Dua minggu kemudian...
Setelah melewati hari-hari tanpa adanya Kibum dan Elang. Mereka mencoba menjalani hidup dengan cerita yang baru. Kibum dan Elang tak akan pernah terhapus didalam hidup mereka karena Kibum dan Elang sudah melekat didalam hati mereka.
Hari ini SMA Mandala Mahesa akan mengumumkan kelulusan kelas 12 yang sudah menjalani Ujian Nasional sebulan yang lalu. Kini mereka akan menerima surat kelulusan dan menentukan pendidikan lebih tinggi.
Semua anak kelas 12 berkumpul di aula untuk mendengar sambutan yang akan diberikan kepala sekolah dan beberapa guru. Mereka berbaris sesuai kelas masing-masing. Sama halnya dengan kelas 12 IPS 5, dimana Aryan, Reno, dan Yoga merasakan ada yang hilang diantara mereka. Biasanya mereka berlima bersama Kibum dan Elang tetapi kini hanya mereka bertiga dalam satu barisan. Aryan, Reno dan Yoga hanya dapat terdiam ketika terbayang adanya Kibum dan Elang yang berbaris bersama mereka dibagian belakang.
"Selamat pagi."
"Pagi."
"Pagi hari ini adalah hari pengumuman kelulusan untuk kalian. Apakah kalian sudah siap mendapat surat kelulusan kalian?"
"Sudah."
"Kalian yakin lulus?"
"Yakin."
"Sebelum mengumumkan kelulusan, sebaikanya kita kembali mengenang dua teman kalian yang sudah lebih dulu mendahului kita. Bapak sangat terkejut saat mengetahui keduanya sudah lebih dulu pergi. Kita dapat mengambil pelajaran dari kedua teman kalian. Untuk selalu menjaga diri dari apapun karena kita tidak akan tau kejadian apa yang ada didepan kita."
"Untuk mengenang dua teman kalian Bumi Arjeon Zaidan dan Erlangga Abrahansol. Bapak minta Ferre Maharjun untuk keatas panggung untuk memimpin do'a bersama teman-teman kelas 12."
Ferre yang sedari tadi diam terpaksa harus keatas panggung. Padahal ia sendiri tak kuasa saat mendengar nama Kibum dan Elang. Tetapi ia harus membuktikan kalau ia kuat. Ferre berdiri paling depan dengan mic ditangannya. Helaan nafasnya terdengar panjang. Terlihat jelas kalau ia sedang menahan tangis. Sama halnya dengan semua anggota Salvatra. Mereka semua hanya dapat menundukkan kepala. Arseno yang berdiri dibagian belakang dapat melihat Aryan, Reno dan Yoga yang terus menundukkan kepala dengan bahu bergetar. Arseno pun ikut menghela nafas kasar melihat betapa lemah dan hancurnya mereka setelah kehilangan Kibum dan Elang.
"Saya sebagai sahabat dekat Bumi dan Erlangga, minta semua teman-teman untuk memaafkan semua kesalahan yang disengaja ataupun tidak yang mereka lakukan. Saya berharap semuanya ikhlas dengan kepergiaan mereka walaupun saya sendiri masih belum mengikhlaskan mereka pergi begitu saja."
"Saya sangat hancur ketika saya harus kehilangan dua orang yang berharga dihidup saya dalam waktu yang bersamaan. Dalam arti, belum saya menghirup udara bebas, saya sudah disuguhi oleh angin yang baru. Itu rasanya sangat sesak didada."
"Sebagai perwakilan semua teman-teman Bumi dan Erlangga. Mari kita mengirim do'a untuk mereka berdua agar mereka bahagia dengan dunia mereka yang baru."
"Berdo'a dimulai."
Semua menundukkan kepala dengan hati yang terus berdo'a untuk Kibum dan Elang. Sama seperti Bulan dan Alynna yang terus menundukkan kepala dengan menahan sesak didada. Azrana yang melihat betapa lemahnya Alynna, ia menarik tangan Alynna untuk ia genggam erat. Azrana terus menguatkan Alynna yang benar-benar menampakkan dirinya hancur.
"Berdo'a selesai." Akhir Ferre. "Terimakasih untuk do'anya."
"Saya permisi."
Ferre turun dari panggung kemudian kembali pada barisannya dibagian belakang. Ferre menoleh kearah Arseno dan dibalas anggukan kepala oleh Arseno. Ferre menunjuk arah Aryan, Reno dan Yoga. Arseno menggeleng kepala untuk tidak menanyakan keadaan ketiga temannya. Ferre kembali menatap kearah depan. Saat itulah ia mendapat senyum manis dibibir Arindha. Ferre menganggukkan kepalanya dengan menandakan jika dirinya baik-baik saja.
"Kita mulai saja pengumuman kelulusan kalian tapi sebelum itu Bapak akan memanggil siswa berprestasi yang terus membanggakan nama sekolah kita."
"Peraih nilai tertinggi dalam 10 besar silahkan naik keatas panggung."
"Peringkat 10, Dini Pratami 12 IPA 2."
"Peringkat 9, Oki Laswari 12 Bahasa 1."
"Peringkat 8, Arseno Hanbin Bagastryan 12 IPA 3."
"Peringkat 7, Citra Dewi 12 IPS 1."
"Peringkat 6, Bobby Jihwan 12 IPA 4."
"Peringkat 5, Nando Eko 12 IPA 4."
"Peringkat 4, Mutiara Sinta 12 Bahasa 4."
"Peringkat 3, Jino Bintara 12 Bahasa 1."
"peringkat 2, Arindha Floraina 12 Bahasa 2."
"peringkat 1, Ferre Maharjun 12 Bahasa 2."
Prok prok prok
"Untuk nama yang disebutkan silahkan naik keatas panggung untuk menerima piagam."
Siswa yang merasa terpanggil naik keatas panggung. Begitu pun Arseno, Ferre dan Arindha. Sebelum, naik keatas panggung, Arseno dan Ferre menoleh kearah Reno, Aryan dan Yoga untuk memberi semangat pada ketiganya. Reno, Aryan dan Yoga memberi semangat dengan kepalan tangan.
"KITA BANGGA SAMA LO BERDUA!" Teriak Reno.
Arseno dan Ferre mengangguk kemudian meninggalkan barisan kelas.
Mereka berbaris sesuai urutan peringkat yang mereka dapati. Ferre dan Arindha berbaris didepan karena keduanya juara tetap dari kelas 1. Sebenarnya Arseno juga pernah mendapat peringkat 3 besar, tetapi ia menurunkan nilainya karena menurutnya tak sepatutnya ia bersaing dengan sahabatnya sendiri. Arseno dan Ferre pernah mendapat selisih nilai 0,02. Sangat tipis. Akhirnya Arseno menurunkan nilainya sampai dibawah Ferre 0,20.
Beberapa saat setelah memberi piagam, kepala sekolah akhirnya mengumumkan semua siswa 100%. Mereka mendapat nilai baik. semua siswa senang akhirnya dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
nyesek nyesekannya udahan yaaa
banyak yang marah sama gue hahahaha
maaf yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
Teen FictionAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...