Aku merangkul wanita di sebelahku, membelainya dengan lembut. Aku juga membiarkan wanita itu bermanja denganku.
"Taehyung-ah, ternyata itu benar dirimu." Ucap seseorang yang tiba-tiba datang kehadapanku. Aku sangat terkejut melihatnya.
Aku membulatkan mataku sempurna, mungkin riwayatku akan tamat sekarang.
"Jimin-ah, kau disini?" Tanyaku berbasa-basi dan menghilangkan panikku."Apa yang kau lakukan bersama wanita ini? Siapa wanita ini? Mengapa aku tidak mengenalnya?" Ucapnya sambil menghampiriku.
"Aku bisa menjelaskannya nanti. Kemarilah." Jawabku dan mengajaknya duduk bersama.
"Shiro! Aku ingin kau jelaskan sekarang juga." Pinta yang keras kepala. Aku pun menghembuskan napasku kasar, aku juga izin kepada wanita itu untuk meninggalkannya sebentar.Aku mengajak Jimin keluar club untuk menjelaskannya.
"Apa? Cepat jelaskan. Siapa wanita itu? Aish, kenapa kau tidak bercerita padaku?" Kesalnya sambil menatapku."Tenanglah. Aku akan menjelaskan." Ucapku, aku terdiam untuk beberapa saat. "Wanita itu? Aku pun tidak mengenalnya." Lanjutku.
Aku lihat ia membulatkan matanya sempurna dan memasang wajah terkejut.
"Mworago? Ya! Micheosseo?" Tanya nya kaget.
"Aniya, aku tidak gila. Aku memang tidak mengenalnya." Jawabku.Aku pun menceritakan tentang hari dimana aku mulai menggoda wanita lain, aku juga menjelaskan mengapa aku seperti itu. "... aku rasa ini cukup menyenangkan. Aku tidak terus menerus berpikir tentang Yoori. Kalau memang diantara salah satu dari mereka membuatku nyaman, apa salahnya? Aku akan melupkan Yoori dan mencintai wanita itu." Ucapku menjelaskan.
"Lalu? Lalu kau pergi tidur dengan para wanita itu?" Tanyanya sambil menatapku sinis.
"Ani, Jimin-ah! Aku hanya menggodanya di bar, membiarkannya bermanja denganku. Tapi aku tidak ada niat sedikitpun untuk menidurinya!" Sanggahku.Ia menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas dalam.
"Paboya. Kau sangat bodoh. Bagaimana kalau Yoori tau tentang ini? Alih-alih jatuh cinta, ia akan merasa jijik padamu." Ucapnya.
"Kalau begitu, jangan biarkan ia tau. Kau jangan memberitahunya tentang ini." Jawabku.
"Aish, michin saekki." Kesalnya sambil mengacak rambutnya frustasi."Ah, benar. Aku tidak ingin para Hyung tau tentang ini, aku akan dimarahi habis-habisan." Ucapku memperingati Jimin.
"Eoh. Aku tidak akan memberitahu mereka tentang ini. Aku akan membiarkan mereka tau dengan sendirinya." Ujarnya dengan penuh penekanan.
"Apa maksudmu, Jimin-ah?" Tanyaku bingung.
"Sekarang terserahmu ingin melakukan apa. Urus saja dirimu sendiri. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Taehyung-ah." Jawabnya dan pergi meninggalkanku.Aish, bocah itu. Kenapa ia selalu bertingkah seperti itu? Aku tau ia sangat menyayangiku, tapi ini pilihanku. Bisakah ia menghargai pilihanku sedikit saja? Ini hidupku.
.
.Yoori's POV
Aku terlalu menikmati hidup sendiri di Daegu. Walau kadang aku suka merindukan Seoul, tapi disini ada Nayeon dan Jisoo yang selalu menemaniku. Dan juga ada Joohyun Eonni yang selalu ada untukku kapanpun aku membutuhkannya. Saking menikmatinya, tidak terasa sekarang sudah tahun ke dua ku kuliah dan tinggal di Daegu.
Oppa ku juga tidak jarang berkunjung ke Daegu, aku sangat senang jika ia datang kesini. Pacarku juga datang. Tapi ia tidak sesering Oppaku. Dalam satu tahun mungkin ia hanya datang sekitar 2-3 kali. Tapi aku mengerti, ia sangat sibuk dengan kuliah dan karirnya. Jimin dan Jungkook juga jika ada waktu luang ia mampir ke Daegu untuk bertemu denganku. Namun belakangan ini Jimin sibuk dengan karirnya sebagai penyanyi dan penulis lagu, Jungkook juga sedang mempersiapkan dirinya untuk masuk ke Universitas terbaik di Korea. Sedangkan Taehyung, ia hanya satu kali mengunjungiku. Sekarang ia benar-benar orang yang sibuk, ia memegang beberapa perusahaan cabang milik orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fanfiction"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...