Sixty Three

39 16 0
                                    

Yoori's POV

Aku membuka mataku, mengumpulkan nyawaku dan mengambil ponselku untuk melihat jam.

Astaga, sudah jam 9 pagi. Aku ada kelas jam 11 siang nanti. Aku benar-benar tidak mood hari ini.

Ah, benar. Semalam aku baru saja putus.

Aku tau aku yang mengakhiri hubungan ini, tapi entah mengapa tetap saja rasanya menyedihkan. Aku merasa ada sesuatu yang hilang dalam diriku.

Aku pun bangun dari tidurku dan beranjak ke kamar mandi. Aku akan siap-siap dan memasak untuk sarapan. Aku bahkan lupa jika ada Taehyung disini, apakah dia sudah makan?

Aku segera menyelesaikan mandi ku dan merapihkan diriku sendiri. Setelah itu aku keluar kamar dan menemui Taehyung yang sedang makan sesuatu.

"Kau sudah bangun?" Tanya Taehyung menyapa ku. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan duduk di sampingnya.

"Kau tidak pergi ke kantor?" Tanyaku sambil menatapnya yang sedang menyantap makanan.
"Aniya, semua urusan disini sudah selesai. Aku harus pulang ke Seoul hari ini." Jawab Taehyung dan menatapku. Mendengar itu, aku merasa sangat sedih.

"Hari ini? Sekarang juga?" Tanyaku meyakinkan.
"Eoh, selesai makan aku akan segera berangkat. Karena aku juga ada urusan di Seoul." Jawab Taehyung sambil menyingkirkan piring dihadapannya.
"Ah, iya. Aku membuatkanmu sarapan. Ini, makanlah." Ucap Taehyung sambil mengambil piring yang masih berisi nasi goreng.

Aku hanya terdiam memandangi nasi goreng itu.

"Kau ingin aku tetap disini?" Tanya nya tiba-tiba seperti mengerti perasaanku. Ayolah, aku sendiri tidak mengerti aku ini kenapa.
"Ah, aniya.. aku.. aku akan makan ini sekarang." Jawabku dan berusaha menahan tangisan. Entah mengapa dadaku sesak dan mataku memanas, seperti ingin menumpahkan air mataku. Kenapa aku jadi sensitif belakangan ini?

"Baiklah, selesaikan makanmu. Aku akan pergi setelah kau makan." Ujar Taehyung dan mengusap kepalaku dengan lembut.

Jebal, jangan lakukan itu. Aku makin tidak bisa melepasmu pulang ke Seoul.

Aku segera menghabiskan makanku dan berusaha agar tidak mengeluarkan air mata sedikitpun didepannya.

"Ayo, aku antar ke depan." Ajakku kepada Taehyung saat ia sedang membereskan kopernya.
"Aniya, antar aku sampai depan pintumu saja." Jawab Taehyung sambil tersenyum dengan manisnya. Aku pun mengangguk dan mengantarnya ke pintu apartemenku.

"Yasudah, aku pulang sekarang. Jaga dirimu baik-baik. Aku akan sering berkunjung kesini." Ujarnya sambil mengacak rambutku.
"Eoh, kau hati-hatilah. Kabari aku jika kau sudah tiba. Ah, benar. Ku harap kau menepati janjimu." Jawabku.
Ia tersenyum dengan lebar, "Tentu. Sesibuk apapun aku, aku akan meluangkan waktu untukmu, Yoori-ya." Balasnya.

Aku pun tersenyum dan membukakan pintu untuknya.
"Sampai jumpa." Ucapku dengan hati yang sangat berat.
"Yoori-ya.." ia malah memanggilku.
"Eoh, wae?" Jawabku.
"Saranghae." Ucapnya. Membuat pipiku rasanya memanas.

"Ya! Kau benar-benar ingin aku usir sekarang?! Aish, jinjja!" Kesalku. Yang benar saja! Kenapa dia mengatakan itu dengan ringannya?
"Hahahaha, lihatlah. Pipimu memerah." Jawabnya sambil tertawa dengan puasnya. Orang gila.
"Cepatlah pulang. Aku sudah tidak tahan denganmu." Jawabku dengan kesal.

Akhirnya ia berpamitan dan aku segera menutup pintuku.

Tapi.. ah tidak! Aku tidak bisa berpisah dengannya seperti itu!

Aku segera membuka pintu ku lagi dan mengejarnya. Untungnya ia belum masuk lift, ia masih menunggu lift itu terbuka.

"Taehyung-ah!" Panggilku.
"Yoori-ya? Waeyo?" Tanyanya dengan heran.
Tanpa membalas pertanyaannya, aku langsung berlari ke arahnya dan detik berikutnya aku sudah memeluknya.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang