Taehyung's POV
Kini aku dan Yoori berada di jalan menuju apartemen Yoori. Entah mengapa aku merasa moodnya hancur ketika Namjoon hyung datang.
"Mwoyaaa? Kenapa aku menangis? Aish." Ucapnya tiba-tiba membuatku menengok secara otomatis.
"Hei, lihat aku." Jawabku sambil melirik ke arahnya. Dan benar saja ia menangis. Tanpa ragu aku pun mengambil tangannya dan menaruhnya di pipiku.Tangannya dingin sekali.
Aku berusaha agar ia mau bercerita. Aku tidak tau kenapa ia menangis. Aku bukan cenayang.
"Untuk apa kau memendam emosimu? Ceritalah padaku. Kau pikir aku ini patung?" Tanyaku sambil melihat ke arahnya. Namun ia hanya diam.
"Apakah aku dan dia masih saling mencintai, Taehyung-ah?" Tanya nya tiba-tiba membuat ku mengerutkan dahi bingung.
"Ne?"
"Maksudku.. aku dan Namjoon Oppa. Ku rasa ia sudah tidak mencintaiku. Begitupun denganku, ku rasa aku sudah tidak mencintainya." Ucapnya dengan suara yang gemetar."Mengapa kau menangis? Jika kau sudah tidak mencintainya, kenapa kau menangis?" Tanyaku sambil mengusap tangannya agar ia tenang.
"Kau tidak melihat itu, Taehyung-ah? Ia bahkan mengabaikanku. Dia di Daegu tapi tidak bilang padaku. Aku ini siapa untuknya? Bagaimana pun juga aku masih pacarnya!" Ucap Yoori yang terus meluapkan emosinya. Aku terdiam, seakan menyuruhnya terus meluapkan isi hatinya."Itu sangat menyakitkan, Taehyung-ah. Aku merasa seperti tidak dianggap. Aku jelas-jelas berada di sampingnya, tapi kenapa ia seperti itu?" Lanjutnya.
"Ah.. apa aku terlalu egois? Salahkah aku mengharapkan diantar pulang olehnya, mengobrol banyak hal dengannya? Aish, aku lupa. Bahkan selama hampir 2 minggu, ia tidak meneleponku. Mengirim pesan saja bisa ku hitung dengan jari. Mungkin benar, aku sudah tidak lagi mencintainya. Aku memeluknya dan mencium aroma tubuhnya sudah bukan lagi kecanduanku."Aku hanya terdiam mendengar celotehannya. Aku terus terfokus pada jalanan di depanku dan terus menggenggam tangannya. Ia juga tiba-tiba terdiam, seperti terhanyut dalam pikirannya.
"Mianhae, Taehyung-ah. Tidak seharusnya kau mendengar keluhanku." Ucapnya membuka pembicaraan dan menarik tangannya dari genggamanku.
"Gwenchana. Aku suka kau seperti itu. Aku tidak ingin kau memendamnya sendirian." Jawabku."Dan entah mengapa aku sedikit senang mendengar kau sudah tidak lagi mencintainya." Ucapku jujur. Sedari tadi aku menyimaknya, namun entah mengapa aku merasa aku punya kesempatan untuk maju lebih jauh mendapatkannya.
"Taehyung-ah.." panggilnya dengan suara yang melemah.
"Arasseo. Aku akan membiarkanmu menjalani hidupmu sendiri. Tapi suatu saat aku akan menjadikanmu milikku." Ucapku. Ia langsung mengalihkan pandangannya dariku.Tidak lama kemudian, kami sampai di apartemen Yoori. Aku segera memarkirkan mobilku.
Yoori bersiap untuk turun, namun aku menahannya.
"Tunggu." Pintaku sambil menahan tangannya.
"Waeyo?" Tanyanya bingung.
"Dengarkan aku, Yoori-ya. Emm.." ucapku ragu. Ia terdiam seakan menungguku berbicara."Aku.. aku sudah lama menantikan ini. Sudah lama sekali aku ingin menggantikan posisi Namjoon hyung di hidupmu. Aku jahat sekali bukan?" Tanyaku sambil menatap matanya dalam-dalam.
"Taehyung-ah, tapi.." sanggahnya.
"Dengarkan aku dulu." Ucapku."Aku sudah bilang, aku tidak akan segera menjadikanmu milikku. Aku akan menunggumu, Yoori-ya. Tapi bolehkah aku selalu ada disampingmu? Aku tidak akan mengabaikanmu, aku akan selalu mengabarimu dimanapun aku berada." Ujarku. Asal kalian tau, jantungku sangat berdegup kencang saat mengatakan itu.
"Dulu juga Namjoon Oppa mengatakan hal yang sama sepertimu, Taehyung-ah. Menurutku semua lelaki akan mengatakan itu saat sedang mengejar perempuan kesukaannya." Jawabnya membuatku tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fanfiction"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...