Eighty Four

38 16 0
                                    

Aku menuruti Oppaku dan menjemputnya di stasiun. Mungkin mulutku sangat ingin meledeknya, namun hatiku tidak bisa berbohong, aku sangat merindukannya.

Aku segera memeluknya erat.
"Ah, aku rindu sekali padamu, Oppa." Ujarku di tengah pelukan.
"Nado. Tapi sepertinya kau lebih menyayangi Taehyung." Jawabnya, aku langsung melepaskan pelukan dan menatapnya heran.

"Apa maksudmu?" Tanyaku bingung.
"Kau berpacaran dengannya tapi tidak bilang apa-apa padaku." Jawabnya santai. Aku menganga tidak percaya, bagaimana ia bisa tau?

"Aku ini Oppa mu, kenapa kau tidak bercerita? Jangan mentang-mentang kau sudah dewasa, kau jadi tidak bercerita padaku." Omelnya panjang lebar.
"Bagaimana kau tau tentang itu?" Tanyaku.
"Taehyung. Ia yang bilang padaku." Jawab Oppaku. Ahhh, ternyata pacarku sendiri yang bilang.

Aku hanya mengangguk pasrah. "Sudahlah kita bahas ini nanti. Ayo kita pulang dulu." Ujarku.
"Tunggu, temanku masih ada di toilet." Jawab Oppaku. Aku menyerngitkan dahi heran. Teman? Ia mengajak temannya kesini?

"Ah, itu dia. Kajja." Ujar Oppa ku sambil menunjuk kesatu arah. Aku menengok secara otomatis. Aku menyipitkan mataku untuk melihat lelaki itu, sepertinya aku kenal. Lelaki itu tersenyum ke arahku.

Tunggu.. itu....

"Hoseok Oppa?!" Tegurku kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoseok Oppa?!" Tegurku kaget. Ia pun tertawa dan menghampiriku, memberiku pelukan singkat.

"Ya! Kau sombong sekali sekarang semenjak jadi artis!" Protesku, pasalnya dari ketujuh anggota geng aneh bernama BTS itu, hanya Hoseok Oppa yang jarang bertemu denganku.
"Hehe, mian. Sekarang aku tidak sombong, kan? Aku mengunjungimu." Jawabnya sambil mengacak rambutku.

"Sudahlah, kita pulang sekarang sebelum wartawan menyerbu artis ini. Kajja." Ajak Oppaku, membuat aku dan Hoseok oppa tertawa.

Dan akhirnya pun kami bertiga menaiki mobilku menuju apartemenku.

"Jadi apakah kalian kesini untuk bekerja?" Tanyaku membuka pembicaraan.
"Ne, aku dan Oppa mu ini punya music project yang lumayan besar. Dan kebetulan beberapa musisi dan penyanyi lainnya memilih Daegu untuk projectnya." Jawab Hoseok Oppa menjelaskan. Aku hanya mengangguk mengerti.

"Kau dengar itu, Yoori-ya? Walaupun aku malas, tapi aku bisa sukses." Ujar Oppaku dengan nada bangganya, menunjukkan senyuman liciknya.
"Eoh, terserah kau." Jawabku singkat. Aku mendengar Hoseok Oppa tertawa dengan puas, membuatku ikut tertawa mendengar tawanya.

Aku bersyukur mereka berdua datang kesini. Aku tidak jadi merasa kesepian. Apartemenku akan ramai dengan suara tawa Hoseok Oppa dan suara omelan Yoongi Oppa.
.

Malam pun tiba dan aku sedang memasak makan malam untuk kami bertiga, ditemani Oppa ku yang sangat ingin ku lakban mulutnya.

"Jangan terlalu besar menyalakan apinya, kau bisa membuat bagian bawahnya gosong dan matang tidak merata." Protesnya.
"Neeee, arasseo." Jawabku dan langsung mengecilkan apinya.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang