Sixty Six

54 15 0
                                    

Ditempat yang lain, seorang wanita bernama Min Yoori sedang menatap ponselnya. Entah mengapa ia tidak bisa tidur dan terus menunggu telepon dari Kim Taehyung.

"Sedang apa dirinya? Mengapa ia belum juga mengabariku?" Tanya nya pada diri sendiri. Rasa khawatir menghantui dirinya. Tidak seperti biasanya, jika Taehyung tidak menghubunginya berarti Taehyung sibuk. Tapi hari ini ia merasa sangat khawatir.

Ia merebahkan dirinya diatas kasur, mencoba memejamkan mata. "Baiklah, aku akan tidur sekarang." Ucapnya pada diri sendiri, berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

Tidak lama kemudian ia mendengar ponselnya berbunyi, ia segera mengambil ponsel itu dengan senyuman lebar. Namun senyumannya hilang ketika nama yang tertera bukanlah Kim Taehyung.

"Jeon Jungkook? Ada apa dia meneleponku malam-malam?" Batinnya bertanya-tanya.

"Eoh, waeyo?" Jawabnya.
"Nuna.." panggil Jungkook dengan suara yang lemah. Yoori pun panik mendengar suara Jungkook.
"Wae? Kau kenapa, Jungkook-ah?" Tanya Yoori dengan suara yang tidak kalah paniknya.

"Ku mohon dengarkan aku dan jangan ambil keputusan yang membahayakan dirimu, Nuna." Ucap Jungkook yang takut jika Yoori segera datang ke Seoul malam ini juga.
"Cepat katakan saja." Kesal Yoori. Kini pikirannya sudah kacau, memikirkan hal yang tidak-tidak.

Jungkook menarik napasnya dalam, mempersiapkan dirinya untuk mengabari Yoori.
"Ah, itu.. Jimin hyung, Taehyungie hyung.. mer.." Ucap Jungkook terpotong oleh suara Yoori.
"Ada apa dengan mereka?" Tanya Yoori yang tidak sabaran.

"Ada sedikit kecelakaan. Sekarang mereka dalam kondisi kritis." Ucap Jungkook yang sebenarnya menahan tangisannya. Mata Jungkook kini memerah dan berkaca-kaca.
"Apa maksudmu?!" Teriak Yoori membentak Jungkook dengan kesal.
"Nuna.." kaget Jungkook. Pasalnya ini pertama kali Yoori berbicara dengan nada tinggi pada Jungkook.

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Jungkook, Yoori berusaha memutar otaknya sendiri apa yang baru saja ia dengar. kini Yoori hampir tidak sadarkan diri. Pikirannya sangat kacau, tubuhnya lemas, dadanya terasa nyeri, tangannya bergetar hebat. Ia menangis dengan kencang.

Jungkook mendengar tangisan Yoori, sangat memilukan. Tanpa sadar, air mata mengalir begitu saja dari mata Jungkook.
"Nuna.. gwenchana?" Tanya Jungkook sambil terisak. Namun tidak ada jawaban. Yoori terlarut dalam emosi dan kesedihannya.

Yoori menutup teleponnya, ia tidak ingin Jungkook mendengar kesedihannya.

"Kau menelepon Yoori?" Tanya Yoongi saat menyadari Jungkook memanggil sebutan "nuna".
"Eoh, aku rasa Nuna harus tau tentang ini, Hyung." Jawab Jungkook sambil mengontrol tangisannya.
"Kau ini. Bagaimana ia nekat datang ke Seoul malam-malam begini?" Tanya Yoongi berdecak kesal.
"Mianhae, hyung. Aku akan tanggung jawab. Tapi bukankah lebih menyakitkan baginya jika tak ada yang mengabari tentang ini?" Ujar Jungkook membuat Yoongi terdiam, karena menurut Yoongi ucapan Jungkook itu benar.

Yoongi langsung menelepon seseorang yang sangat ia kenal. Ia akan meminta tolong orang itu untuk mencegah Yoori datang ke Seoul.

Bae Joohyun.

"Yeoboseyo. Ada apa, Yoongi-ya? Kenapa kau meneleponku malam-malam?" Tanya seseorang yang Yoongi telepon.
"Mianhae, nuna. Tapi aku sangat membutuhkan bantuanmu sekarang." Jawab Yoongi.
"Ne, apa itu? Katakan saja." Ucap Joohyun mengiyakan.
"Tolong cegah Yoori datang ke Seoul malam ini. Aku yakin ia sudah bersiap ke Seoul malam ini." Pinta Yoongi dengan buru-buru. Ia khawatir dengan adik kesayangannya itu.
"Mworago? Kenapa ia ke Seoul?" Tanya Joohyun dengan kaget.
"Akan ku jelaskan nanti. Gomawo, Nuna." Jawab Yoongi dengan singkat dan langsung menutup teleponnya.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang