Forty Seven

42 14 0
                                    

Setelah kejadian itu, pikiran Yoori benar-benar kalut dan menyalahkan diri sendiri. Ia sangat butuh bantuan seseorang.

"Jimin-ah.." panggil Yoori dengan suara seraknya.
"Eoh, kau sudah siap cerita?" Tanya Jimin lalu melepaskan pelukannya dan menatap Yoori. Yoori pun tersenyum tipis dan mengangguk.

"Ku rasa, laki-laki itu mabuk berat." Ucap Yoori.
"Siapa yang kau maksud? Kim Taehyung?" Tanya Jimin. Yoori hanya mengangguk lemah.
"Benar. Ia mabuk dan dia.. melakukan.." ucap Yoori terbata dan menahan tangisannya agar tidak pecah.

"Ia melakukan hal yang tidak senonoh padaku." Ucap Yoori sambil menahan air matanya yang sedikit lagi keluar.
"Apa.. apa mak- Ah, maksudmu bagaimana?" Tanya Jimin yang terbata, terkejut mendengar pernyataan Yoori.
"Kau pasti mengerti, Jimin-ah. Ne, dia.. dia melakukan hal mesum padaku. Dan dia menamparku." Jawab Yoori sambil memaksakan tersenyum. Jimin pun membuka mulutnya tidak percaya, ia sangat ingat bahwa Yoori pertama kali ditemukan dengan keadaan kacau dan hidungnya berdarah.

"Astaga. Apa yang terjadi?" Ucap Jimin sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya. Yoori pun menundukkan kepalanya, tidak kuat menahan tangisannya. Dengan sisa kekuatannya, Yoori menceritakan kejadian dari awal kepada Jimin.

Mendengar penjelasan Yoori, Jimin mengacak rambutnya frustasi. Ia juga merasakan kekecewaan yang dalam kepada Taehyung. Saat ini yang Yoori lakukan hanyalah menangis. Melihat Yoori yang tidak kunjung berhenti menangis, Jimin pun memeluk Yoori dengan erat. Tanpa sadar, Jimin sudah meneteskan air matanya. Pasalnya ia berempati melihat keadaan Yoori, ia juga merasa sangat kecewa kepada Taehyung hingga ingin sekali memukulnya dengan keras.

"Jimin-ah, aku.. aku butuh Oppaku sekarang." Isak Yoori pada Jimin.
"Kau ingin menelepon Oppa mu? Kau kuat berbicara dengannya?" Tanya Jimin sambil menghapus air mata Yoori dengan ibu jarinya.
"Jujur saja, aku tidak berani. Tapi aku benar-benar butuh Oppaku saat ini." Jawab Yoori dengan sisa-sisa tangisannya.
"Kalau begitu, bolehkah aku yang menjelaskan kepada Oppamu?" Tanya Jimin meminta izin, Yoori hanya mengangguk lemah. "Baiklah, kalau begitu aku akan menelepon Yoongi hyung sekarang." Ucap Jimin lagi.

Tanpa ragu, Jimin langsung menelepon Yoongi.
"Ada apa kau meneleponku jam segini?" Ucap Yoongi di sebrang sana tanpa ada ucapan salam.
"Ah, hyung. Apakah kau sudah tidur?" Tanya Jimin yang takut mengganggu.
"Belum, aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku. Ada apa? Langsung saja ke intinya." Ucap Yoongi. Jimin hanya menganggaruk kepalanya dengan canggung.

"Begini, sebelumnya maafkan aku menelepon tengah malam. Tapi menurutku ini sangat penting. Maafkan aku juga tidak bisa menjaga Yoori dengan baik, hyung." Ucap Jimin.
"Ada apa dengan adikku?" Tanya Yoongi yang langsung panik saat nama Yoori disebut, namun ia berusaha terlihat tenang.
"Jadi.. tadi, Taehyung.." Ujar Jimin dengan terbata. Dengan keberanian yang ada, Jimin menjelaskan kepada Yoongi yang terjadi kepada Yoori dari awal hingga akhir. Jimin juga memberitahu keadaan Yoori saat ia bertemu dengannya, dan keadaannya saat ini.

Yoongi terdiam cukup lama. Ia merasa dunia benar-benar sudah kiamat. Dadanya terasa sesak saat membayangkan adiknya di sentuh dan di tampar oleh laki-laki brengsek. Apalagi laki-laki itu adalah Taehyung, orang yang ia percaya. Dadanya seperti ditusuk ribuan paku saat ini.

"Hyung?" Panggil Jimin saat tidak ada suara di dalam telepon, "Kau mendengarku?" Tanya Jimin.
"Ah, ne. Jimin-ah, bisa aku bicara dengan Yoori?" Tanya Yoongi yang akhirnya bersuara.
"Tentu, tunggu sebentar." Jawab Jimin. Jimin langsung menyodorkan ponselnya kepada Yoori, "Ini, sepertinya Oppamu ingin bicara." Ucap Jimin. Yoori pun menerima ponsel itu dengan tangan gemetar, ia takut Oppanya akan marah.

"Oppa.." panggil Yoori sambil menahan isakannya.
"Kau tenang, eoh? Besok sore kau akan pulang. Besok bersenang-senanglah dulu bersama Jimin. Kau mendengarkanku kan?" Ucap Yoongi yang sebenarnya ia juga sedang menguatkan diri sendiri.
"Oppa, aku takut." Jawab Yoori yang sudah tidak kuat menahan tangisnya.
"Aigoo, mengapa kau menangis? Adikku sudah besar, aku sudah lama tidak mendengar kau menangis." Ucap Yoongi sambil tertawa. Padahal hatinya sangat sakit mendengar adiknya menangis.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang