---Arseno~Teman Hidup---
Tiga belas tahun lalu saat dirinya bertemu Adira di panti asuhan tempat dirinya di temukan Bunda Ita, ia sudah mulai jatuh cinta pada gadis kecil berusia satu tahun lebih muda darinya. Arseno yang sebelumnya tidak pernah bicara pada siapapun terkecuali dengan Bunda Ita, Arseno mulai berani bicara pada orang asing, yaitu Adira. Adira lebih dulu menyapanya dengan senyum cantik sampai menampilkan gigi kelincinya, Arseno di buat ikut tersenyum. Adira mengajaknya mengobrol, mengajaknya bermain, mengajaknya bercanda dan tawa, Arseno ikut bahagia tetapi, ia tidak berharap lebih pada Adira yang akan selalu mengajaknya bicara, ia tau diri kalau dirinya hanya anak panti asuhan, lain dengan Adira lahir dari keluarga terpandang. Keluarga Adira selalu menjadi donator untuk panti asuhan tempat dirinya hidup.
Saat itu, saat sore hari Adira di ajak pulang Papa dan Mamanya, Arseno kembali memasang wajah datar untuk menutupi kesedihannya yang akan berpisah dengan Adira. Arseno melihat Papa dan Mama Adira menghampiri dirinya dan Adira di kursi taman panti, Papa Mama Adira terlihat sekali kalau mereka sangat menyayangi Adira. Papa Mama Adira mengajak Adira pulang, dengan cepat Adira menolak untuk pulang sampai membuat Papa Mamanya bingung.
"Aku mau Alsen ikut kita, Pa, Ma." Ucapnya menunjuk Arseno yang duduk disampingnya dengan wajah bingung.
Arseno yang tidak ingin memiliki masalah, ia menggeleng kepala dengan tatapan takut pada Papa Mama Adira. Ia membungkuk badannya sebagai tanda ia menghormati Papa Mama Adira.
"Nggak usah, aku disini aja sama Bunda. Kamu bisa pulang sama orang tua kamu."
Adira menggeleng kepala, menarik tangan Arseno untuk mendekatinya.
"Kalo Alsen nggak ikut, aku nggak mau pulang!" Ancamnya sembari memeluk Arseno.
Arseno menatap Papa Mama Adira bingung, ia tidak mengerti mengapa Adira begitu menginginkan dirinya ikut. Ia sudah nyaman berada di panti walaupun tak punya teman tetapi, ia bahagia.
"Adira, kamu harus pulang sama Papa Mama kamu. Rumah aku di sini, aku nggak bisa pergi dari sini." Arseno mencoba membujuk Adira.
"Kamu mau kan jadi saudara aku, Alsen?"
Arseno diam, tidak mengiyakan juga tidak menolak. Ia tidak mengerti maksud Adira memintanya seperti itu. Bahkan setelah ia tau kalau dirinya di buang di panti asuhan seperti sekarang, ia selalu berpikir untuk tidak akan memiliki kehidupan yang layak seperti manusia lainnya.
"Aku---"
"Adira, kamu tunggu disini dulu sama Arsen ya, Papa sama Mama mau ngomong sama Bunda Ita dulu."
Adira mengangguk setuju dengan permintaan Papanya yang membuatnya akan lebih lama bersama Arseno. Adira kembali menggenggam tangan Arseno yang sempat ia lepas. Ia mengusap telapak tangan Arseno dengan lembut.
"Alsen, mau kan selalu ada buat aku?" Ucapan Adira yang terdengar lucu membuat Arseno tersenyum.
"Kamu bisa kapanpun ke sini kalo kamu mau, Ra. Aku nggak akan kemana-mana. Aku selalu ada di panti ini."
Adira hanya tersenyum, bukan tersenyum mendengar ucapan Arseno, tetapi ia tersenyum melihat kedatangan kedua orang tuanya yang juga tersenyum kearahnya dan Arseno. Adira pun kembali berdiri, diikuti Arseno yang ikut berdiri disamping Adira.
"Arsen, kamu bisa ikut pulang kami. Kamu udah kami adopsi sebagai anggota keluarga kami. Kamu bisa panggil kami Papa dan Mama, seperti Adira memanggil kami." Ucapan Papa Adira membuat Arseno membeku, ia tidak menyangka akan ada yang mengadopsi dirinya. Tak banyak yang mengatakan kalau dirinya tidak akan di adopsi karena ia terlihat sangat menakutkan, tak pernah tersenyum ataupun tertawa. Tapi hari ini, ucapan orang-orang itu di patahkan oleh keluarga Adira yang mau mengadopsi dirinya.
"Aku?"
"Iya kamu, Arsen." Yakinkan Mama Adira sembari menggenggam tangan Arseno lembut.
Setelah hari itulah, Arseno dan Adira hidup bersama. Kemanapun Arseno pergi, Adira akan selalu ada di sampingnya. Sejak hari itu Arseno berjanji tidak akan menyakiti Adira ataupun membiarkan siapapun menyakiti Adira. Arseno berjanji pada dirinya sendiri kalau ia harus menikahi Adira saat ia besar. Arseno pun menepati janji dirinya.
---Arseno~Teman Hidup---
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
Teen FictionAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...