Aku terbangun dari tidurku dan tersadar kalau ini bukan apartemenku. Aku mengumpulkan nyawaku dan melihat sekeliling. Astaga, kepala ku sakit sekali.
Ah, ini rumahku. Benar, aku sedang berada di Seoul. Aku segera mengecek ponselku untuk melihat jam. Ternyata sudah pukul 12 siang. Aku benar-benar tidur dengan nyenyak setelah berhasil meninju wajah wanita sialan itu.
Aku mengecek ponselku dan terdapat beberapa pesan, tentu saja dari Nayeon dan Jisoo yang menanyakan mengapa aku tidak masuk kuliah hari ini. Namun ada satu pesan yang sangat menarik perhatianku, nama Yook Sungjae tertera disana. Ah, benar! Aku lupa mengabarinya.
Yook Sungjae:
Ya, Min Yoori! Kau belum berterimakasih padaku!
Cepatlah balas pesanku.Aku terkekeh membacanya, ternyata ia sudah mengirimiku pesan dari semalam. Aku pun langsung membalasnya bahwa aku sampai di Seoul dengan selamat dan mengucapkan terimakasih.
Lalu tiba-tiba pintu kamarku terbuka, menampakkan Oppaku disana.
"Kau sudah bangun? Ayo turun, kita makan siang. Aish, kenapa kau tidur lama sekali?." Ucapnya dengan sinis. Aku pun langsung mencibirnya.
"Mwo? Kau tidak kasihan padaku, Oppa? Lihatlah, kepalaku mendapat jahitan!" Ujarku sambil memandangnya kesal."Eoh, ani. Itu hukuman untukmu karena kau sudah nekat." Jawabnya dan langsung menutup pintuku dengan kasar. Aish, bisakah aku tukar tambah Oppaku dengan Choi Siwon member Super Junior?
Namun aku segera menurutinya dan menyusulnya ke ruang makan.
"Dimana Eomma dan Appa?" Tanyaku sambil duduk disampingnya yang sedang melahap makanan.
"Tentu saja sudah berangkat kerja, bodoh. Tadi pagi mereka tidak tega membangunkanmu, jadi mereka tidak pamit." Jawabnya. Aku pun hanya jawab dengan sebuah anggukkan."Setelah ini kau mandilah, kita akan pergi menjaga Jimin dan Taehyung. Ah, benar. Jangan lupa untuk membersihkan lukamu." Ucapnya lagi dengan bawelnya. Aku pun menengok ke arahnya dan tersenyum meledek.
"Oppa, apakah kau baru saja mengkhawatirkanku? Ahh, benar. Ternyata kau marah karena kau khawatir. Wahh jinjja, kau manis sekalii, Min Yoongi." Ucapku sambil memainkan dagunya dengan imut.
"Diam!" Pintanya dengan dingin. Wah, menyeramkan sekali.
.Sesampainya aku di rumah sakit, aku dan Oppa ku langsung masuk ke ruangan Jimin.
"Samchon, imo.. kalian pulang saja. Aku dan adikku akan menjaga Jimin." Ucap Oppa ku kepada orangtua Jimin.
"Aniya, aku bisa merepotkan kalian." Jawab Eomma Jimin.
"Imo, aku dengan senang hati menjaga Jimin. Ya kan, Oppa?" Ucapku ikut berbicara.
"Benar, Yeobo. Kau perlu istirahat, Jimin akan baik-baik saja. Yoongi dan Yoori pasti akan langsung mengabari jika anak kita sudah siuman." Jawab Appa Jimin. Aku dan Oppaku mengangguk setuju. Akhirnya kedua orangtua Jimin pulang untuk beristirahat.Aku duduk di samping ranjang Jimin. Aigoo, betapa mengenaskannya dirimu, Jimin-ah. Aku bahkan sangat hancur melihat kedua orangtuamu.
"Apakah Eomma dan Appa seperti itu saat aku koma beberapa tahun lalu?" Tanyaku pada Oppa, mengingat aku pernah koma karena wanita brengsek itu.
"Eoh, bahkan Eomma tidak bisa menahan emosinya dan menampar wanita gila itu." Jawab Oppaku. Aku terkekeh mendengarnya. Ternyata aku dan Oppa ku memiliki sifat tempramental dari Eomma ku.Aku memandang Jimin dan mengelus tangannya yang terbalut gips.
"Jimin-ah, cepatlah bangun. Kau tenang saja, wanita itu akan membusuk di penjara. Lihatlah, aku berusaha demi kau dan Taehyung sampai aku terluka." Ucapku sambil menunjuk perban yang ada di dahiku. "Kau tau? Ini sangat menyakitkan. Jadi cepatlah bangun dan berterimakasih padaku." Lanjutku. Namun detik berikutnya aku terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fanfiction"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...