Twelve

59 19 0
                                    

Libur semester akhirnya tiba. Tidak banyak yang akan ku lakukan liburan ini. Mungkin hanya berlatih vocal dan dance.

Hari ini aku sangat ingin merayakan kenaikan kelasku dengan BTS. Tapi sayangnya beberapa anggota BTS sedang ada kegiatan lain. Seokjin hyung sedang rapat mengenai bisnis cafe dan restorannya, Hoseok hyung sedang merayakan kelulusannya bersama Namjoon hyung dan teman-teman sekolahnya, Yoongi hyung sedang rapat dengan para musisi lain. Yang tersisa hanyalah aku, Jimin dan Jungkook.

Apa yang harus kulakukan dengan dua makhluk tidak jelas ini? Ah, benar. Aku bisa merayakan kenaikan kelasku bersama Jimin dan Jungkook. Serta merayakan kelulusan Jungkook, kini ia sudah menjadi anak SMA.

Aku segera mengajak Jimin dan Jungkook kerumah ku. Dan mereka pun menyetujuinya.

Tapi aku masih memandangi ponselku. "Apakah aku harus mengajak Yoori?" Tanyaku dalam hati. Aku mengangguk, meyakinkan diriku sendiri. Aku pun memencet panggilan ke Yoori. "Yoori-yaa, jebal. Datanglah. Aku sangat ingin melihatmu." Batinku sambil menunggu jawaban dari Yoori.

Dan ternyata Yoori menyetujuinya. Aku tersenyum senang bukan main mendengarnya.

Aku bergegas mengganti pakaianku, mencuci mukaku, menyikat gigiku, merapihkan rambutku, dan tak lupa memakai parfum.

"Aish! Apa yang ku lakukan?" Tanyaku pada Kim Taehyung yang berada di cermin. "Kau hanya ingin bertemu Yoori! Tidak ada yang spesial dari itu!" Ucapku lagi. Aku langsung mengacak rambutku, menyadari perbuatan bodohku.
.
.

Sekarang sudah ada Jimin dan Jungkook dirumah ku. Kita sedang menunggu Yoori sambil bermain game.

Beberapa menit kemudian, seseorang membuka kamarku. Itu Yoori.
Aku terpaku, melihatnya tambah mempesona dimataku.

"Nunaaaa, kenapa kau lama sekali? Aku sudah lapar!" Gerutu Jungkook. Aku sadar dari lamunanku.
"Apa kau seorang Tuan Putri? Kenapa kau lama sekali?" Tanya Jimin.
"Benar. Lama sekali. Apa kau menyelesaikan soal matematika dulu?" Tanyaku meledeknya.
"Aish! Diamlah kalian! Aku membawakan pizza." Jawabnya sambil menyodorkan 2kotak pizza.

"Woaaah, kau baik sekali. Ternyata kau lama membeli ini dulu." Ujar Jimin sambil mengacak rambut Yoori dan berkata, "Kerja bagus." Aku yang melihat itu sangat ingin menendang bokong Jimin.
"Ini akan lebih nikmat jika ada tteokboki. Benarkan?" Tanyaku.
"Ah, benar. Kalau begitu aku akan membelinya." Ucap Jungkook.
"Aigooo, maknae ini rajin sekali." Ledekku. Jungkook hanya tersenyum malu.

"Jadi, bolehkan aku meminjam scootermu, hyung?" Tanyanya dengan senyuman yang menunjukkan gigi kelincinya.
"Aish! Ternyata kau ada maunya. Jalan kaki saja!" Jawabku.
"Ya! Kau kejam! Jungkook-ah, pakailah. Aku yang mengizinkanmu memakainya." Ucap Yoori.
"Yes!!! Kau memang yang terbaik, Nuna." Ujar Jungkook senang sambil menjulurkan lidahnya padaku.

"Jungkook-ah! Kita selesaikan ini nanti!" Teriakku.
"Setuju! Mari kita selesaikan ini diluar, hyung!" Balasnya.
"Aish! Maknae tidak tau diri." Gerutuku. Jimin dan Yoori tertawa melihat adeganku dan Jungkook.

Namun aku tersenyum melihat Yoori tertawa lepas. Tidak hanya Yoori, aku juga senang melihat Jimin tertawa seperti tidak ada beban.
.
.
.

Author's POV.

Lelaki bernama Kim Namjoon itu sudah tidak kuat manahannya. Ia sudah terbang tinggi entah ke langit nomer berapa. Efek alkohol yang ia minum sudah bekerja.

"Aish, Namjoon-ah. Sadarlah!" Pinta Hoseok yang tidak semabuk Namjoon.
"Yoori. Aku ingin Yoori." Jawab pria bernama Namjoon itu melantur.
"Akan ku beri kau Min Yoori jika kau sadar." Ucap Hoseok pasrah.
"Ya, berikan aku Yoori sekarang juga. Beritau padanya bahwa aku sangat mencintainya. Aku ku hancurkan hidup seseorang yang berani menggangu Yoori." Ujar Namjoon yang sedang berada entah di alam apa.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang