Yoori's POV
Sudah 3 hari Taehyung menginap di apartemenku, sudah 3 hari juga semenjak ia mabuk dan mengungkapkan perasaannya. Aku sangat terkejut saat tau ia sering bermain wanita hanya karena mencari pelarian. Aku sesak saat mendengarnya, entah aku cemburu atau aku hanya sekedar tidak ingin dia macam-macam.
Ah, benar. Aku hampir lupa. Kalian tau? Setiap pagi aku melihat wajah tampannya yang berkarisma dan berwibawa saat memakai pakaian formal.
Hari ini aku kuliah pagi, jadi mau tak mau aku keluar kamar ku dan bersiap untuk berangkat. Bersiap juga menemui dirinya yang tampan. Aish, michin! Kenapa jadi seperti ini?
Aku pun membuka pintu kamarku dan melihat ia juga baru keluar dari kamarnya. Ia sedikit melirik ke arahku. Astaga, kenapa ia bisa tampan setiap saat? Kenapa belakangan ini ia terlihat tampan? Bagaimana jika aku menikah dengannya? Apakah aku akan melihat ketampanannya setiap hari?
"Kau berangkat kuliah sekarang?" Tanya nya. Aku mengerjapkan mataku saat mendengar suaranya.
"Ah, ne. Kau juga akan berangkat sekarang? Kau tidak sarapan dulu?" Ucapku sambil melirik ke arahnya.
"Aku sudah memakan roti tadi. Lalu aku buatkan juga untukmu." Jawabnya dan beranjak ke dapur. Aku hanya memandanginya heran. Ia bangun dari jam berapa?"Ini, makanlah." Jawabnya sambil menyodorkan roti lapis padaku.
"Aku akan memakan ini nanti di kampus, aku sudah telat. Gomawo." Jawabku dan mengambil roti darinya.
"Kalau begitu mari aku antar. Kau bisa memakannya di mobil." Ucapnya dan menahan tanganku. Aku terdiam.
"Kau tidak akan telat, Taehyung-ah?" Tanyaku.
"Aniya, bahkan ini masih kepagian untukku. Kajja." Jawabnya dan segera menarikku. Aku pun menurutinya dan segera memakai sepatu ku.Kami segera berangkat menuju kampusku, aku hanya terfokus makan roti buatannya sambil memandangi kota Daegu yang cukup padat pagi ini. Tiba-tiba aku teringat perihal perkataannya saat ia mabuk, aku ingin sekali menanyakannya tapi waktunya selalu tidak tepat. Aku langsung menghabiskan rotiku agar aku bisa menanyainya sekarang.
"Taehyung-ah.." panggilku dan menengok ke arahnya.
"Eoh?" Jawabnya yang masih terfokus pada jalanan.
"Itu.. pada hari itu.. kau mabuk." Ucapku.
"Ne, lalu?" Tanya nya yang sedikit melirik ke arahku.
"Apa kau ingat semua yang kau ucapkan?" Tanyaku dan menatapnya dengan takut. Ia terkekeh dan menatapku, membuat mata kita bertemu.
"Tentu aku ingat. Sudah ku bilang, aku bisa mengontrol diriku. Aku tidak begitu mabuk." Jawabnya sambil mengacak rambutku.Aku membulatkan mataku terkejut, "Lalu kau ingat aku berkata sesuatu padamu?" Tanya ku lagi.
"Aku tidak bisa. Aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Bagaimanapun juga, aku milik seseorang. Seseorang itu adalah Kim Namjoon, sahabatmu yang kau anggap seperti kakakmu." Jawabnya yang mengikuti perkataanku hari itu. Aku membuka mulutku terkejut, ternyata dia benar-benar mengingatnya.
"Kau berkata begitu, bukan?" Tanyanya yang berhasil menyadarkanku dari lamunan."Eoh, benar. Mianhae, aku benar-benar tidak bisa menjawabnya sekarang." Jawabku.
"Gwenchana. Itu berarti kau tidak menolakku dan tidak menutup kemungkinan untuk menerimaku, kan?" Tanyanya. Aku hanya mengangguk dengan canggung. Aku pun membuang muka ku darinya. Aku memilih melihat jendela di sebelahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fiksi Penggemar"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...