Seseorang lelaki sedang menatap ponselnya, menunggu pesan dari kekasihnya yang tak kunjung muncul.
"Mengapa Yoori belum mengabari ku? Tumben sekali." Tanya nya pada diri sendiri, heran karena pacarnya belum juga menghubunginya.
Akhirnya ia berinisiatif untuk meneleponnya. Namun hasilnya pun nihil, tidak ada jawaban. Perasaan khawatir menguasai dirinya, entah mengapa ia tiba-tiba merasa khawatir.
Sebuah ide muncul di kepalanya, ia segera menghubungi temannya yang juga teman sekelas pacarnya.
.
.Jimin sekarang berada di kelas, membereskan barang milik Taehyung dan Yoori yang tertinggal di sekolah.
"Ah, benar. Si bodoh itu meninggalkan ponselnya di loker." Ucap Jimin pada dirinya sendiri dan segera menghampiri loker milik Taehyung untuk mengambil ponselnya. Namun ketika ia mendekati lokernya, nada dering ponsel milik Taehyung terdengar. Menandakan seseorang menelepon Taehyung. Jimin segera mengambil dan melihatnya.
"Namjoon hyung? Aish, apa yang harus ku katakan padanya?" Tanya nya pada diri sendiri yang bingung karena tidak ingin mengatakan yang sesungguhnya. Jimin takut mengganggu pikiran Hyungnya itu yang sedang menjalani tes masuk universitas. Jimin pun tidak ingin berpikir panjang, ia segera memasukkan ponsel Taehyung ke dalam tas milik Taehyung.
Jimin membawakan tas milik Taehyung dan Yoori yang tertinggal di kelas, ia juga menuju parkiran untuk segera berangkat ke Rumah Sakit dimana Yoori berada. Tiba-tiba ponselnya yang ada di saku celananya bergetar. Jimin menduga jika itu adalah telepon dari Namjoon yang sedang mencari kekasihnya.
"Ah, mianhae Hyung. Aku tidak bisa mengangkat teleponmu sekarang. Tanganku sedang membawa 3 tas sekaligus." Ucap Jimin pada dirinya sendiri, seolah-olah Namjoon bisa mendengar permintaan maafnya. Padahal Jimin sengaja tidak mengangkatnya.
."Aish! Kemana bocah-bocah ini? Apa yang mereka lakukan sehingga tidak bisa mengangkat teleponku di jam istirahat?" Namjoon menggerutu kesal karena tidak ada jawaban dari orang-orang yang ia telepon.
Akhirnya Namjoon menyerah, ia memilih untuk menunggu beberapa saat. Ia juga yakin Yoori akan mengabarinya.
Namun 30 menit berlalu, tidak ada panggilan dari Yoori. Membuatnya berpikir macam-macam, tapi ia menyanggahnya. Namjoon berpikir bahwa Yoori sibuk dengan tugas-tugasnya, karena ini sudah tahun terakhirnya di SMA.
Namjoon akhirnya memilih menelepon Jimin.
"Jimin-ah, jebal. Angkatlah.." ucapnya pada diri sendiri sambil menunggu jawaban dari Jimin."Eoh, hyung. Bagaimana tesmu?" Tanya Jimin di sebrang sana, tanpa menyapa Namjoon.
"Aish, kenapa kalian bertiga tidak ada yang mengangkat teleponku?" Kesal Namjoon.
"Mianhae, hyung. Tadi aku sedang di jalan. Ah, ya, bagaimana tes mu?" Tanya Jimin lagi mengulang pertanyaannya.
"Jalan? Bukankah kau ada di sekolah? Ah, benar. Tes ku berjalan lancar." Jawab Namjoon.
"Begitukah? Syukurlah. Hyung, aku akan mengirimkan sebuah lokasi padamu. Ku harap kau cepat datang ke lokasi yang ku berikan, eoh?" Ucap Jimin.
Namjoon hanya mengerutkan dahinya bingung, "Lokasi?" Tanya nya.
"Ne, hyung. Segera datanglah. Sampai jumpa, hyung." Jawab Jimin dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.Tidak lama kemudian, Jimin mengirimkan maps kepada Namjoon dengan pesan bahwa Namjoon harus segera ke lokasi tersebut.
"Rumah Sakit?" Tanya Namjoon bingung pada dirinya sendiri. Namun ia tersadar sesuatu, entah mengapa ia merasa seperti Yoori sedang memanggilnya untuk segera sampai ke tempat itu. Namjoon langsung masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya mengikuti maps yang diberikan Jimin.
.
.Sesampainya di Rumah Sakit, ia melihat Jimin sedang menunggunya di lobby.
"Hyung!" Panggil Jimin.
"Mengapa kau menyuruhku kemari?'' Tanya Namjoon yang sudah berhadapan dengan Jimin.
"Ah, itu. Ayo ikut aku. Dan ku harap kau kuat." Jawab Jimin sambil menepuk pundak Hyungnya itu. Jimin pun berjalan ke arah ruangan dimana Yoori berada, Namjoon mengikutinya dari belakang dengan hati dan perasaan yang tidak karuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fanfiction"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...