Two

92 19 0
                                    

Taehyung's POV

Aku masih terkejut mendengar perkataan Yoori. Ternyata dia diam-diam mengagumi Namjoon hyung. Ya, Namjoon hyung adalah salah satu anggota BTS. Memang sih, dia paling pintar diantara kami. Tapi kenapa Yoori bisa suka? Ku kira Yoori suka tipe lelaki yang sedikit berandalan dan tidak karuan.

Tidak. Masa bodoh dengan perasaan Yoori kepada Namjoon hyung. Aku sedang memikirkan wanita cantik yang duduk di kantin tadi. Aku harus mencari tau tentang dia. Aku yakin dia sekelas denganku, tapi aku penasaran dengan hal lainnya.

Tapi apakah bisa Yoori membantu ku? Bagaimana cara dia mengenalkan ku pada wanita itu? Aku bahkan tau jika ia sangat membenci perkenalan. Dia tidak suka jika dia harus mengenalkan dirinya kepada orang lain. Ya, bisa dibilang Yoori sangat arogan kepada orang yang baru ia kenal.
.
.

Sepulang sekolah aku langsung menuju rumah Yoongi hyung untuk berkumpul dengan BTS.

"Yaaa~~ ini dia para adik-adik kita yang baru saja menjalankan hidupnya sebagai anak SMA" sapa Seokjin hyung sambil tertawa.
Seokjin hyung adalah anggota tertua di BTS, nama lengkapnya Kim Seok Jin. Manusia yang selalu menganggap dirinya tampan. Tapi aku pun mengakui kalau dia memang tampan.

"Aish hyung, kau ini" jawab Jimin sambil malu-malu.
"Oppa deuuul.. aku sekarang murid SMA" ucap Yoori tiba-tiba sambil mengeluarkan aegyo.
Semua terlihat terkejut melihat Yoori mengeluarkan aegyo. Karena biasanya ia selalu mengeluarkan sikap ganasnya.
"Mwo? Kau sudah gila?" Tanya Seokjin hyung.
"Aku bahkan bukan Oppa mu, Yoori noona" ucap Jungkook. Kami tertawa mendengar ucapan Jungkook. Memang Jungkook adalah anggota termuda di BTS. Umurnya lebih muda 2 tahun dari ku dan Jimin, juga Yoori. Nama lengkapnya Jeon Jungkook.

"Tunggu, dimana Namjoon dan Hoseok?" Tanya Yoongi hyung tiba-tiba dari arah kamarnya.
"Molla.. sepertinya mereka masih di sekolah" jawab Seokjin hyung.
"Kalau begitu kenapa tidak ada yang menghubunginya? Ah, Yoori.. bisakah kau menelepon Namjoon hyung? Tanyakan keberadaannya" ucapku. Yoori langsung menunjukkan muka kagetnya. Jimin hanya menahan tawanya. "Aku? Namjoon oppa? Naega wae? Kenapa tidak kau saja, Taehyung-ah? Atau kau Jimin??" Ucap Yoori dengan muka paniknya.
"Tidak, aku memberimu kesempatan untuk menelepon Namjoon hyung" jawab Jimin yang sedang menahan tawanya.
"Aish, kau ini! Baiklah, aku akan menelepon Hoseok oppa" balas Yoori dengan muka merahnya menahan malu.
"Ya~~ Min Yoori! Aku menyuruhmu menelepon Namjoon hyung" ucapku dengan nada meledek.

"Ya ya ya!! Ada apa? Apa hanya aku yang tidak tau?" Tiba-tiba Yoongi hyung mengeluarkan suaranya.
"Benar, aku setuju. Aku kira hanya aku yang mengira bocah-bocah ini menyembunyikan sesuatu" ucap Seokjin hyung menyetujui.
"Aku tidak mengerti apa-apa hyung" Jungkook berbicara dengan wajah polosnya.
"Ah, Yoongi hyung.. nanti akan ku beri tau. Oh ya, Jin hyung dan Jungkook akan segera tau seiring berjalannya waktu" jawabku sok misterius. Jimin hanya tertawa puas.
"Ya! Kim Taehyung! Park Jimin! Besok kalian akan mati ditangan ku!" Teriak Yoori dengan muka malunya dan berlari ke arah kamarnya.

Setelah Yoori masuk kamar, tidak lama kemudian Namjoon hyung datang bersama Hoseok hyung. Ya, mereka satu sekolah, jadi mereka pulang bersama. Tentu satu sekolah denganku, tetapi entah kenapa mereka pulang belakangan.

Kami berbincang akrab, membahas yang penting sampai yang tidak penting, tertawa bersama sampai perutku sakit, berbincang sampai tak kenal waktu. Ternyata bahagia sesederhana ini.
.
.

Setelah puas berbincang dengan BTS, aku izin untuk menyapa Yoori sebentar.
Aku menghampiri Yoori dikamarnya.

"Yoori ahh" sapaku.
"Ne?" Jawabnya.
"Aku ingin berbicara" izinku.
"Tentu, bicaralah. Tapi jika kau membahas Namjoon oppa, akan ku tendang kau keluar sekarang juga" jawabnya. Aku hanya bisa menghela napas kesal mendengar jawaban ganasnya.

"Sebenarnya aku hanya ingin bertanya. Bagaimana kau ingin mendekatkanku pada wanita itu? Aku tau kau benci jika kau harus mengenalkan diri" ucapku dengan nada yang berhati-hati.
Ia hanya menghela napas panjang. Omo. Aku takut dia akan melemparku ke neraka.
Lalu ia terkekeh. Aish, dia seram.

"Taehyung ah, aku sudah besar. Aku ingin merubah diriku jauh lebih baik. Aku yang akan mulai pertemanan. Aku ingin punya banyak teman, aku tidak ingin terus-terusan disebut wanita arogan. Apa aku salah ingin mencoba memperkenalkan diriku terlebih dahulu kepada orang asing?" Jawabnya sambil tersenyum.
Omo, dia ternyata cantik.
YA! KIM TAEHYUNG! Mikir apa kau? Tidak, tidak.
Aku langsung menggelengkan kepalaku agar sadar.
"Oh, ah.. ne. Aku mengerti. Aku juga berharap kau punya teman banyak yang sayang padamu. Semoga besok kau sudah bisa memulainya dengan baik. Tapi jangan memaksakan jika dirimu tidak bisa. Jangan buat dirimu tersiksa." ucapku sambil tersenyum dan mengacak rambutnya.

"Kim Taehyung. Kau mau mati?" Tanya nya tiba-tiba dengan nada penuh penekanan.
"Mwo? Aku salah apa?" Ucapku yang bingung dengan tingkahnya.
"Rapihkan rambutku kembali, bodoh! Dan jangan pernah kau keluarkan senyuman itu dihadapanku!" Jawabnya sambil mencekikku bercanda.
"Aish jinjja! Kau!" Kesalku.
.
.

Yoori's POV

Tidak. Taehyung tidak boleh mengeluarkan senyuman itu dihadapanku. Aku lemah melihat Taehyung tersenyum.

Aish. Mikir apa aku?!
.
Aku keluar kamar dan ikut bercengkrama dengan BTS.

"Yoori-yya, duduklah di sebelahku" tegur Jimin.
"Wae?" Tanya ku bingung.
"Aku tau kau ingin berdekatan dengan Namjoon hyung kan?" Ucap Jimin tiba-tiba yang membuatku mengeluarkan keringat. Bunuh saja aku, wahai Park Jimin.
Semua tatapan menuju kepadaku. Seakan menuntutku menjelaskan keadaan membingungkan ini.

"Ah, Yoori-yaa, bisa bantu aku? Ayo ikut aku" ucap Yoongi Oppa memecahkan keheningan. Aku hanya mengangguk dan mengikuti Oppa ku.

"Yoori, bisa kau jelaskan apa yang di maksud Jimin?" Tanya Oppa ku dengan nada yang lembut namun tegas.
"Tidak ada. Jimin hanya bercanda, mungkin." Jawabku ragu.
"Tapi mengapa daritadi Jimin dan Taehyung selalu menyinggung antara kau dan Namjoon?" Tanya nya lagi.
Aish. Kim Taehyung, Park Jimin! Ingin rasanya ku patahkan lehermu berdua. Batinku menjerit meneriakkan dua manusia bodoh itu.

"Kau tidak mau jujur dengan Oppa mu sendiri?" Tanya nya lagi, "sebenarnya aku tau apa yang terjadi. Aku hanya menunggu jawaban jujur dari mulutmu sendiri". Tambahnya. Deg.

"Ah ne,neee! Baik, aku jujur. Aku menyukai Namjoon Oppa. Aku... aku.." Jawabanku terpotong oleh ucapan Oppa ku. "Cukup. Aku mengerti." Ucapnya.

"Biar ku beri tau. Aku tidak akan mengaturmu. Aku tidak akan melarangmu menyukai A, B atau siapapun. Tapi aku hanya mau kau menjaga dirimu baik-baik. Aku memang kenal Namjoon sudah lama, tapi itu tidak menutup kemungkinan dia tidak akan menyakitimu, kan? Jadi berhati-hati lah. Arasseo?" Ucapnya panjang lebar. Aku terkejut, ternyata Oppa ku bisa berbicara banyak. Ku kira dia selalu malas membuka mulutnya.
"Ne, arayo" jawabku sambil tersenyum.
"Ah ya, satu lagi. Jika dia tidak bisa dikejar, maka kau harus berhenti. Jangan menyiksa dirimu sendiri hanya karena lelaki." tambahnya, lalu ia pergi meninggalkanku.

Oppa, aku sayang padamu. Sangat. Tapi aku tidak bisa mengungkapkannya. Memang terkadang kau adalah manusia nomer 1 yang selalu ingin ku bunuh, tetapi kenyataannya jauh dari itu. Aku tidak bisa hidup tanpa Oppa. Tanpa kau dan Appa, aku hanya anak perempuan yang manja, yang selalu mengandalkan orang lain. Anak perempuan yang tidak punya teman. Tapi karena ada kau, Appa dan juga Eomma, aku merasakan dunia ini ramai. Oppa, gomawo. Akan ku patahkan leher wanita yang berani-beraninya sudah mematahkan hatimu. Batinku berbicara pada diriku.
.
.
.
.
.

Annyeong yeorobun! Jangan lupa vote dan comment yaw!❤

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang