Five

60 19 0
                                    

Author's POV

Lelaki bernama Park Jimin itu sedang bermain game kesukaan di ponselnya sambil menyanyikan lagu karyanya, ia hanya ingin menghabiskan akhir pekannya dengan game dan beberapa makanan kesukaannya.

"I want you to be your light, baby
You should be your light
Deoneun apeuji anhge
Nega useul su issge
I want you to be your night, baby
You could be your night
Ibami neoege soljighal su issge" senandungnya dengan suara lembut bak malaikat.

"Aish! Jinjja!" Teriaknya kesal dan mengeluarkan suara yang menyeramkan ketika ia sedang bermain game, tiba-tiba seseorang meneleponnya.

Min Yoori.

"Ne?" Jawabnya kesal.
"Kau kalah Jimin-ah" ucap Yoori di sebrang sana.
"Kalah apa? Daritadi aku bermain game tapi aku menang" jawab Jimin dengan nada heran.
"Aish. Bukan kalah dari game bodohmu itu. Kau kalah. Ucapanku benar. Buktinya Taehyung sudah menyatakan cintanya pada Seolhyun." Jelas Yoori panjang.
Jimin hanya terdiam. Ia tau jika temannya akan berada dalam masalah. Jimin sama sekali tidak suka perempuan bernama Kang Seolhyun itu.

"Baiklah, itu bukan urusanku." Dengan begitu Jimin langsung memutuskan teleponnya. Mood Jimin hancur seketika. Ia ingin bermain bersama Taehyung, tapi ini bukan saat yang pas. Biasanya Kim Taehyung lah yang bisa memperbaiki mood Jimin.

"Ah.. si bodoh itu." Desah Jimin pasrah merutuki kebodohan Kim Taehyung. "Aku harap kau segera sadar akan busuknya wanita itu."

Jimin bangkit dari duduknya, mengambil jaket kesayangannya dan menelepon seseorang.
"Jungkook-ah, bermain game lah bersamaku. Aku segera kesana". Ucap Jimin pada seseorang di sebrang sana. Jimin pun langsung keluar dari rumahnya.

Sepanjang perjalanan Jimin hanya memikirkan nasib Taehyung. Jimin memikirkan betapa busuknya wanita itu.

Flashback ON:

Seseorang bernama Park Jimin itu hanya melamun didalam kelas, dikarenakan dua sahabat sehatinya sedang tidak masuk. Min Yoori sedang menjenguk neneknya yang kritis di Daegu, sedangkan Taehyung sedang membolos karena ia belum mengerjakan tugas.

Ketika ia sedang mendengarkan musiknya, tiba-tiba ia mendengar keributan. Ia hanya menengok melihat sumber keributan.

"Kau!! Berani-beraninya kau menumpahkan ini pada seragamku!" Ucap seorang wanita sambil mendorong wanita yang menumpahkan susu pada seragamnya.

"Kau bahkan tidak sebanding denganku!" Ucap wanita itu lagi sambil menjambak wanita yang satu.

Jimin terkejut melihat siapa yang sedang berkelahi.

Jimin tidak tahan melihatnya. Jimin berdiri dari duduknya.
"Ya! Kang Seolhyun!" Teriak Jimin pada wanita yang sedang menjambak itu. "Apa-apaan kau?!" Lanjut Jimin.

"Lihat, Jimin! Jalang ini menumpahkan susu pada seragamku!" Adu Seolhyun pada Jimin.
Jimin hanya menghela napas berat, "Yasudah, kau bisa ganti pakaianmu. Tidak usah dibesarkan."

"Tapi.. Jimin! Lihatlah! Dia hanya gadis pesuruh, dia bahkan tidak pantas untuk berbicara denganku. Aku ini berteman dengan BTS, teman Min Yoori!" Ucap Seolhyun yang berhasil membuat Jimin terkejut bukan main.

"Lalu kenapa kalau kau berteman dengan BTS?!" Teriak Jimin. Jimin pun menyeret wanita itu keluar kelas. "Apa maksudmu? Jangan bilang kau hanya memanfaatkan Min Yoori? Tentu saja kau juga memanfaatkan aku dan Taehyung demi ketenaranmu, bukan?!" Ucap Jimin dengan nada yang menahan marah.

"Ti..tidak. Aniyo! Tidak seperti itu Jimin-ah!" Jawab Seolhyun terbata, sedikit terkejut melihat Jimin marah.
"Apa? Lalu apa? Jelaskan!" Bentak Jimin.
"Akan ku jelaskan nanti. Aku bersihkan dahulu susu menjijikan ini dari seragamku."

Dengan begitu, Kang Seolhyun langsung berlari ke toilet.
.
.

Ketika sedang beristirahat, Jimin makan bersama hyungnya. Yaitu Namjoon dan Hoseok.

"Ya, Jimin-ah. Itu wanita yang di incar Taehyung bukan?" Tanya Hoseok sambil menunjuk keributan dibelakang Jimin. Jimin pun menoleh ke arah yang di maksud.

Jimin terkejut untuk yang kedua kalinya. Jimin melihat Seolhyun sedang menumpahkan soup ke kepala seseorang.

"Ya! Wanita gila!" Teriak Jimin yang membuat kantin itu hening.
Seolhyun pun terkejut melihat Jimin yang sedang bersama Hoseok dan Namjoon. Wanita itupun berlari kearah Jimin.

"Jimin-ah, aku tidak bermaksud melakukan itu." Jelas Seolhyun pada Jimin.
"Lalu? Aku tidak peduli." Jawab Jimin.
"Oppa, kalian percaya padaku kan? Dia yang memulai. Wanita miskin itu suka pada Taehyung ku!" Seolhyun mencari pembelaan kepada Namjoon dan Hoseok.
"Tapi.. apakah kau pantas menyebutnya miskin?" Jawab Hoseok.
"Dan apa kau pantas melakukan itu?" Tambah Namjoon.
"Ne, oppa. Aku salah. Tapi ku mohon jangan bilang kejadian ini pada Taehyung dan Yoori. Ah jeball." Mohon Seolhyun pada mereka bertiga.

"Aish. Mood makanku hilang." Ucap Jimin sambil melempar nampan makanannya ke arah kaki Seolhyun. "Hyung, aku akan ke kelas sekarang. Aku tidak betah melihat wanita menyeramkan ini." Pamit Jimin pada Hoseok dan Namjoon.

"Hoseok-ah, kau tetap mau berada disini? Aku ingin menelepon Yoori, aku ingin bercerita sesuatu padanya." Ucap Namjoon.
"Ahhh.. benar. Aku juga ingin bercerita sesuatu pada Taehyung." Hoseok pun berdiri bersama Namjoon dan meninggalkan kantin.

"Aish!" Seolhyun mengacak rambutnya frustasi. Ia takut kelakuan aslinya ketahuan oleh Taehyung dan Yoori. "Aku harus melakukan sesuatu agar Taehyung dan Yoori tidak percaya pada mereka."
.
.

Seolhyun pun menghalalkan segala cara. Ia menyuruh orang yang ia bully berbicara pada Taehyung dan Yoori bahwa Seolhyun sama sekali tidak membullynya. Seolhyun pun mengeluarkan drama cerdasnya yang membuat Taehyung dan Yoori memercayainya sepenuh hati.

"Ya! Wanita iblis! Lihat saja! Aku akan adukan perilaku mu pada Yoori. Dan kau tidak akan punya teman lagi" ucap seorang wanita yang tidak tahan melihat perilaku Seolhyun.

"Woah... jinjja? Lakukan saja sebisamu. Yoori tetap akan menjadi tamengku. Tidak ada yang berani melawanku jika Yoori berada di pihak ku." Ucap Seolhyun sambil tersenyum licik.

Flasback OFF.

Sesampainya dirumah Jungkook, Jimin langsung bercerita pada Jungkook tentang Taehyung.

"Aish. Hyung yang satu itu benar-benar bodoh." Gerutu Jungkook.
"Jungkook-ah.. bawakan aku air dingin! Kepalaku rasanya sudah terbakar. Palli!" Suruh Jimin pada Jungkook.
"Tunggu hyung. Tapi apa Yoori nuna tidak berkutik? Aku yakin Nuna sudah tau tentang itu. Yoori nuna bukan orang yang bodoh seperti tuan Kim Taehyung yang terhormat." Ucap Jungkook. Jimin hanya terdiam, karena ucapan Jungkook ada benarnya.

Jimin menggelengkan kepalanya, "Aniyo. Wanita itu sangat pintar memainkan peran. Dia benar-benar licik, Jungkook-ah".

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Sudahlah, hyung. Hari ini kita bersenang-senang saja. Oh ya, bagaimana sekolah tahun kedua mu ini?" Jungkook membuka pembicaraan.
.
.
.

Di lain tempat, Taehyung sedang menjalankan mobilnya sambil memikirkan perkataan pacar barunya itu.

"Mmm, aku suka. Tapi ku kira kau akan menghadiahiku kalung mutiara atau anting berlian". Kata-kata itu terus memutar di benak Kim Taehyung.

Dengan begitu, ia langsung memutar balikkan mobilnya ke arah rumah Jimin. Ia ingin bertemu Jimin sekarang juga.

Sesampainya dirumah Jimin, jantung Taehyung berdegup kencang. Ia takut Jimin mengabaikannya.

"Eoh, Taehyung-ah. Apa kau mencari Jimin?" Tanya seorang wanita paruh baya.
"Ah ya, Ahjumma. Apakah Jimin ada?" Tanya Taehyung pada pembantu rumah tangga Jimin.
"Sayang sekali, Jimin sedang keluar." Ucap Lee ahjumma.
"Ah.. jinjja? Kemanakah ia pergi?" Tanya Taehyung lagi.
"Maaf, tapi aku tidak tau." Ucap Lee ahjumma sambil merasa bersalah.
"Hmm, gwenchana ahjumma. Aku pulang dulu" dengan begitu Taehyung segera meninggalkan kediaman Park.

"Apakah Jimin bersembunyi di dalam karena ia tidak ingin menemuiku?" Batin Taehyung, "Ah, pikiranku liar sekali".
.
.
.
.
.

Annyeong! Jangan lupa vote dan comment!❤

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang