9. Gadis.

923 81 9
                                    

Belum jam istirahat Adira sudah duduk dikursi pinggir lapangan dengan menatap iba Arseno yang terlihat sudah kelelahan dengan keringat becucuran diwajah sampai tubuhnya. Salvatra sudah sangat terbiasa dengan adanya Adira ditengah-tengah mereka. Mereka tau kalau Adira begitu menyayangi Arseno.

Kriinggggg....

Adira tersenyum kala mendengar suara bel istirahat. Ia berdiri, menghampiri Arseno dengan membawakan air botol minum yang sudah ia siapkan untuk Arseno. Ia memberikan air botolnya dan diterima baik oleh Arseno. Adira menghapus keringat Arseno dengan sapu tangannya sendiri. Tidak ada yang berani mengejek Arseno, mereka hanya takut dengan balasan kejam dari Arseno. Setelah selesai minum, Arseno mengoper air botolnya pada Elang.

"Ra, kurang lah airnya." Adira menoleh pada Yoga. Ia menoleh.

"gue beli dulu ya, kalian sabar."

"Hanbin laper gak?" tanya Adira sebelum pergi ke kantin.

"nanti aja, tolong lo beli minum aja buat mereka. Uangnya ada ditas, ambil aja ya."

Adira tersenyum sambil menggeleng kepala. "gue masih ada uang kok."

Arseno menatap punggung Adira dengan rambut terurai panjang dan bando menghiasi kepalanya membuat Adira semakin terlihat cantik. Ya, dimana Arseno sedari kecil Adira akan selalu cantik. Perempuan pertama paling cantik didunia ini adalah Adira, kedua Bunda Ita dan Mama.

Pertemuan pertama Arseno dan Adira adalah di panti asuhan. Tempat Arseno ditemukan oleh Bunda Ita, pengurus panti asuhan. Saat usia Arseno 5 tahun dan Adira 4tahun, keluarga Adira yang memang selalu memberi sumbangan rutin setiap bulannya sedang berkunjung ke panti asuhan tempat Arseno diasuh. Adira melihat Arseno sedang main seorang diri, ia menghampirinya. Arseno tersenyum ketika melihat Adira duduk disebelahnya. Waktu sudah sore, orangtua Adira mengajaknya pulang tetapi Adira tidak mau. Ia ingin pulang kalau Arseno ikut pulang bersamanya. Tanpa pikir panjang, Arseno diangkat menjadi anak oleh orang tua Adira sampai kini mereka sudah remaja. Arseno begitu menyayangi Adira karena Adira lah ia mempunyai kehidupan yang sangat layak dan selalu bahagia. Arseno berjanji tidak akan pernah melukai dan meninggalkan Adira.

"beruntung banget lo, Ceng, punya cewek kayak Adira." Lamunan Arseno buyar dengan mendengar ucapan Reno.

"dia adik gue." Ralat Arseno.

"hmm...ya ya ya Adik."

---SALVATRA---

Adira bertemu Azrana, Arindha, Shopia, Bulan, Mawar dan Alynna dikantin. Mereka sedang membeli air kemasan gelas 5 dus untuk diberikan pada Salvatra, terkecuali Bulan, Mawar dan Alynna tidak ikut patungan untuk membeli minuman. Mereka tidak ada urusan dengan Salvatra. Mawar ingin ikut tetapi dilarang oleh Bulan dan Alynna. Mawar bukan siapa-siapa diantara Salvatra. Adira pun bergabung dengan Azrana, Arindha dan Shopia.

Penjaga warung membawa dus air ke lapangan dengan diikuti ketujuh gadis itu. Bulan, Mawar dan Alynna berjalan dibelakang Adira, Azrana, Arindha dan Shopia. Mereka sedikit kesal dengan Shopia yang rela menghabiskan uang jajannya untuk Salvatra terutama Aryan. Setelah diberi tau Azrana kalau Aryan menyukainya juga, Shopia ingin maju lebih dulu mendekati Aryan.

Mata anggota Salvatra begitu berbinar kala melihat air datang mendekat pada mereka dengan gadis-gadis dibelakang tukang air itu.

"eh itu ternyata Mawar cantik juga." Ucap Reno dengan terus memperhatikan Mawar berjalan diantara Bulan dan Alynna.

"kenapa? Mau gue kenalin?" tanya Yoga mencoba menjadi makcomblang.

Reno menoleh dan menatap Yoga ragu. Pandangannya ia alihkan pada Ferre. Ia lebih percaya Ferre daripada Yoga.

GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang