11. Sepenggal---Kibum&Ferre

759 70 6
                                    

"Bumi."

"Iya ini Bumi, Ma." Dengan kebesaran hati Kibum menghampiri Mamanya yang sedang duduk dikursi goyang dengan memandang jendela.

Kibum menarik kursi dan menempatkan dirinya disebelah Mamanya. Kibum mengecup lembut pipi Mamanya. Jemari tangan Mamanya mengangkat, Kibum mendekati wajahnya dengan jemari tangan Mamanya.

"Kamu baru pulang?"

"Iya Ma."

"Kok baru pulang? Kemarin kemana?"

"Oh...kemarin aku ada studi tour dari sekolah. Aku mau pamit sama Mama tapi aku liat Mama lagi tidur, aku gak tega bangunin Mama." Ucapnya dengan alasan yang sedikit masuk akal.

"Kamu sering ikut study tour ya?"

"Iya Ma, nambah temen."

"Nggak berantem kan, Bum?"

"Aku nggak berantem lagi, Ma."

"Janji ya?"

"Iya Ma."

Kibum meraba seluruh wajah Mamanya. Tangannya berhenti tepat dikedua mata Mamanya. Helaan nafas terdengar kasar dari mulut Kibum.

"Mama nggak mau berobat biar Mama bisa liat dunia ini?" Tanyanya dengan lembut. Kibum terus menahan air matanya agar tidak menetes. Kedua tangan Mamanya masih menempel diwajahnya. "Kalau Mama nggak mau liat dunia ini lagi, cukup liat aku aja, aku juga udah seneng."

"Mama udah tua, Bum. Nggak usahlah, lagi pula kita nggak punya uang."

"Mama nggak perlu mikirin biayanya. Aku pasti bisa ajak Mama berobat, asal Mama mau."

"Kamu uang darimana?"

"Ada pokoknya, halal kok."

"Uangnya kamu simpan aja untuk masa depanmu." Tolak Mama lembut. "Cahaya Mama cuma kamu, Bumi. Kamu tetap menjadi anak yang baik dan sayang Mama saja, sudah membuat Mama mempunyai dunia. Kamu segalanya untuk Mama, Bumi."

"Aku cuma mau Mama liat wajah ganteng aku yang sekarang Ma." Ucapnya sedikit manja dengan meletakkan kepalanya diatas bahu Mamanya. Kibum yang terlihat sangar dan gagah, kini sudah berubah seperti anak kecil.

"Apa Mama nggak penasaran dengan wajah ganteng aku yang sekarang? Selama 4tahun ini aku selalu bertambah ganteng, Ma. Kalau Mama nggak percaya liat aku deh." Ucapnya dengan terus mempertahankan kekuatannya agar terlihat kuat melihat keadaan Mamanya yang sudah kehilangan indra penglihatannya sejak 4tahun lalu.

Penyebab hilangnya indra penglihatan Mamanya karena kecelakaan. Mobil Mamanya menabrak tiang listrik hingga kaca mobilnya pecah dan mengenai kedua kornea mata Mamanya. Kibum sangat marah dan menyalahkan Papanya. Semua penyebab kecelakaan Mamanya karena Mamanya melihat Papanya berselingkuh dikantornya sendiri. Setelah kecelakaan itu Papanya pergi meninggalkan dirinya dan Mamanya demi selingkuhannya itu.

Alasan utama Kibum bergabung dengan Salvatra adalah ingin membuktikan pada Papanya. Ia mampu menjaga Mamanya dengan tangannya sendiri bahwa ia kuat dan pemberani. Suatu hari nanti Kibum ingin menghancurkan Papanya dengan tangannya sendiri.

Semua biaya sekolah dan hidupnya bersama Mamanya adalah dengan uangnya sendiri dari hasil berinvestasi dan menanam saham diberbagai perusahaan besar diseluruh Indonesia.

Semua anak Salvatra terkecuali Reno hanya tau kalau Papa Kibum sudah meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Memang terdengar jahat, tapi Kibum lebih memilih Papanya meninggal daripada terus menyakiti Mamanya.

"Didalam mimpi Mama, Mama sudah liat wajah ganteng kamu. Mama selalu jatuh cinta sama kamu, Bumi."

"Apa Mama nggak mau liat wajah ganteng aku didunia nyata, tidak di mimpi Mama?"

GENG SALVATRA [Vis. SEVENTEEN] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang