Thirty Nine

40 14 0
                                    

"Hyung, seandainya jika kau mempunyai pacar lalu sahabatmu menyukai pacarmu. Apa yang akan kau lakukan?" Tanya ku pada Hoseok hyung. Ku lihat ia mengerutkan dahinya bingung.
"Aku tidak ada maksud apapun. Aku hanya bertanya." Ucapku lagi.

"Kau menyukainya?" Tanya Jimin secara tiba-tiba.
"Ahh, aku juga penasaran tentang itu, hyung." Ucap Jungkook.
"Apa maksud kalian?" Tanya ku kepada dua orang yang sedang sibuk main game.
"Kau menyukai Yoori nuna, bukan?" Tanya Jungkook. Aku membulatkan mataku sempurna. Bagaimana dia tau?

"Aish, sudahlah. Lanjutkan permainan kalian." Jawabku sambil menjitak Jungkook.
"Ne, kalau aku menang kau harus jujur." Ujar Jungkook sambil tertawa puas.

"Aish. Ah, benar. Hyung, jadi apa jawabanmu? Jika sahabatmu suka dengan pacarmu." Tanya ku lagi kepada Hoseok Hyung.
Ia memiringkan kepalanya untuk berpikir. "Hmm, aku rasa aku akan membiarkan pacarku memilih antara aku dan sahabatku. Jika ia tidak memilihku, aku akan merelakannya. Yang terpenting adalah persahabatan ku tidak hancur karena seorang wanita." Jawabnya. Aku pun terdiam.

Benar juga. Jika Namjoon hyung tau aku suka dengan Yoori, apakah persahabatan ku dan Namjoon hyung akan hancur? Aish, aku tidak menginginkan itu.

"Ada apa, Taehyung-ah? Mengapa kau menanyakan itu?" Tanya Hoseok hyung.
"Aniya, aku hanya ingin bertanya." Jawabku dan memberinya sebuah senyuman.

"Hyung, kau tidak peka sekali. Sudah jelas ia menyukai Yoori Nuna." Ucap Jungkook yang masih terfokus pada game.
"Aish! Bocah ini!" Kesalku pada Jungkook dan segera memiting kepalanya.
"Hyung hyung! Aku bisa mati, hyung! Aku sedang bermain game, hyung!" Jawabnya sambil menyingkirkan tanganku darinya.

"Taehyung-ah, jika kau benar suka dengan Yoori, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Hoseok hyung tiba-tiba. Membuatku melepaskan tangan ku dari Jungkook dan berpikir keras. Aku juga tidak tau apa yang harus aku lakukan, karena aku sedang ada di posisi itu sekarang.
"Dia akan mati kebingungan, hyung." Jawab Jimin sambil tertawa. Aish.

"Jika aku suka dengan Yoori? Itu tidak mungkin, jadi aku tidak akan menjawabnya." Ucapku dan memberinya senyuman yang sangat penuh arti.

"Benar. Aku pamit sebentar." Ucapku dan meninggalkan mereka.

Aku masuk ke kamarku ingin berganti baju. Namun aku tersadar, syal milik Yoori masih melingkar di leherku. Aku langsung teringat wajah Yoori yang sedang memakaikan syal ini kepadaku.

Min Yoori. Kenapa kau selalu hadir di pikiranku?

Besok ia akan pergi bersama kekasihnya, hanya berdua. Indah sekali, bukan? Membayangkannya saja rasanya aku ingin teriak kencang, mencegah agar mereka berdua tidak pergi berlibur.

Aish. Apa yang akan mereka lakukan selama menginap? Jadi inikah yang namanya cemburu? Yang benar saja! Ini sangat menyesakkan.
.
.

Yoori's POV

Ku rasakan sinar matahari menusuk mataku, aku membuka mataku secara perlahan. Aku terbangun dari tidurku dan segera memeriksa jam di ponselku.

Astaga sudah jam 11 siang dan banyak notifikasi yang masuk ke ponselku. Ku lihat juga ada beberapa telepon tak terjawab. Aku segera memeriksanya, ternyata itu dari Namjoon Oppa yang mengingatkan ku bahwa pesawat kita akan berangkat jam 5 sore ke Jeju.

Aish, aku belum menyiapkan apa-apa. Kenapa aku tidur lama sekali?

Aku segera bangun dari duduk ku dan mengambil tas ku, serta membuka lemari ku untuk mengambil baju yang akan ku bawa.

"Ah, jinjja. Baju yang mana saja yang harus ku bawa?" Tanyaku pada diri sendiri sambil mengacak rambut ku bingung.

Tiba-tiba saja pintu kamar ku terbuka dan menampakkan seseorang disana.
"Heol, kamarmu berantakan sekali." Ucapnya.
"Apa kau baru bangun?" Ia bertanya padaku. Dia adalah seorang lelaki tidak jelas bernama Min Yoongi.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang