"Taehyung-ah, ternyata kau disini. Aku mencarimu." Ucap seseorang dan langsung duduk di sampingku tanpa meminta izin.
"Eoh, hyung." Jawabku singkat kepada orang di sebelahku."Mengapa kau disini? Ayo masuklah, disini dingin." Ucapnya lagi.
"Tidak, hyung. Kau duluan saja." Jawabku.
"Aish, kau tidak boleh murung di hari ulang tahunku!" Gerutu Seokjin hyung yang berhasil membuatku tertawa kecil."Ada apa, Taehyung-ah? Tidak biasanya kau seperti ini." Tanya Seokjin hyung. Aku terdiam beberapa saat, apakah aku harus cerita tentang perasaanku padanya?
"Ah itu.. aku merasa. Entahlah." Jawabku.
"Ya! Jika ingin bercerita, cerita saja. Aku akan mendengarkan dan jika aku mampu memberi saran maka akan ku beri saran." Ucapnya panjang lebar. Membuat ku tersenyun."Hyung, mengapa saat Yoori memelukmu perasaanku biasa saja? Bahkan aku senang kau dan Yoori saling menyayangi. Tapi mengapa saat aku melihat Yoori berpelukan dengan Namjoon hyung, aku merasa bahwa kebahagiaanku hancur?" Tanya ku sambil membayangkan senyuman bahagia Yoori.
"Aish, michin. Ternyata kau mencintai Yoori lebih dari teman." Jawabnya sambil terkekeh.
"Ya! Mengapa kau bertanya ini padaku? Kau sudah dewasa, Taehyung-ah. Kau pasti mengerti apa yang sedang kau rasakan." Ucapnya lagi. Aku hanya tertunduk."Taehyung-ah, tidak ada yang bisa menebak masa depan. Mungkin saja kebahagiaan Yoori saat ini adalah Namjoon, tapi kita tidak tau beberapa tahun kemudian. Bahkan kita tidak tau apa yang akan terjadi satu menit kemudian. Jadi, jangan terlalu mengkhawatirkan itu. Dan pikirkan kebahagiaanmu sendiri, tapi jangan sampai kau merusak sesuatu diantara kalian dan diantara kita. Kau pasti mengerti maksudku." Ujar Seokjin hyung, aku pun menyimaknya. Aku terus berpikir. Apakah mencintainya sangat menyusahkan?
"Ne, hyung. Arasseo. Aku tidak akan bertindak ceroboh, hyung. Aku akan menunggu sampai waktu yang tepat." Jawabku dan melihat sebuah senyuman di wajah Seokjin hyung. Lalu ia menepuk-nepuk pundak ku.
"Baiklah, sekarang ayo kita masuk. Lupakan masalah itu dan mari kita bersenang-senang." Ucapnya sambil menarik tanganku. Namun, aku teringat sesuatu. Aish, bagaimana aku bisa cerita pada orang ini?
"Hyung, jangan sampai mulutmu itu berbicara tentang hal ini pada siapapun!" Cegahku.
"Ya! Kau pikir aku sudah gila?!" Ucapnya dengan wajah seriusnya.
"Aku hanya berhati-hati." Jawabku sambil terkekeh.
"Tenanglah. Maka dari itu ayo kita masuk, biar tidak ada yang bertanya-tanya tentangmu." Ajaknya lagi. Namun aku tetap menggeleng, tetap pada pendirianku."Aish, kau memaksaku melakukan ini." Ucapnya dan detik berikutnya ia mengangkat tubuhku.
"Ya! Ya! Hyung! Turunkan aku!" Jawabku sambil tertawa karena melihat tingkah keibuannya. "Arasseo, arasseo. Aku akan masuk. Turunkan aku sekarang." Pintaku agar turun dari gendongannya. Lalu ia menuruti ku dan membiarkan aku turun."Aish, hyung. Kau ini." Ucapku masih tetap tertawa dan merangkulnya masuk ke ruangan.
.Ketika sampai di ruangan, aku melihat Yoori dan Namjoon hyung yang sedang duduk berduaan di sofa. Aish.
"Taehyung-ah, anggap kau tidak melihat itu. Ayo kita bersenang-senang." Ucap Seokjin hyung sambil memberikan sebuah mic padaku.
"Yess!! Ayo kita berkaraoke!" Ujar Jungkook senang sambil menari-nari menggerakan badannya dengan semangat."Namjoon-ah, lepaskan Yoori sebentar. Ayo kita bersenang-senang!" Ucap Seokjin hyung lalu ia mengedipkan sebelah matanya padaku. Membuatku tersenyum.
"Benar sekali! Hargailah perasaan para single disini!" Jawab Yoongi hyung sambil menarik Yoori agar berdiri."Nunaaa, ayo kita bernyanyi bersama." Ajak Jungkook kepada Yoori, sekarang Yoori berada di genggaman Jungkook.
"Hyung, ayo! Bersemangatlah!" Ajak Jungkook sambil mengenggam tanganku. Dan kini aku dan Yoori berada di genggaman Jungkook, aku melihat ke arah Yoori yang sedang tertawa gembira. Entah mengapa aku tersenyum melihatnya, tentu membuatku jadi lebih semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fanfiction"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...