Sepanjang jalan Bulan dan Kibum hanya saling diam. Suara motor Kibum sudah membuat mereka terhindar dari keheningan. Sesekali Kibum melirik Bulan dari kaca spion. Kibum tersenyum melihat ekspresi polos Bulan.
Ciiittt...
Kibum tertawa, sedangkan Bulan sudah memeluk erat Kibum saat Kibum menghentikan motornya tiba-tiba. Kibum kembali melajukan motornya tetap dipeluk Bulan tentunya.
"Lo kenapa sih ngerem mendadak?"
"Biar lo peluk." Jawaban Kibum membuat Bulan menatap tangannya melingkar diperut Kibum. "Enggak usah dilepas." Pinta Kibum.
"Lo modusin gue?"
"Lo yang meluk gue duluan." Kibum menahan tangan Bulan agar tak melepas pelukannya. "Enggak apa-apa, peluk aja."
Bulan sudah tidak dapat mengartikan perasaannya saat ini. Hanya satu yang ia mengerti, ia begitu nyaman memeluk Kibum. Tubuh Kibum sangat pas untuk ia peluk, belum lagi harum tubuh Kibum membuatnya semakin nyaman. Kibum tersenyum senang melihat Bulan tidak memberontak. Bulan terlihat sedikit penurut.
"Lo kok tau arah rumah gue?" Tanya Bulan heran. Kibum bingung akan menjawab apa. Ia hanya tertawa pelan. "Lo tau darimana?"
"Pernah nanya Mawar." Jawabnya asal.
"Mawar?"
"Iya."
"Bahkan dia setiap mau kerumah gue selalu minta shareloc. Mana mungkin dia inget rumah gue."
"Iya gue enggak tau."
"Jujur lo tau darimana?"
"Dari Alynna."
"Alynna? Lebih enggak mungkin."
"Enggak ada yang enggak mungkin di dunia ini."
"Lo sama dia aja enggak pernah ngomong, gimana bisa dia kasih tau alamat rumah gue. Gue tau lo bohong."
"Arindha deh."
"Arindha?"
"Iya."
"Enggak mungkin."
"Yaudah terakhir Azrana."
"LO BOHONG BUMI!!!"
"IYA GUE BOHONG BULAN!!!"
"Ish lo tuh kenapa nyebelin banget sih."
"Gue juga enggak tau."
"Lo tau darimana? Jujur! Atau gue teriak ke satpam kalo lo mau culik gue."
"Gue pernah liat lo keluar dari stasiun terus naik bajaj. Gue ikutin lo deh sampe sini." Jelasnya dengan menunjuk gerbang cluster Bulan.
"Dasar penguntit!" Kibum tertawa pelan.
Bulan terlihat kesal tetapi pelukannya semakin erat pada tubuh Kibum. Itulah yang membuat Kibum tertawa.
"Itu rumah gue yang cat putih, gerbang hitam." Kibum mengangguk. Terus melanjutkan laju motornya dengan kecepatan sedang. "Makasih udah nganterin."
Kibum memperhatikan rumah Bulan yang terlihat sepi.
"Kok sepi banget?"
"Orang tua kerja, adik gue sekolah."
"Boleh mampir?" Bulan terlihat bingung tapi ia merasa tidak enak hati, Kibum sudah membantunya.
"Yaudah yuk masuk." Kibum memasukkan motornya kedalam garasi.
Kibum mengikuti Bulan masuk kedalam rumah Bulan. Rumahnya benar-benar sepi tanpa berpenghuni.
"Lo mau minum apa, Bum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]
TienerfictieAlasan pelangi memiliki 7 warna karena mewakili 7 anggota Salvatra. Setiap anggota mewakili satu warna pelangi. Begitu pun hidup mereka yang memiliki warna tersendiri. Pernahkah kalian merasa--- Tidak dapat melihat? Kekerasan? Di buang? Tak seda...