Thirty Six

49 15 0
                                    

Kini Taehyung berada tepat di depan wanita yang ia sukai, sambil menatapnya dalam-dalam. Ia meyakinkan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Min Yoori. Keputusannya sudah bulat mengenai itu, ia tidak bisa menyimpan perasaannya lebih lama lagi.

"Yoori-ya, sepertinya aku harus berbicara serius sekarang." Ucap Taehyung sambil menatap Yoori.
"Ne, bicaralah." Jawab Yoori dengan santai. Padahal di dalam hati dan pikirannya ia sudah ingin berteriak. Pikirannya yang berkecamuk, membayangkan Kim Namjoon. Dan hatinya yang tidak jelas sedang merasakan apa. Yang ia rasakan semua perasaan sedang bercampur aduk.

"Choaheyo, Yoori-ya. Dan aku memandangmu bukan sebagai teman, tapi lebih dari itu. Kau adalah 'wanita' di mataku. Saranghae, Min Yoori. Jinjja saranghae." Ucap Taehyung dengan satu tarikan napas. Sebenarnya ia takut untuk mengatakan ini. Min Yoori pun dibuat terkejut olehnya, kini Yoori terdiam, tidak bisa mengatakan apa-apa. Jantungnya benar-benar berdetak tidak normal dan napasnya seperti berhenti.

Yoori menguatkan dirinya untuk berbicara pada Taehyung. Ia segera menyingkirkan tangan Taehyung yang sedari tadi berada di pipinya. Lalu ia memberikan senyuman paling indah yang ia punya kepada Taehyung.

"Gomawo, Taehyung-ah. Terimakasih telah menyukai dan menyayangiku. Namun seperti yang kau tau, aku masih milik seseorang dan aku mencintainya. Aku menghargai perasaanmu, jadi tolong kau juga hargai aku dan Namjoon oppa." Ucap Yoori yang memberanikan diri.

"Apakah aku tidak ada harapan untuk mendapatkanmu?" Tanya Taehyung setelah mendengar perkataan Yoori. Ia seperti putus asa.
"Moreugesseo. Aku tidak bisa menjawab itu sekarang. Karena aku bukan cenayang yang bisa menebak masa depan. Aku juga hanya manusia biasa yang perasaannya bisa berubah-ubah." Ucap Yoori sambil menepuk pundak Taehyung.

"Tapi apa bolehkah aku membahagiakanmu? Bolehkah aku menyayangimu?" Tanya Taehyung dengan mata sayu nya, menunggu jawaban dari Yoori.
"Eoh, tentu boleh. Itu hakmu untuk membahagiakan dan menyayangi seseorang." Jawab Yoori sambil tersenyum. Begitu juga dengan Taehyung, ia sangat senang ketika mendengar jawaban dari Yoori.

"Sudahlah, Taehyung-ah. Ayo kita pulang, disini sangat dingin." Ucap Yoori sambil mengeratkan mantelnya.
"Baiklah, kajja." Ajak Taehyung. Mereka pun jalan menuju mobil Taehyung.

Kini mereka berdua berada di dalam mobil, namun Taehyung belum juga menjalankan mobilnya.

"Waeyo, Taehyung-ah?" Tanya Yoori yang heran karena Taehyung belum juga menjalankan mobilnya.
"Ah.. aku sedang memikirkan sesuatu." Jawab Taehyung. Yoori pun memandang Taehyung dengan seksama.

"Apa itu? Bicaralah padaku agar tidak membebani pikiranmu." Ujar Yoori.
Taehyung pun menghembuskan napasnya panjang dan dalam, meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

Taehyung pun mengalihkan pandangannya pada Yoori, membuat matanya bertemu pada mata Yoori.
"Yoori-ya, dengarkan aku. Aku mengungkapkan perasaanku agar kau tau. Tapi aku tidak ingin mengubah apapun. Aku tidak ingin persahabatan kita hancur, begitu juga persahabatan ku dan Namjoon hyung. Aku mengungkapkannya agar tidak ada beban yang mengganjal di pikiran dan hatiku. Jadi, ku mohon, Yoori-ya. Jangan ubah sikapmu sedikitpun padaku." Ucap Taehyung menjelaskan apa yang ia pikirkan.

Yoori pun tersenyum mendengarnya. "Eoh, arasseo. Tentu saja aku tidak akan mengubah sikapku padamu. Aku masih teman mu dan kau teman ku. Tidak ada yang berubah, Taehyung-ah. Semua akan baik-baik saja jika kita saling mengerti dan menghargai." Jawab Yoori.

"Gomawo, Yoori-ya. Baiklah, sekarang aku akan mengantarmu ke rumah." Ucap Taehyung dan segera menjalankan mobilnya ke rumah Yoori.

Namun Yoori masih bingung atas perasaannya pada Taehyung. Ketika Taehyung berbicara mengenai perasaannya, entah mengapa Yoori merasa senang dan juga jantungnya berdegup kencang.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang