang pingsan kemudian Ferre dan Aryan membantunya untuk sadar. Kini Mamah Elang hanya dapat menyesal karena telah menyia-nyiakan anak tunggalnya yang dulu selalu ia acuhkan. Elang sudah tenang dan sudah bertemu dengan Kibum.
Arseno, Reno, Aryan, Yoga dan Ferre hanya dapat diam didepan rumah Elang. Setelah tadi mereka mengirimkan surat yasin untuk Elang kemudian mereka memilih keluar. Mereka tak kuasa melihat jasad Elang yang sudah tertutup kain. Mereka kembali mengingat Kibum yang telah pergi lebih dulu. Mereka tak menyangka jika mereka harus merasakan kehilangan dalam waktu berdekatan seperti ini.
Bulan, Azrana, Adira, Mawar dan Arindha duduk berdekatan dengan Alynna yang terus menangis. Bulan dapat mengerti perasaan Alynna karena dua hari lalu ia pun merasakan dtinggal orang yang ia cintai. Lagi-lagi Bulan teringat Kibum membuatnya kembali menangis begitu sesak. Wajah Kibum terbayang didalam benaknya. Rasanya ia ingin sekali memeluk Kibum tapi itu hanyalah harapan yang tak akan dapat ia rasakan. rencananya nanti jam 10 ia akan kemakam Kibum, tetapi harus ia undur sampai nanti jam 12 bersamaan dengan Elang yang akan dimakamkan didekat makam Kibum.
Aryan lebih dulu menyadari kedatangan polisi bersama Papah Elang. Mungkin Papahnya Elang sudah diberitau kalau anaknya meninggal dunia. Tangan Papahnya pun masih terborgol dengan Polisi menjaga ketat dirinya. Aryan menyenggol Yoga yang ada disampingnya membuat Yoga menoleh kearah yang ditunjuk Aryan.
"Bokapnya Elang." Ujar Yoga.
Semuanya menoleh lalu berdiri. Tak ada tatapan hangat yang mereka berikan pada Papah Elang, melainkan tatapan kebencian yang mereka berikan. Salah satu alasan Elang pergi adalah karena kekerasan yang dilakukan Papahnya pada Elang.
"Enggak usah sok sedih gitu, Om. Semua juga terjadi karena Om." Sengit Arseno.
"Air mata buaya!" Geram Reno.
Mereka membiarkan Papah Elang masuk kedalam. Alynna yang melihat itu langsung menatap tajam Papah Elang.
"Semua ini gara-gara Om. Enggak usah nangis, Om!" Sengit Alynna.
"Lyn, jangan ngomong gitu." Tegur Bulan.
"Mamahnya Elang juga nangisnya bohongan. Mereka itu seneng karena Elang udah enggak ada!"
Papah Elang membuka kain penutup wajah Elang kemudian diciumnya pipi Elang. "Maafin Papah, Lang. Papah bukan Papah yang baik untuk kamu. Maafin Papah, Lang."
"Semua ini gara-gara kamu, Mas. Karena sering pukulin Elang." Mamah Elang menyalahkan suaminya.
"Kamu juga suka pukulin, Elang. Kenapa kamu ngomong seakan-akan cuma aku yang salah." Papahnya Elang ikut menyalahkan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
Teen FictionAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...