"Lo mau bawa gue kemana sih?"
"Duduk manis aja, kalo mau sekalian peluk."
"Ogah!"
Kibum membawa motornya dengan santai. Bulan terus kesal dengan Kibum yang tak kunjung memberitahukannya ia akan dibawa kemana. Bulan merasa seperti di culik. Kibum hanya tersenyum dengan terus melirik Bulan dari spionnya.
"Lo marah-marah mulu, masih bulanan?"
"Enggak perlu lo tau!"
"Oh berarti benar."
"Bawel banget sih."
"Sewot banget sih."
"Bumi berisik."
"Iya, iya."
"Ish lo tuh."
Bulan melihat sekelilingnya, mereka memasuki kawasan elit daerah Pondok Indah. Bulan sedikit memiringkan kepalanya agar dapat bicara dengan Kibum.
"Kita mau ngapain kesini?"
"Maunya ngapain?"
"Gue nanya."
"Gue juga."
"Jawab."
"Kalo gue jawab, cari rumah buat kita nanti, apa lo percaya?"
"Ogah."
"Gue juga."
"Lo tuh mau ngapain sih maksa gue ikut lo terus."
"Enggak tau, gue ingin ajak lo aja."
"Alasannya?"
"Apa harus ada alasannya?"
"Iyalah."
"Kalo alasan gue karena gue ingin sama lo, apa lo percaya?"
"GUE ENGGAK PERCAYA SEMUA OMONGAN LO!!"
"Berisik bodoh. Malu diliatin." Sebal Kibum.
"Bodo amat. Enggak peduli."
"Suatu hari nanti lo akan peduli sama gue."
"Ngarep."
"Memang."
"Capek ngomong sama lo."
"Gue juga."
Bulan terkejut Kibum membawanya masuk kedalam komplek yang terlihat mewah. Padahal kawasan rumahnya tak kalah mewah dari rumah yang ia lihat. Kibum menghentikan motornya di depan rumah berwarna putih. Pagar rumah terbuka dan disambut dengan senyuman Pak Apoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
Teen FictionAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...